Part 18

378 43 3
                                    

Vote & Koment

           Setengah jam lagi parttime kerja Becky selesei. Terlihat beberapa pelanggan sudah mulai meninggalkan Coffeshop hingga tersisa satu pelanggan dari balik punggungnya dengan bertopi cream.
     "Bec, ada pelanggan disana. Dia hanya ingin kau yang melayani dan memberikan pelayanan terbaik, cepatlah"ucap salah satu barista itu dan Becky segera menghampiri meja pelanggan tersebut.
     "Selamat malam, ada yang ingin anda pesan?"Becky bersiap menulis pesanan kedalam nota namun tidak ada jawaban dari pelanggan it hingga Becky mencari wajah gadis itu dan.. melihat Freen mendongak dengan tersenyum sambil melambai tangan kearahnya.
     "Freen? Kau mengerjaiku huh"decak Becky sedikit kesal dan Freen meresponnya dengan terkekeh lucu
     "Ini sudah hampir tengah malam Freen, pulanglah"
      Becky segera meninggalkan Freen akan tetapi gadis itu mencegahnya dengan berdiri menghalangi langkah Becky didepan.
     "Aku pesan Americano 1"Kata Freen lalu mendekatkan wajahnya ditelinga Becky.
    "kita akan pulang bersama"
     "Tidak Freen, jam kerja ku masih setengah jam lagi"tolak Becky cepat
     "Huh, lagi lagi kau menolakku. Pulanglah bersamaku Becky dan aku akan menunggumu disini sampai kau selesei"tukas Freen dan kembali duduk sedangkan Becky hanya mendesah pasrah segera kembali ke kasir.

          Friend memberikan Rain yang berada dalam gendongannya pada guru Prin. Setelah empat hari guru Prin bersama ibunya membuka Cafe, tempat itu selalu rame pengunjung sementara mereka masih menunggu karyawan baru untuk datang. Akan tetapi belum dapat.
           Belum lagi pagi tadi istri dari guru Prin sedang melahirkan dirumah sakit sehingga ibu dari guru Prin bergantian menjaga menantunya dirumah sakit dan kini giliran guru Prin yang menyusulnya kesana lagi.
     "Terimakasih Friend dan setelah ini aku akan pergi kerumah sakit menjemput nenek Rain"kata guru Prin sambil menenangkan Rain didalam pelukannya
     "Rain terlihat lelah guru, apa sebaiknya Rain bersamaku saja"ucap Friend prihatin
     "Ini bahkan sudah jam 11 malam Friend, kau juga butuh istirahat. Terimakasih karna sudah mau membantuku setengah hari ini dengan menjaga Rain" guru Prin tersenyum dan mereka berjalan keluar cafe bersama.
     "Hati hati guru Prin!"Friend sedikit berteriak begitu guru Prin memasuki mobilnya dan mulai melesat pergi.

      "Aku ingin kita tidur bersama dikamar asramaku Becky" Freen menarik tangan Becky memasuki lift dan segera menekan tombol lantai 3. Becky masih tercengang dan mencerna dengan kalimat Freen tadi. Dia sedang bercanda bukan? Lalu Becky buru buru mendekati tombol lift dan Freen sedikit mendorong Becky hingga terhimpit kedinding lift. Tak terasa lift bergerak dengan cepat. Pintu lift terbuka dan suasana sangat sepi. Freen menarik paksa Becky menuju kamar asramanya.

      "Freen, ini pemaksaan namanya!"teriak Becky begitu memasuki kamar asrama Freen. Sedangkan Freen tidak menggubris ucapan Becky dan setelah berhasil mengunci pintu, ia duduk ditepi kasurnya.
      "Duduklah Becky, aku hanya ingin kita tidur bersama. Itu saja"ucap Freen
      "Tidak, aku ingin kembali ke kamar asramaku"sergah Becky cepat
      "Baiklah, jika begitu aku yang akan tidur dikamar asramamu, ayo"kata Freen segera beranjak mulai mendekati pintu.
       "Becky.."panggil Freen yang melihat Becky terdiam. Seperti menimang sesuatu.
       "Tidak jadi, aku yang akan mengalah"tutur Becky membalikkan tubuhnya dari Freen.
       "Baiklah, lagipula kamar disini lebih luas dan hanya aku penghuni kamar asrama dilantai 3"Freen mulai melontarkan kalimat sombongnya sementara Becky memutar bola matanya malas. Becky berpikir.. Jika dia bersikeras kembali keasrama dan Freen bersikeras ikut bersamanya, mungkin besok beberapa murid yang tinggal dilantai 4 akan heboh dengan adanya mereka bersama dalam satu kamar sedangkan jika berada diasrama Freen hanya merekalah yang tahu.

         Freen mendekap tubuh Becky dari belakang dan mencium pipi chubby itu gemas. Becky meresponnya dengan tenang meski sedikit merasakan desiran panas ditubuhnya. Pipi Becky merah merona.
      "Aku selalu merindukanmu Becky"bisik Freen dan Becky melenguh kecil saat Freen mengendus telinga belakangnya.
      "Aku juga merindukanmu Freen"bathin Becky
      "Freen, aku akan membersihkan diriku dan istirahat" Freen segera melepaskan kedua tangannya sedangkan Becky dengan cepat menghilang dari balik toilet.
      "Tidak ada yang lebih menggemaskan selain dirimu Becky"gumam Freen tersenyum menatap kosong pintu toiletnya.

          Semua murid yang mendapat beasiswa disekolah King Asrama berkumpul diaula. Beberapa mereka tampak gugup, ada yang masih terus melatih bakat dan.. berusaha duduk tenang didalam ruangan. Becky duduk disalah satu bangku kosong diantara mereka. Kedua kakinya terlihat bergerak secara bergantian dengan raut ekspresi sedikit tegang.

       "Para dewan sudah hadir! Kita masih punya waktu 5 menit untuk mempersiapkan diri"seru salah 1 murid memberitahu. Mendengar itu Becky mengatur napasnya beberapa kali berusaha tetap tenang.

        Disebuah Rumah sakit Freen melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat vvip dan berpapasan dengan pak Man lalu mereka duduk disalah satu kursi depan ruangan. Selama mereka duduk belum ada percakapan diantara mereka.
       "Untuk kejadian waktu itu, maaf. Aku tidak bisa bungkam lebih jauh, nona" pak Man mengucapkan kalimatnya penuh menyesal.
       "Aku tidak bisa menyalahkan semuanya pada pak Man"kata Freen menoleh pada pak Man "Nenek.. diam diam sudah mengetahuinya terlebih dulu.. dia, wanita tua yang licik"Freen tersenyum masam
      "Tujuan nyonya sarocha mengundang nona makan malam itu, karna nyonya sarocha sangat merindukanmu, bahkan dia rela menunda perawatan inapnya untuk bisa makan bersama nona"jelas pak Man dan Freen menghela napasnya berat
       "Sudah berapa lama penyakit nenek pak Man, apa selama beberapa hari terakhir nenek baik baik saja?"freen menatap serius pada pak Man dan pria itu menarik napasnya beberapa detik
       "Sudah setahun yang lalu, hanya saja.. gejalanya baru dirasakannya 1 bulan terakhir ini nona"
      "Sebenarnya penyakit apa yang sedang diderita nenek?"tanya Freen dengan kedua mata sudah berkaca kaca.
      "Ginjal kronis, dan kata dokter nyonya sarocha sudah mengalami beberapa gejalanya beberapa hari terakhir ini hingga membuatnya drop hari ini"jawab  pak Man kemudian menundukkan kepalanya ikut sedih dan prihatin.
      "Kuharap nona tidak menunjukkan rasa sedih nona dihadapan nyonya Sarocha, beliau begitu menyayangi nona"tambahnya
      "Huh, benarkah? Bahkan itu terdengar tidak adil oleh Dasha sebagai cucu terakhirnya"desis Freen memalingkan wajahnya sambil mengusap kedua pipinya yang basah.

       Becky menarik napasnya sebelum akhirnya musik mulai mengiringi tariannya diatas panggung. Beberapa dewan yang menghadiri acara itu nampak memperhatikan gerakan yang dimainkan Becky. Sementara Anne sejak awal memandangi wajah gadis itu daripada fokus pada penilaian.
      Setelah penilaian selesei dilakukan kepada 50 murid beasiswa. Kini beberapa dewan tengah berkumpul diruangan khusus seperti biasa dan Pong ikut menghadiri diskusi mereka.

     "Aku rasa, mereka layak mendapat beasiswa itu dan tidak ada masalah"ucap tuan Sam pertama kali
      "Lalu bagaimana dengan nyonya Sarocha yang tidak bisa menghadiri acara ini?"tuan Mike mengeluarkan suaranya
      "Acara ini telah disepakati bersama tuan Mike, dan saya rasa tidak ada masalah dengan ketidakhadiran nyonya sarocha, apalagi.. jelas dia wanita pebisnis sukses bukan wanita berjiwa seni"sela Anne terdengar ketus
      "Bukankah Nyonya Ann pemilik agensi hiburan? dia pasti lebih bisa menilai bakat 50 murid tadi"bela tuan Pollawat dan semua dewan mengangguk setuju kecuali tuan Mike. Kali ini pria itu terlihat kesal.
      "Berarti, beasiswa untuk 50 murid itu tidak ada yang dicabut. mereka akan tetap mendapat beasiswa tersebut"tutur tuan Pong dan menutup diskusi. Tuan Mike beranjak dari kursinya dan melirik sinis kearah Anne sebentar kemudian keluar dari ruangan terlebih dulu.

       Irin dan Nam memeluk singkat Becky begitu gadis itu keluar dari aula. William dan Dasha juga ikut berdiri disana. Mereka bahkan membawa sebotol air putih dan sebatang coklat untuk Becky hingga Irin dan Nam terkekeh geli menyaksikan keduanya.
    "Apa ini hari spesial? Aku bahkan sebagai sahabat dekat Becky tidak membawa apapun"sindir Irin masih terkekeh
    "Aku membawa coklat untukmu Becky, agar kau lebih merasa tenang "kata Dasha memberikan sebatang coklat pada Becky begitu juga William yang ikut memberikan sebotol air minum baru.
    "Terimakasih Dasha, William"respon Becky menatap keduanya secara bergantian kemudian berpindah mencari seseorang disekitar. Nam paham apa yang sedang dirasakan Becky, menunggu kedatangan seseorang bukan?

    "Freen tidak masuk hari ini, bahkan sepertinya dia tidak tau ada acara untuk murid beasiswa disekolah"jelas Nam dan punggung Becky terkulai lemas. Pasalnya ia tiba tiba merindukan Freen.

.
.
.

BERSAMBUNG

Deal yeh, udah up 2x wkwk😃😛✌️

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang