Vote & Koment
Tiga gadis cantik keluar dari pintu Lift. Becky tidak sengaja berpapasan dengan Irin dan Nam didalam Lift, kemudian mereka memutuskan berangkat bersama ke sekolah. Pintu Lift terbuka, Irin melihat Freen tengah berdiri didepan asrama lalu menyenggol lengan Becky untuk menyadari keberadaan Freen disana.
"Freen.."panggil Becky menghampiri Freen dan disusul Irin bersama Nam
"Semalam aku datang ketempat kerjamu tapi kau tidak ada disana, kau bermalam dimana Becky?"Freen bertanya langsung tanpa mempedulikan Irin dan Nam yang datang bersama Becky.
"Aku dan Nam akan berangkat dulu"pamit Irin sambil menarik tangan Nam segera meninggalkan mereka berdua. Kini Becky menghela napasnya
"Maaf Freen. Aku lupa mengisi batre ponselku kemarin, sehingga tidak mengabarimu lagi.. aku akan menjelaskannya padamu tapi tidak sekarang"kata Becky menatap Freen serius sementara ekspresi diwajah Freen terlihat begitu kesal dan gadis itu memalingkan wajahnya cemberut. Becky menahan tawanya.
"Bagaimana jika malam ini kita dinner?"ajak Becky kemudian
"Apa ini semacam suap?"cibir Freen menoleh pada Becky.
"Tidak. Ayo kita berangkat sekarang"ajak Becky menggandeng tangan Freen dengan senyum manis dibibirnya dan tatapan Freen tidak berhenti pada bibir sexy itu sebelum Becky menariknya pergi.
Beberapa murid laki laki sedang berkumpul dipinggir koridor sekolah. Bahkan dari mereka sedang berteriak senang pada salah satu mereka. Nut membawa sebuket bunga tulip merah diantara mereka dan semua temannya yang berkumpul bersamanya pun terus menggodanya dengan senang."Lihat! Freen datang"seru dari mereka menyadari kedatangan Freen bersama Becky dari ujung koridor. Nut mempersiapkan dirinya.
"Eh liat! sepertinya akan ada yang resmi berpacaran hari ini"pekik salah satu siswa didepan kelas "ayo kita lihat!"ajak siswa itu pada yang lain. Mendengar itu Irin dan Nam juga ikut berlarian kesana. Lego, Hong dan Tui yang kebetulan masih berada dikoridor juga berdiri disana."Freen, jadilah pacarku"ucap Nut setelah berlutut langsung didepan Freen. Semua memperhatikan keduanya dengan tatapan tidak percaya dan Iri. Sedangkan Becky masih terdiam disisi Freen dan perlahan genggeman tangannya melonggar dari Freen. Becky melarikan dirinya dari sorotan murid murid lain dan Irin segera menyusul Becky.
"Becky! tunggu"Freen berseru memanggil Becky namun tidak mendapat respon dari gadis itu.
"Terima! Terima!"seru murid murid lain kemudian. Freen memutar kedua bola matanya bingung pada pandangan semua murid yang sedang berpusat kearahnya.
"Nut, please! Berdirilah"kata Freen pada Nut yang masih berlutut dengan kedua tangan masih menyodorkan buketnya pada Freen. Nut berdiri dengan senyuman lebar dengan kesemangatan yang diberikan teman temannya.
"Maaf Nut, tapi aku alergi dengan tulip merah"tutur Freen lalu menerobos pergi dari kerumunan murid murid lain. Semua murid sontak terkejut melihat Freen berlari begitu saja dari Nut dengan tanpa menerima buket itu.
"Apa Nut ditolak?"pikir mereka
"Hei, bukankah mereka akan bertunangan"celetuk lainnya
"Sepertinya Nut terburu buru mengungkap perasaanya"pekik Tui menatap kasihan kearah Nut dan Hong mengangguk setuju sementara Lego tidak peduli lalu meninggalkan koridor. Nam juga mulai pergi dari kerumunan tersebut."Beck.."panggil Irin pelan. Meski terlihat Becky langsung memunggungi Irin, sahabatnya jelas tau bahwa Becky sedang terisak dibangku taman tersebut.
"Kenapa kau sangat sedih sekali, apa kau kembali lagi bersama Freen?"tanya Irin kemudian. Becky menghapus air matanya dan langsung memeluk Irin.
"Menangislah Becky, aku akan selalu disini menemanimu"kata Irin sambil mengelus punggung Becky, ikut sedih.
"Beck! Becky."seseorang memanggil Becky membuat Irin dan Becky melepas pelukan mereka lalu melihat sosok itu ialah Freen. Tidak lama kemudian diiringi bunyi Bel masuk.
"Irin, aku kekelas dulu"pamit Becky terburu buru tanpa mempedulikan kedatangan Freen.
"Biarkan Becky tenang terlebih dulu Freen"cegah Irin saat mengetahui Freen berusaha mengejar Becky. Freen menghela napasnya dan duduk disamping Irin dengan frustasi. Freen terlihat kacau.
"Jika kamu berniat kembali pada Becky, jangan sakiti dia lagi Freen"pesan Irin sebelum meninggalkan Freen sendirian."Ayo, masuklah anak anak!"perintah guru Soul pada semua muridnya dan kebetulan Nam lah yang terakhir masuk setelah Irin.
"Selamat pagi guru Soul!"sapa Nam pada guru Soul yang berdiri didepan pintu
"Cepatlah masuk Nam"pinta guru Soul sambil menggelengkan kepalanya dan kini Nam masuk kedalam kelas, duduk dibangkunya kemudian mencolek Irin yang duduk disebrang bangkunya
"Kau tau, Freen akan segera bertunangan dengan Nut"bisik Nam sambil menutup sebagian wajahnya dengan telapak tangan kanannya. Irin sedikit syok, namun gerakan mata guru Soul tengah terfokus kearahnya dan Nam. Irin segera melirikkan bola matanya kearah depan untuk memberi kode Nam untuk kembali fokus kedepan.
Lego berhenti didepan pintu kelas rupa yang sedikit terbuka. Ia memperhatikan dua orang yang sedang bergurau didalam ruangan dengan akrab. Friend dan guru Prin berada didalam sana sedang berbincang ringan."Apa kau tetap ingin dikelas ini Friend?"tanya guru Prin memastikan
"Aku sudah nyaman disini guru, apalagi ruangan vip ini hanya aku saja, itu membuatku jauh lebih bisa berkonsentrasi"jawab Friend tersenyum dan guru Prin melirik jam ditangannya
"Baiklah, kalau begitu guru akan datang kekelas, fighting!"ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya diudara memberi semangat pada Friend. Melihat guru Prin mulai meninggalkan ruangan itu Lego yang masih berdiri diluar segera melanjutkan langkahnya dengan satu tangan dimasukkan kedalam saku.Sebelum jam kelas berakhir, Becky mendapat pesan dari salah satu teman sekelas Freen langsung. Bahwa Freen akan menunggunya diatas Rooftop asrama sepulang sekolah. Becky melangkah keluar dari kelas dan Lego menyusulnya. Kini mereka berjalan pulang bersama.
"Ibu berpesan padaku untuk mengantarmu pulang kerumah. Bukankah kau dan ibu ada janji penting sore ini"ucap Lego dan mereka berhenti sebentar dikoridor.
"Tapi bisakah kau menungguku? Aku ada janji sebentar dengan seseorang" kata Becky menatap Lego
"Baiklah, aku rasa 20menit cukup jika jaraknya hanya sekitar sini"respon Lego kemudian mulai mendahului Becky.Freen menatap kosong pemandangan disekitar rooftop. Ia sudah berdiri dipinggir sana lima menit yang lalu sambil berharap Becky mau menemuinya. Freen membalikkan tubuhnya dan belum sempat ia menyandarkan punggungnya terlihat Becky berjalan santai menghampiri dirinya.
"Becky"panggil Freen tersenyum lega
"Ada perlu apa Freen?"ucap Becky dingin sambil memalingkan wajahnya
"Apa kau masih marah dengan kejadian pagi tadi? Sungguh, aku sama sekali tidak akan menerima Nut dan jatuh cinta padanya Becky"tutur Freen serius dan Becky terdiam sejenak menatap pemandangan disekitar. Angin sedikit berhembus sejuk lalu mengibarkan helaian rambut Becky juga Freen.
"Becky, lihat aku"Freen menangkup pipi Becky. Keduanya saling menatap sebentar namun Becky melepaskan tangan Freen dari wajahnya
"Kita jadi kan dinner malam ini?"tanya Freen kemudian
"Tidak. dan itu sudah tidak berlaku"jawab Becky cepat
"Kau membohongiku? Bukankah kau sendiri yang mengajakku dinner malam ini Becky"kata Freen terdengar kecewa
"Itu adil Freen. Kau juga membohongiku"sela Becky
"What? Apa yang membuatmu bisa berkata seperti itu Becky"tanya Freen bingung
"Hentikan Freen, sebentar lagi kau akan bertunangan dengan Nut! Dan.. hentikan perasaan kita" jawab Becky dengan nada sedikit tinggi
"Omong kosong! Kata siapa? Jika itu benar aku tidak akan menerima pertunangan itu Becky"teriak Freen dan Becky sedikit mengernyit aneh dengan kedua mata sudah berkaca kaca.
"Aku ada janji Freen. Dan selamat atas pertunangan kalian sebentar lagi"Becky membalikkan tubuhnya sambil menghapus airmatanya ia bergegas turun dari rooftop. Sementara Freen masih terdiam ditempatnya dengan menatap punggung mungil Becky yang kini sudah menghilang dari pandangannya..
.
.
.BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Dorm
RomanceMenceritakan kehidupan sekolah elit yang bertinggal di Asrama dan minat kelas sesuai kemampuan masing masing murid yang mampu dan berbakat. King art of Dorm's School tidak membedakan kasta kekayaan, pihak sekolah menciptakan adil bagi semua murid na...