Part 7

524 51 0
                                    

"Syukurlah, nyeri pada bahu mu tidak parah. Jadi.. aku akan memberi obat pereda sakit untukmu"ujar Dokter diruang kesehatan pada Becky

"Temanku ini pekerja keras Dok, apa dia bisa melakukan aktivitas seperti biasanya?"tanya Irin kemudian
"Jika kau ingin cepat sembuh, aku sarankan selama beberapa hari ini kau tidak boleh melakukan sesuatu yang berat dulu"jawab dokter tersebut. Setelah selesai dokter memberi obat, wanita itu segera pergi meninggalkan ruangan.

"Kau dengar kan Bec, aku rasa kau harus berhenti dulu kerja part timemu selama tiga hari ini"tegas Irin dan William ikut mengangguk setuju
"Baiklah, aku juga ingin sembuh. Sekarang kalian masuklah kekelas"pinta Becky pasrah
"Okay, kalau butuh sesuatu kau bisa menghubungiku Bec" Irin melayangkan ponselnya kearah Becky sebelum akhirnya keluar ruangan bersama William.

Becky menghembuskan napasnya sedikit lega meski sesekali masih terasa sakit dibahu kirinya. Ia melirik air minum dinakas sebelah kirinya, dengan gerakan susah payah Ia berusaha duduk dari bangkarnya untuk mengambil segelas air putih tersebut.
Freen berdiri disamping pintu ruang kesehatan dan memperhatikan setiap gerak gerik yang dilakukan Becky dengan tangan didepan dada sedari tadi. Miris. Ia melihat Becky yang berusaha meraih segelas air putih namun yang baru saja diraih malah obatnya.

"Kau butuh bantuan?" Becky mencari asal suara yang tidak asing baginya selama ini dan menemukan Freen berjalan menghampirinya dengan santai.

"Tidak, jika itu bantuan darimu"
"kau sedang lemah sekarang dan sudah sepantasnya, jika aku harus peduli pada orang yang sakit" Freen mengambil segelas air putih itu dan memberikannya pada Becky. Dengan terpaksa Becky menerima air minum dari Freen segera meneguknya kemudian meminum obat pereda nyeri tersebut.

"Aku masih begitu mempedulikanmu Becky," kata Freen sambil mengambil gelas kosong dan obat itu dari tangan Becky. Sementara Becky dengan perlahan merebahkan punggungnya dibangkar tanpa menoleh kearah Freen.

"Aku juga tidak akan mencari lagi alasan apapun yang selama ini kau tutupi dariku" Freen berkata lagi dan Becky hanya mendengus samar dengan wajah masih menoleh kekanan mencoba tidak peduli terhadap Freen.
"Aku ingin istirahat, kau bisa kembali kekelasmu Freen dan terimakasih atas bantuanmu tadi"ucap Becky dengan mata sudah berkaca kaca

"Aku lebih nyaman disini dan akan tidur dibangkar kosong"balas Freen dan langsung merebahkan punggungnya disamping bangkar sebelah kanan Becky sambil menutup gorden dengan sikap keras kepala.

Beberapa menit kemudian Becky mengalami ngantuk yang cukup berat dan akhirnya dirinya tidak bisa menahan kedua matanya untuk berusaha tidak tidur. mungkin itu berasal dari efek obat yang telah dia minum tiga menit yang lalu.

Freen merasa keadaan terdengar hening, ia sedikit demi sedikit mengintip seseorang dibalik gorden dan menemukan Becky tengah terlelap tidur. Gadis itu menarik gordennya lagi kemudian segera bangun dari posisi tidur. Freen berjalan mendekati nakas Becky dan menjepret obat tersebut.

'DERRRTTT!' Suara ponselnya berdering. Freen bergegas keluar ruangan dengan satu tangan mengangkat telpon dari seseorang.
"Kau tidak perlu khawatir karna aku sudah mengecek efek Obatnya yang cukup berjalan dengan baik nona, anda tidak perlu khawatir"ucap seseorang disebrang telpon
"Iya aku tau, aku juga melihatnya langsung tertidur karna efek obat itu. Tapi bisakah pak Man membelikan obat seperti itu yg berkualitas sangat baik dan cepat untuk proses penyembuhannya" Freen berbicara pada pak Man dan memerintah pria tua itu.
"Jangan lupa belikan beberapa buah segar dan milktea, akan kutunggu secepatnya. Terimakasih pak Man"lanjut Freen kemudian menutup ponselnya.

Freen berjalan memasuki ruangan kesehatan lagi dan berdiri disamping Becky yang masih tertidur tanpa terusik sekalipun. Gadis itu terlihat bayi tidur yang sangat menggemaskan. Freen terus memperhatikan wajah Becky dan sesekali menatap tubuh gadis didepannya sedikit prihatin. Pasalnya, tubuh gadis itu jauh lebih kurus setelah tujuh bulan lalu.

Freen menarik satu kursi dari sudut ruangan dengan hati hati dan duduk disamping kiri Becky. Ia tersenyum menatap wajah gadis yang dirindukannya selama ini. Meskipun masih terbayang dibenaknya betapa kejamnya gadis itu saat tujuh bulan lalu menghindarinya tanpa penjelasan apapun.

"Apa kau tidak merindukanku Becky?"ucap Freen sambil meraih tangan Becky dengan mengelusnya lembut
"Kali ini aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku begitu saja"tegasnya pada Becky yang masih memejamkan mata kemudian mencium singkat punggung tangan mungil tersebut.

Jam istirahat Irin dan Nam berniat mengunjungi Becky diruang kesehatan. Mereka berjalan bersama dengan sedikit obrolan ringan dan tidak sengaja berpapasan dengan Dasha saat melewati kelas Musik.
"Kalian ingin kemana?"tanya Dasha ingin tau
"Mengunjungi Becky, Dasha"jawab Nam
"Aku ikut"Dasha menarik lengan Nam dengan manja dan membuat Irin yang melihatnya sedikit risih.
"Baiklah, ayo kita pergi bersama"ucap Nam dengan senang. Baru dua langkah berjalan, mereka melihat Freen tengah berjalan santai kearah mereka.

"Freen, darimana saja kau? Kau bahkan membolos dijam pelajaran pertamamu hari ini"decak Dasha sedangkan Freen hanya diam dan berjalan melewati mereka tidak peduli.

"Ya sudah, ayo kita mengunjungi Becky sekarang"ajak Irin kemudian

Becky mengerjapkan kedua matanya dan sedikit meregangkan ototnya namun bagian bahu kirinya masih terbilang kaku dan sedikit nyeri. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan kembali posisi semula.

"Yak, dia sudah pergi?"pikir Becky saat melihat bangkar disebelahnya kosong. Ia masih ingat sebelum dirinya terbius tidur Freen tidur disitu. Kemudian Becky mendongak kearah pintu ruangan dan menemukan tiga gadis sedang berjalan menghampirinya dengan ceria.

"Bec, kau sudah enakan?"tanya Irin dengan nada khawatir
"Aku sudah lebih baik Irin, bahkan obat yang kuminum langsung bekerja, hingga aku tertidur pulas tadi"jawab Becky tersenyum tipis

"Wah lihat! Ada buah segar dan milktea? Kau memesan sendiri Bec"seru Nam yang menyaksikan beberapa buah segar dan milktea diatas nakas. Becky yang ikut melihatnya mengernyit heran. Sementara Irin teringat kejadian pertemuan singkat dengan Freen tadi.

"Aku tau, pasti dia kan Bec"goda Irin terkekeh kecil
"Apa sepulang sekolah mau kuantar kerumah sakit Bec? Kebetulan ibuku juga salah satu dokter dirumah sakit"kini Dasha ikut bersuara setelah terdiam bingung sebentar untuk mengawali pembicaraan seperti apa.

"Terimakasih Dasha, aku hanya butuh istirahat saja dikamar asrama"tolak Becky tidak enak sebetulnya

"Ini minumlah milktea mu Becky, pasti akan terasa segar dan bahagia"Irin menyodorkan sebuah milktea pada Becky dengan cekikan
"Kau beruntung sekali Becky, diam diam ada yang mengagumimu"sahut Nam tersenyum dan Becky hanya terdiam canggung sambil menyeruput milktea nya dengan malu.

"Aku tau ini pasti darimu Freen"bathin Becky tanpa sadar dirinya menyunggingkan senyum merekah dibibirnya.

Sepulang sekolah William keluar kelas dengan cepat, Ia bahkan tidak mendengarkan panggilan dari Hong. Dengan napas yang masih terengah engah William berhenti didepan pintu ruang kesehatan. Setelah mengambil napas dalam dalam laki laki itu memasuki ruangan.

"Bec! Aku bantu"seru William saat melihat Becky tengah duduk untuk bersiap pulang
"Em, terima kasih Willy"respon Becky yang sedikit terkesiap melihat kedatangan William.

"Sial! Aku kalah cepat dari dia"umpat Freen menyaksikan Becky bersama William didalam ruangan lewat celah pintu. Freen menghela napasnya panjang dan pergi begitu saja

Dikoridor Irin dan Nam melihat William sedang berjalan pelan dengan Becky. Mereka segera pergi menghampiri Becky.

"Biar kami saja yang membantu Becky, willy"ucap Irin pada William
"Okay.. Kalau terjadi sesuatu segera hubungi aku Becky"ujar William penuh semangat
"Apa seseorang yang diam diam mengirim buah segar dan Milktea itu darimu Willy"pikir Nam menatap tajam William sedangkan ekspresi William terlihat bingung tidak mengerti.

"Sudahlah Nam, kenapa kamu jadi ingin tau.. ayo bantu Becky"tegur Irin dan membuat Nam mengangguk pasrah.
"Aku akan pergi, cepat sembuh Becky"pamit William sebelum akhirnya meninggalkan mereka bertiga.

.
.
.
BERSAMBUNG

Hai Readers🤚
Don't forget to Vote & comment🥰

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang