Part 10

551 60 0
                                    

VOTE & COMMENT

             Dasha mengetuk kamar asrama nomor 31. Nam membukakan pintu kamarnya dan menyapa ceria pada Dasha yang berdiri didepan pintu. Irin terlihat  tengah fokus mengetik sesuatu dilaptop hingga butuh satu menit Ia menyadari kedatangan Dasha malam ini.

        "Sepertinya kau sibuk"seru Dasha sambil duduk ditepi kasur. Sedangkan Nam hanya melirik keduanya dan kembali pada ponselnya dengan posisi tengkurap diatas kasur.

        "Hanya sedikit menyelesaikan tugas dari guru Soul, maaf Dasha"respon Irin kemudian menutup laptopnya dan menggeser sedikit kursi belajarnya menghadap kearah Dasha

        "Aku tertarik pada Becky" kata Dasha berterus terang pada Irin
        "What?"pekik Nam segera duduk dan menoleh kearah Dasha penasaran sementara Irin hanya merespon senyum.
        "Apa.. ada yang salah?"pikir Dasha menatap secara bergantian kearah Irin dan Nam. Irin menggeleng cepat.

        "Jika kau tertarik pada Becky, aku sarankan kau harus lebih cepat melakukan pendekatan pada Becky mulai sekarang" Irin menatap serius pada Dasha yang mengernyit bingung, tidak mengerti.
         "Apa Becky sedang dekat dengan seseorang?"tanya Dasha menyelidik
         "Tentu saja, yang kutau Becky cantik, berbakat dan.. pekerja keras"sahut Nam
         "Aku sedang tidak bertanya padamu Nam"geram Dasha
         "Itu hanya saranku saja Dasha, ini sudah malam.. butuh satu jam untuk perjalanan sampai alamat Becky. Besok akan aku sharelok"jelas Irin pada Dasha
        "Tidak bisakah sekarang?"pinta Dasha tidak sabar dan Irin menggeleng tidak.

        "Aku rasa tujuan Becky kembali kesana untuk beristirahat"Irin tersenyum lebar meyakinkan Dasha sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu toilet. Ekspresi Nam menampakkan prihatin kearah Dasha dan memberi kepalan satu tangan keudara untuk menyemangati Dasha. Gadis itu segera melangkah keluar dari kamar Nam dan Irin dengan wajah lesu.

           Freen dan Becky sedang berkumpul bersama anak anak panti dengan senang diruangan tengah. Freen berkumpul bersama anak panti laki laki sedang memainkan mobil mobil an sedangkan Becky tengah bermain boneka bersama anak anak perempuan. Mereka anak anak tampak rukun bermain bersama.

          Bibi Beer datang dengan membawa dua buah piring lebar berisi potongan buah segar kearah anak anak panti. Perasaan anak anak terlihat sangat senang dan antusias kemudian berlarian menghampiri bibi Beer hingga bibi Beer membuat peraturan pada mereka untuk duduk melingkar besar dengan rapi dan memakan buah secara bergantian.

           Freen menoleh kearah Becky yang tersenyum lebar memperhatikan kebersamaan anak anak dengan Bibi Beer. Wanita usia 30 an itu begitu sabar kepada anak anak. Freen sedikit berdeham dan menggeser pantatnya mendekati Becky.

       "Becky, ibu sudah siapkan sepiring potongan buah untukmu dan Freen. Bawalah kekamar untuk kalian makan"seru Bibi Beer menoleh pada Becky kemudian fokus kepada anak anak kembali. Mendengar itu Becky segera berdiri dan Freen ikut menyusulnya dibelakang. Becky menghampiri anak anak yang tengah menikmati camilan buah mereka malam ini.

        "Setelah selesei makan, cuci muka dan sikat gigi kalian ya. Selamat malam semua!"seru Becky pada anak anak
        "Siap! Selamat malam kak Becky, kak Freen"balas anak anak kompak dan tersenyum kearah mereka.

            Freen masuk kedalam kamar terlebih dulu dan mengambil ponselnya diatas nakas. Ia manautkan alisnya bergantian setelah menatap kearah ponsel yang menampilkan beberapa notif kemudian Ia segera berjalan keluar dari kamar dengan fokus kearah ponselnya.
           Becky melihat Freen keluar dari kamar dengan membawa sepiring potongan buah. Ia menghela napasnya ketika Freen tidak menyadari keberadaannya. Becky segera memasuki kamarnya.
      
       "Ada apa pak Man?"tanya Freen disebrang telpon
       "Kau dimana nona Freen?nenek menanyakanmu hari ini"jawab pak Man
       "Bilang saja pada nenek, aku sedang pergi berlibur bersama temanku"ucap Freen asal
       "Baiklah, sepertinya nyonya Sarocha merindukanmu hingga dihari libur dia sering menanyakan keberadaanmu nona sarocha"jelas pak Man disebrang telpon
       "Bilang saja besok aku akan mengunjunginya sebentar"kata Freen dan mematikan panggilan telponnya. Ia menghembuskan napasnya panjang dan kembali masuk kedalam rumah panti.

           Becky tersenyum sendiri membalas pesan diponselnya hingga kehadiran Freen masuk kedalam kamar tidak mengejutkannya. Gadis itu hanya sekilas melirik Freen yang meletakkan ponselnya diatas nakas kemudian mengambil sepiring potongan buah tersebut untuk dinikmati setelah duduk ditepi kasur.

       "Emm buah yang segar"seru Freen menikmati potongan buah itu dengan senang dan Becky masih fokus menatap kearah ponselnya.

       "Siapa yang berani membuatmu tersenyum sendiri" Freen bertanya pada Becky dengan tiba tiba berdiri tepat dibelakang Becky dan melihat notif balasan yang ternyata dari William.
       "Yak Freen! Sejak kapan kau berdiri dibelakangku"Becky menoleh kebelakang dan menemukan Freen tengah menampakkan wajah setengah kesal.
       "Cih"desis Freen mengalihkan wajahnya kearah lain dan kembali duduk ditepi kasur. Kini kentara sekali diraut wajah Freen yang begitu kesal. Sementara Becky yang masih memperhatikan pergerakan Freen segera menghampiri gadis itu dan duduk disebelahnya dengan tersenyum lebar.

       "Aku dan William hanya teman Freen"ucap Becky tanpa sadar menjelaskan hubungannya dengan William pada Freen.
       "Lalu, bagaimana dengan kita? Kita masih saling mencintai kan?"Freen menatap serius pada Becky. Sementara mulut Becky terkunci hingga terdiam beberapa detik dengan kedua matanya berkaca kaca menanggapi kalimat dari Freen. Ups! Seharusnya ia tidak harus menjelaskan kalimat itu pada Freen kan.

       "Bec, aku tau hatimu masih untukku"kata Freen sambil menggenggam tangan Becky yang mulai terkulai lemas mendengar kalimat yang keluar dari Freen. Semua yang dikatakan Freen benar. Mereka saling mencintai dan hati Becky masih selalu ada untuk Freen. Tapi.. sesuatu yang membuat Becky tidak percaya diri dengan hubungan mereka adalah nenek Freen tidak akan merestui hubungan mereka.

       "Aku akan menaruh sisa buah kedalam kulkas" Becky melepaskan tangan Freen dan beranjak dari duduknya, segera mengambil piring yang masih tersisa potongan buah diatas nakas.
       "Apa dihatimu sudah tidak ada untukku?"Kalimat Freen membuat langkah Becky berhenti dan seketika air mata jatuh dari pelupuk matanya. Becky menahan tangis isaknya dan bergegas keluar dari kamar.

           Becky memasukkan sisa potongan buah kedalam kulkas kemudian ia tidak memutuskan langsung kembali ke kamar tapi ia memilih duduk disalah satu meja makan. Becky butuh waktunya sendiri untuk meredakan pikiran dan perasaannya yang sedang kalang kabut.
           Setelah membutuhkan waktu beberapa menit, Becky segera kembali ke kamar dan tidak lupa membawa segelas air putih untuk diminum bersama obatnya ke dalam kamar.
           Suara gemercik air didalam kamar mandi membuat Becky menarik napasnya lega. Ia tau Freen berada didalam sana. Becky mengambil obatnya dilaci meja belajar dan meneguknya bersama segelas air putih tersebut.

            Freen keluar dari dalam kamar mandi setelah lima belas menit ia menghabiskan waktunya didalam. Ia melihat Becky sudah meringkuk tidur miring ke kanan ditepi kasurnya. Freen bergerak dengan hati hati saat menaiki kasur kemudian menyelimuti tubuh Becky sampai kebahu. Ia tersenyum menatap Becky meski hanya menampakkan wajah samping gadis itu. Freen mengelus rambut Becky kemudian mengecup singkat kepala Becky.

        "Selamat malam and.. i love you"bisik Freen ditelinga Becky. Tanpa sadar Becky menyunggingkan senyum manisnya dan melanjutkan tidurnya kembali. Freen tanpa mengetahuinya segera menyusul tidur disamping Becky.

.
.
.

BERSAMBUNG

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang