Part 13

445 40 0
                                    

VOTE & COMMENT

             Becky keluar dari rumah sakit bersama Dasha. Mereka memasuki mobil dan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Becky menatap simpati kearah Dasha. Kejadian singkat yang terjadi  didalam ruangan tadi membuatnya sedikit paham titik permasalahan dikeluarga Dasha. Seperti umumnya, orang yang terlahir kaya tidak sepenuhnya merasakan kebahagiaan yang abadi.

        "Kau sangat menyayangi ibumu Dasha"puji Becky tersenyum dan Dasha menyunggingkan senyumnya sedikit.

        "Dulu aku sangat membenci ibuku, karna dia tergila gila dengan waktunya yang lebih banyak di rumah sakit, Becky"
        "Itu karna profesi ibumu sebagai dokter yang harus siap siaga 24 jam untuk pasiennya, Dasha" sela Becky menoleh pada Dasha sedikit gemas

        "Perusahaan ayahku bangkrut satu tahun yang lalu dan sekarang menjadi pria bajingan yang malamnya keluar bermain wanita lain kemudian paginya menganiaya istrinya"cerita Dasha sambil menyetir

        "Sepertinya, ayahmu sosok penyayang dan perhatian sebelum kebangkrutan yang dialami perusahaannya"pikir Becky
         "Benar, ayahku selalu ada untukku bahkan.. disetiap kesibukannya diperusahaan dulu"Dasha membenarkan ucapan Becky dan tersenyum mengingat kebersamaannya dengan sang ayah sebelum suatu keadaan merubah pribadi ayahnya.

             Freen dengan terpaksa ikut mengantar keluarga Nut keluar rumah. Wajah Freen sangat datar dan dingin namun kedua orangtua Nut tidak menyadari hal itu. Bahkan ibu Nut sempat memeluk Freen singkat sebelum memasuki mobilnya menyusul ayah Nut. Sedangkan Nut yang membawa mobilnya sendiri hanya diam berdiri disamping mobil sport merahnya dengan sorot kedua matanya tidak lepas kearah Freen, khawatir. Sebenarnya Nut sudah mengajak Freen kembali ke asrama bersama, namun gadis itu menolak dengan alasan ada sesuatu yang harus dikerjakan.

             Sementara nyonya Sarocha sekilas melirik cucunya, kemudian mengarahkan senyumnya kearah Nut yang membungkuk pamit dari jauh. Kini dua buah mobil hitam Mazda dan sport merah itu melesat pergi meninggalkan halaman rumah Sarocha.

        "Nona Freen ingin kemana?" Freen tidak menjawab sepatah katapun saat pak Man melihatnya berjalan melewatinya pergi

        "Biarkan dia pak Man"seru nyonya Sarocha mendesah kesal. Freen berjalan keluar gerbang dan sebuah taxi berhenti didepannya. Kathaleeya Sarocha yang melihat cucunya masuk dan pergi bersama taxi tersebut segera memasuki rumahnya.
         
          Becky dan Dasha turun dari mobil setibanya kembali ke tempat asrama mereka. William tersenyum menyapa Becky saat berpapasan dihalaman parkir. Mereka sempat mengobrol sebentar dan posisi Dasha hanya menjadi pendengar saja disana meski sedikit kesal karna mereka terlihat begitu akrab.

       "Jadi, itu mobil milik Freen"ucap William mulai mengerti
       "Freen sepupuku, wajar jika aku meminjam mobil darinya"pekik Dasha
       "Okay Becky, aku duluan"pamit William dan Becky tersenyum mempersilahkan. Kemudian Laki laki itu berjalan berlawanan arah dari asrama putri.
            
        "Sejak kapan kalian berteman Becky?"tanya Dasha ingin tahu

        "Baru 8 bulan mungkin, kebetulan kami satu ekskul beladiri"jawab Becky dan Dasha mengangguk paham. Kini pandangan Becky fokus pada gadis yang tengah terburu buru memasuki asrama putri. Becky tidak habis pikir dengan Freen yang tidak menyadari posisi dirinya saat ini. Sementara Dasha tidak menyadari kehadiran Freen yang lewat. Dasha kemudian mengajak Becky memasuki asrama putri.

            Freen menyandarkan punggungnya dibalik pintu kamar asramanya. Pikirannya berkecamuk hebat, hingga tangisannya pecah dan selalu menangis dengan sangat terisak sambil memeluk lututnya lemas.
           Bodoh. Itulah umpatnya didalam beban pikirannya seharian. Ia menyalahkan dirinya sendiri setelah mengetahui sedikit alasan Becky menghindar darinya selama tujuh bulan sebelumnya. Ia paham bagaimana perasaan Becky menghadapi seorang nyonya Sarocha waktu itu dan sedalam rasa sakit apa yang dirasakan kekasihnya waktu itu. Wanita tua itu ternyata seseorang yang kejam dan licik! Freen mengumpatnya penuh kekesalan dan kecewa berat.

           Keesokan harinya, sebagian murid bergumam kagum didepan sekolah. Sederet mobil mewah hitam terus berhenti menurunkan pejabat dan pengusaha sukses penting yang menjadi dewan sekolah diKing of School. Hari ini sekolah mengadakan rapat dewan diaula khusus.

        "Lihat! Itu Tuan Mike, ayah dari Nut"pekik siswi yang mengetahui
        "Lebih hebohnya lagi, ada CEO Ann dari perusahaan hiburan tersukses diThailand"seru yang lain
        "Lego beruntung sekali, sudah berbakat dan anak pemilik perusahaan hiburan"lanjut lainnya
        "Setelah selesei rapat mereka, aku harus berfoto dengan ceo Ann. Dia juga aktris dan model terkenal diParis"tambah salah satu siswi yang terus menatap keramahan wanita itu yang sedang berjalan memasuki lorong sekolah dengan senyum ramah dan manis.

            Nam dan Irin hanya terdiam melihat dua mobil selanjutnya yang berhenti tidak jauh dari tempat mereka. Itu ayah Nam dan Irin yang bergantian turun dari mobil masing masing.
            Dengan ekspresi yang sama diam dan bersikap acuh tak acuh Hong dan Tui menyaksikan kedatangan ayah mereka. Kemudian berlanjut mobil terakhir dari ayah William namun William tidak terlihat disana hanya guru Jirayu yang menatap biasa dari jauh.

            Bunyi bel masuk berdenting keras dan seluruh murid segera memasuki kelas mereka. Beberapa murid menampakkan ekspresi malas sambil terpaksa melangkah pasrah menuju kelas masing masing.

            Becky melirik jam ditangan kirinya dan benar saja Ia terlambat hari ini. Ia berjalan cepat melewati sepanjang koridor sekolah. Pekerjaan parttimenya semalam begitu padat dan terpaksa ia harus pulang larut malam. Bagaimanapun itu dihari kerjanya kembali setelah dua hari mendapat izin istirahat.

            Freen masih meringkuk malas diatas kasur. Gadis itu bergerak hanya sedikit dengan rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya. Ia tidak peduli dengan penampilannya tampak kacau pagi ini. Beberapa notif panggilan berdering diatas nakasnya dua detik yang lalu namun Freen menghiraukannya. Freen menarik bed covernya hingga menutupi seluruh tubuhnya sampai ujung kepala.

        "Kau terlambat Becky"bisik William yang duduk disebelah Becky
        "Benar, untung saja guru Jirayu masih mempersilahkan ku masuk kelas"balas Becky menghela napas lega kemudian berusaha fokus kearah guru Jirayu yang mulai memperagakan gerakan tarian didepan kelas.

            'PROK PROK PROK!!' Suara tepuk tangan menyelimuti ruang kelas musik. Guru Prin memberi nilai A untuk salah satu murid dikelasnya setelah menampilkan suara not dengan benar didepan kelas. Sedangkan salah satu dari siswi memutar bola matanya malas karna mendapat nilai C setelah penampilannya sebelum siswa tersebut.

          "Kau harus lebih semangat belajar lagi Dasha"pekik Tui setelah duduk dibelakang Dasha
          "Cih sombong sekali"umpat Dasha

          "Jelas saja ini bukan bidangmu Dasha, seharusnya kau berada dijurusan kesehatan seperti ibumu, membantu dan mengobati pasien di rumah sakit"goda Tui lebih mencondongkan kepalanya dibelakang bahu Dasha dengan berbisik sambil cekikikan dan seorang siswa melempar kertas kearah Tui hingga mengenai punggungnya. Tui menoleh dan memperhatikan sekitar, mencari siapa pemilik gumpalan kertas tersebut. Nut menunjuk dengan satu jari telunjuknya kearah gumpalan kertas itu pada Tui.

           "Jangan menggodanya"Tui menutup mulutnya rapat rapat setelah membaca kertas itu kemudian sedikit melirik kearah Nut dan terlihat laki laki itu kembali fokus pada guru Prin didepan kelas. Ia menarik napasnya lega walau sedikit aneh. Seorang Nut tiba tiba melakukan pembelaan pada orang lain. Ia tau, Nut laki laki yang pendiam dan cuek. Tapi kali ini dia tidak seperti biasanya.

.
.
.
BERSAMBUNG

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang