Part 8

493 51 2
                                    

           Freen menggigit kecil kuku dijari tangannya sembari mondar mandir dengan pikiran yang semrawut dan gelisah didalam kamar besarnya sekarang. Ia sedang bertanya tanya bagaimana dirinya bisa bersama dengan Becky tanpa suatu paksaan dan seperti dulu. Ia takut jika Becky semakin menjauh darinya.

          TOK!!TOK!! Seseorang tiba tiba mengetuk pintu kamarnya hingga Freen mendongak menatap pintu, heran.

     "Dasha?!"seru Freen terkejut melihat Dasha sudah sempoyongan didepan pintu. Apa yang terjadi dengan gadis itu sampai nekad minum alkohol? Tanpa aba aba Dasha melenggang masuk kedalam kamar Freen dengan kekuatan tubuh yang masih tersisa.
Sedangkan Freen segera menuntun Dasha dan merebahkannnya diatas kasur.

     "Freen kemarilah!"ucap Dasha dengan tangan sedikit melambai layu kearah Freen sedikit cekikikan.
     "Tidak! Mulutmu bau alkohol"tegas Freen segera beranjak dari kasur dan menjauhi Dasha.

      "Baiklah..kau tau? apa yang kulihat tadi"pekik Dasha dengan suara efek alkoholnya. Entah berapa gelas alkohol yang gadis itu teguk hingga terlihat jelas raut diwajahnya menunjukkan kesedihan namun terkadang ia tutupi dengan cekikikan sendiri.

      "Ini minumlah"Freen menyodorkan air putih setelah susah payah memposisikan Dasha untuk duduk. Sementara Dasha hanya patuh dan meneguknya habis.

      "Aku melihat ayahku menganiaya ibuku didalam ruangan rumah sakit" Dasha angkat bicara pada Freen dan kini posisi mereka duduk bersebelahan ditepi kasur. Raut diwajah Freen berubah berkerut menatap Dasha prihatin.

      "Bukankah itu sudah terjadi setelah perusahaan ayahmu bangkrut Dasha, harusnya Ibumu menceraikannya saat itu juga"jelas Freen sesekali menahan tubuh Dasha yang tergoyah lumpuh dari duduknya
      "Aku tau, tapi setelah itu.. aku diam diam mengikuti ayahku" Dasha sontak memeluk erat Freen dan menangis sesenggukan dibahu gadis itu. Freen yang merasakan bahunya basah segera mengusap lembut punggung Dasha.

      "Kau menyaksikan apa setelah diam diam mengikuti ayahmu"tanya Freen dengan suara hati hati
      "Dia selingkuh Freen..dia bermain bersama wanita lain dibar"jawab Dasha dan tiba tiba tubuhnya merusut dari pelukan Freen hingga terjatuh diatas kasur.

      "Yak..Dasha! Kau kenapa?"Freen panik dan menepuk pipi Dasha secara bergantian sambil salah satu jarinya terdiam diudara masuk hidung gadis itu.  Oh.. syukurlah gadis itu masih bernapas dengan baik.

            Irin meninggalkan kamar Becky karna jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Becky duduk disandaran hardboard kasurnya sambil menatap langit langit atap didalam kamarnya. Ia juga sedikit melembungkan kedua pipinya seperti mirip ikan buntal sambil kedua jari jemari tangannya terus bergerak kesana kemari tidak jelas dipangkuannya tersebut.

      "Apa setelah diam diam memberikanku Milktea, dengan seenaknya kau tidak ingin tau keadaanku sekarang Freen"Becky tanpa sadar melontarkan kalimat yang telah mengganggu pikirannya sedari tadi.

      "Yak Becky! Kau harus sadar, Freen bukanlah takdirmu"decak Becky sambil mengacak rambutnya sedikit frustasi. Pasalnya, setelah tujuh bulan lalu Nyonya Sarocha yang mengatur pertemuan dengan dirinya secara pribadi. Wanita tua itu sudah mempertegas pada Becky bahwa selain gender mereka yang sama, status sosial, juga satu kalimat terakhir yang berhasil membuat nyalinya mengecil didepan nenek Freen waktu itu. Wanita tua itu mengatakan pada Becky yang tidak memiliki anggota keluarga jelas asal usulnya dan bagi Becky itu terasa amat sakit, walau memang benar kenyataannya.

           Becky menghela napasnya panjang setelah berusaha untuk tidak menangis seperti pertama kali ucapan dari wanita tua itu terdengar ditelinganya. Ia menarik selimutnya dan segera merebahkan tubuhnya segera tidur.

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang