Part 4

725 66 3
                                    

Pak Man membukakan pintu mobil belakang untuk nona Sarocha. Freen turun dari mobil dan berdiri sejenak menatap bangunan berdesain putih nan gagah dengan variasi warna gold itu yang menambah kesan mewah. Setelah mengucapkan terimakasih kepada pak Man, Freen segera melenggang memasuki rumah itu dengan raut wajah pasrah dan malas.

     "Freen.. kau sudah datang"suara wanita tua membuat langkah Freen berhenti ditengah ruangan tamu. Freen melihat dua orang tamu lainnya yang sedang duduk berhadapan dengan sang nenek.
     "Apa dia Freen, putri kecil yang sering menghabiskan waktunya bersama Nut?"kini seorang wanita berusia 30 tahun an ikut mengekspresikan perkataannya.
     "Benar, dia Freen teman kecil Nut, dulu .."respon wanita tua itu senang
     "Nut sayang, kenapa kau diam saja.. sapa Freen"tegur wanita berkulit putih itu lagi yang menjadi ibu dari Nut. Sedangkan Laki laki yang seumuran dengan Freen itu terlihat menyunggingkan senyum tipis pada Freen.
      "Kemarilah Freen, kita duduk bersama disini sampai pelayan sudah siap menghidangkan makan malam bersama kita"perintah sang nenek dan Freen hanya diam segera menghampiri sofa kosong yang berada disebelah Nut.
      "Jika dilihat dari dekat kalian terlihat sangat serasi sekali"goda ibu Nut dan disambut tawa kecil dari nyonya Sarocha dan..Nut yang tiba tiba ikut tersenyum dengan wajah sedikit tertunduk malu.

      "Apa kabar bibi Yaya dan.. paman Mike? kenapa aku tidak melihat paman disini"tanya Freen kemudian, Bagaimanapun kedua orangtua Nut sudah seperti orangtua bagi Freen sejak kecil, karna Yaya dan Mike juga begitu menyukai Freen sejak kecil dan telah menjadi teman kecil Nut sebelum keluarga kaya kedua setelah Pemilik Sarocha grup itu pindah ke London untuk sebuah pekerjaan disana.

      "Kabar bibi jauh lebih baik nak Freen.. dan paman kebetulan ada pertemuan pribadi dengan beberapa dewan sekolah king arts of dorm"jawab wanita elegan itu tersenyum menawan.
      "Nut bilang, kalian satu kelas? Kalian sudah bertegur sapa kan disekolah?"sang nenek menoleh kearah Freen dan melihat wajah cucunya yang sedikit terkesiap oleh pertanyaan wanita tua itu.
      "Itu.. kami hanya-"
      "Kami sudah bertemu nek"sela Nut tersenyum lebar pada nyonya Sarocha. Tidak lama kemudian seorang pelayan ketua berdiri disamping majikannya dan sedikit berbisik menyampaikan sesuatu.
       "Baiklah, kau bisa pergi"kata nyonya sarocha pada pelayan ketua tersebut.
       "Hidangan makan malam sudah siap, sekarang silahkan kita makan malam bersama" ajak nyonya sarocha pada nyonya Yaya dan putranya Nut juga cucu perempuan semata wayangnya, Freen.

          Sambil menikmati makan malam yang tersedia beberapa menu lezat dan enak di meja makan, diam diam nyonya Yaya mencuri pandangnya kearah Freen yang tengah mengambil nasi bergantian dengan Nut putranya yang duduk bersebelahan.
       "Apa kau akan menetap diThailand Setelah 3tahun berpindah diLondon?"kini wanita tua berambut pendek nan penuh uban putih dikepalanya menatap Yaya yang duduk disamping kirinya dengan tersenyum hangat.
       "Keputusan itu aku serahkan pada suamiku Mike, nyonya Sarocha. Bagaimanapun aku asli Thailand dan akulah yang paling merindukan untuk tinggal dinegeri ini"ucap Yaya tersenyum lebar. Sedangkan Freen dan Nut hanya sebatas mendengarkan pembicaraan kedua orang dewasa tersebut sambil menikmati makan malam mereka masing masing.

       "Aku harap urusan pekerjaan Mike sudah selesei disana dan kalian kembali menetap diThailand"kata Wanita tua itu antusias dan disambut senyum antusias dari Yaya juga.
       "Freen, setelah ini apa kau berniat menginap semalam disini"sang nenek bertanya dan menoleh pada Freen
       "Aku akan kembali nek, bagaimanapun aku berstatus tinggal dikamar asrama dan itu baru terjadi 2hari ini."jawab Freen menolak dan menatap serius pada sang nenek.

       "Biarkan aku yang mengantar Freen nek, kebetulan setelah ini aku juga ingin menikmati kamar asramaku mulai malam ini"sahut Nut pada nyonya Sarocha
      "Baiklah, aku harap Freen tidak menolak tawaran yang diberikan nak Nut"seru wanita tua itu tersenyum singkat dan disambut Yaya yang ikut mengangguk setuju. Sedangkan Freen hanya menghela napas pasrah dan segera melanjutkan sisa makan malamnya.

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang