Part 21

414 40 4
                                    

Vote & Koment

         Dasha merebahkan punggungnya disofa panjang milik ruangan sang ibu dirumah sakit. Ia menghembuskan napasnya beberapa kali dengan kesal sambil bolak balik miring ke kanan dan kekiri bak seorang anak kecil, membuat Um yang duduk dimeja kerjanya menghampiri sang putri ingin tau.

      "Kau masih disini sayang? Lalu dimana temanmu Becky?"tanya sang Ibu dan duduk disamping sang putri
      "Nenek begitu pilih kasih"ucap Dasha merajuk. Um membelai rambut putrinya lembut dan tersenyum
      "Kau harus tau, mungkin nenek bersikap seperti itu karna kau dan Freen berbeda nasib sayang"kata Um lembut
      "Bukankah nasibku sekarang juga tidak jauh beda dari Freen, tapi tetap saja nenek tidak menyayangiku"
      "Freen membohongiku bu, aku tadi kekamar nenek dan dia ternyata mencari Freen! belum lagi nenek begitu acuh terhadapku"cerita Dasha tidak terima
      "Kenapa Freen membohongimu sayang? Dan kenapa kau datang lagi menemui nenekmu?"tanya Um bingung
      "Freen bilang nenek mencariku dan aku datang kesana. Tapi begitu aku disana, nenek hanya mencari Freen dan tidak mempedulikanku dengan selalu meminta bantuan pak Man. Aku seperti patung"jawab Dasha menangis
      "Nenekmu kenapa keterlaluan sekali"decak Um memeluk putrinya

              Becky selesai memberi pesanan pada pelanggan datang, ia melihat Freen yang masih duduk santai diujung meja dengan bermain ponselnya. Becky hanya menggeleng senyum lalu kembali fokus bekerja.
      "Dia sudah satu jam disana, apa dia menunggumu lagi seperti kemarin?"tanya Barista lain pada Becky
      "Aku tidak memintanya menunggu, dan aku harap dia segera bosan disana dan pergi"jawab Becky terdengar tidak peduli
      "Kau tau dia sedari tadi bermain game diponselnya, dan.. lihatlah! Setiap kemenangan dia berdiri dari duduknya"ucap Barista itu lalu memperlihatkan gerak gerik yang dilakukan Freen disana. Terlihat beberapa pelanggan sedang memperhatikannya. Becky menahan tawa
      "Dia juga membayar lebih hanya untuk sewa mejanya"tambah barista itu dan Becky menghela napasnya.
       "Dia menghamburkan uangnya lagi"Bathin Becky menatap Freen

          Freen membiarkan ponselnya dimeja saat ada notif panggilan masuk. Setelah panggilan masuk selesei kini berganti notif pesan masuk. Ia mulai mengambil ponsel dan membuka isi pesan tersebut.

       From pak Man
"Nona Freen nenek mencarimu sedari tadi" Freen membacanya tidak peduli dan langsung mematikan ponsel. Ia melihat sekitar dan sudah sepi pelanggan. Becky datang menghampirinya sambil membawa tas untuk bersiap pulang.
       "Apa sudah selesai?"tanya Freen
       "Iya, ayo pulang"jawab Becky dan Freen mengulurkan tangannya membuat Becky mau tidak mau menjabat tangan Freen. Mereka saling menautkan jemari kemudian berjalan keluar.

      Freen membukakan pintu mobil depan penumpang untuk Becky dan mereka sama sama masuk kedalam mobil mulai meninggalkan tempat coffeshop.
       "Freen, apa kau setelah ini akan kembali ke rumah sakit?"tanya Becky dan Freen menggeleng kearah Becky sebentar
       "Tidak, tidurlah bersamaku Becky"jawab Freen sambil tersenyum miring dan kembali fokus menyetir sedangkan Becky melempar pandangannya keluar jendela, melihat jalanan sepi malam ini. Ia tahu Freen beberapa kali ini selalu memaksanya dan Becky tidak mudah untuk menolaknya. Kali ini Becky tidak melontarkan kata protes atau penolakan.

       "Masuklah"kata Freen mempersilahkan masuk Becky sesampainya mereka sampai didepan kamar asrama Freen.
       "Bec, besok hari libur. Apa kau ingin kita pergi kesuatu tempat?"tanya Freen sambil mengunci pintunya dan Becky masih berdiri didekat Freen.
       "Tidak bisa. Karna besok ibuku akan datang"jawab Becky
       "Baiklah aku menyerah jika itu berhubungan dengan bibi Beer dan izinkan kita.."Freen mendekatkan dirinya dengan tangannya menarik pinggang Becky yang mungil itu kedalam dekapannya.

Love In DormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang