part 1

4.5K 117 1
                                    

"Pokoknya Naya harus jadi istri naka nanti kalau udah gede! " 

"Naya nggak boleh suka sama cowok lain kecuali Naka!"

Naya harus janji kalau Naya bakalan tetap sama Naka!" 

"iya janji, Naka juga oke?Jangan tinggalin Naya karena Naka itu semestanya Naya jadi janji jangan tinggalin Naya ya" hari itu dua jari kelingking yang mungil bertaut menjadi satu 

"Ngelamun aja lo!" tegur Alina pada gadis yang baru saja selesai di make up kan nya. mata coklat terang gadis berambut Ikal kecoklatan itu berputar kesal dia paling tidak suka ada orang yang mengganggu lamunannya

"bisa nggak sih lo biarin gue selesai dulu baru lo sadarin gue,Gue kan lagi Inget wajah lucunya Naka" runtuk  gadis berambut coklat terang itu kesal Alina menghala nafas

"udah waktunya kerja Kanaya Zivilia morega" tunjuk Alina pada fotografer yang sudah menunggu seorang Kanaya yang dari tadi sibuk melamun. tidak ada Protesan lagi dari Kanaya dia Melangkah dengan Anggun ke arah stage pemotretannya. Gaun Sparkle gold menjuntai sempurna di tubuhnya Kanaya itu cantik Anggun dan elegan.

Kanaya zilvilia Morega seorang model terkenal yang Mencintai Sahabat kecilnya. banyak laki-laki yang mendekati Kanaya namun gadis cantik dengan mata coklat, hidung mancung dan alis tebal itu selalu menolak mereka, tidak peduli mereka adalah pemuda terkaya nomor satu di Indonesia Kanaya tetap menjatuhkan hati pada sahabat kecilnya Naka Rivaldo

"Nay ada Steven di luar" tutur Alina bukannya senang Kanaya malah berdecak kesal

"Lo usir bisa nggak sih?"

"Nggak bisa, dia itu Bos lo di sini" skakmat. Dari banyaknya laki-laki yang diusir Naya hanya satu orang yang tidak bisa diusir Kanaya siapa lagi kalau bukan pemilik perusahaan Yang menaungi namanya Steven William.

Kanaya mengeram kesal saat tangannya dicekal oleh Steven laki-laki ini memang selalu menguji kesabaran Kanaya Tiada hari tanpa bunga dan coklat sampai-sampai kalau dikumpulkan Kanaya yakin dia bisa membuka toko bunga dan coklat saking banyaknya yang dikirim Steven untuknya

" lepasin Steven!" Perintah Kanaya

" buka dulu blokirannya baru aku lepas" Saut Steven dengan alis yang terangkat sebelah tanpa pikir panjang, kali tinggi lagi Kanaya melakukan apa yang diinginkan Steven "Puas lo?!" Pekik Kanaya lalu pergi begitu saja

"heran deh kok ada cowok modelan kayak gitu" grutu kanaya heran. Kanaya sudah akan membuka pintu ruang ganti saat tatapan matanya jatuh pada sosok laki-laki yang sedang berbicara dengan fotografernya 2 ujung bibir Kanaya tertarik membentuk senyuman

"lo tahu Lin Siapa dia? Dia itu cowok yang bikin gue bertahan sampai sekarang tanpa Dia mungkin dunia ini nggak akan pernah ngenal gue" Jelas Kanaya lalu tersenyum untuk sesaat tatapan matanya dan tatapan mata elang yang selalu menjadi favoritnya bertemu. "Jadi gue harus bilang makasih dong sama dia"

" harus, karena dia semesta gue alasan kenapa gue bertahan sejauh ini"

***

Kanaya sudah selesai mandi saat naka berjalan menghampirinya dengan makanan cepat saji yang di pesannya tadi senyum Kanaya terukir sempurna saat melihat wajah tampan penuh Kharisma seorang Naka

"makan dulu" ucap naka sambil mengusap rambut Kanaya

"hmm, Makanan kesukaan aku ya?" Tanya Kanaya setelah mencium harum makanan yang dibawa Naka. Naka mengangguk pelan

"Hari ini jadwal kerja kamu banyak jadinya aku beli ini biar kamu semangat lagi " terang Naka yang menghadirkan ribuan kupu-kupu di perut Kanaya perkara membahagiakan Kanaya Naka memang ahlinya.

"Makannya pelan-pelan aja Nay" tegur Naka saat Kanaya makan dengan terburu-buru. Kanaya hanya menyengir kuda mendengar teguran Naka menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi

"enak sih Makanya aku nggak bisa pelan" ucap Kanaya lalu kembali melanjutkan makanannya. Setelah selesai makan Naka meminta Kanaya untuk duduk di sofa saja tapi Naya jelas menolaknya jadi dia mengikuti Naka ke dapur melihat laki-laki itu mencuci piring bekas makan malam mereka

"Naka" Panggil Kanaya yang berdiri tidak jauh dari Naka

"ya Kenapa Nay? "

" lusa aku ada jadwal fashion show di Paris"

"Paris Fashion Week? " tanya Naka tanpa melihat Kanaya. Kanaya yang mengangguk

"iya" jauh dalam hatinya Kanaya mau Naka melarangnya untuk pergi tapi bukannya melarang Naka malah mengizinkan Kanaya untuk pergi. tidak sesuai harapan sekali.

"Jangan harap aku nggak ngizinin kamu Nay ini mimpi kamu jadi nggak mungkin aku nggak ngizinin kamu" jelas Naka lalu berbalik arah menatap Kanaya kedua tangannya ditumpukan di atas bahu Kanaya

"kita bakalan ketemu lagi setelahnya Nay, sama kayak biasanya aku bakalan nunggu kamu di bandara setelah itu kita habisin waktu seharian buat senang-senang"

bibir Kanaya mengerucut mendengar itu dia masih tidak rela meninggalkan Naka Entah kenapa kali ini Kanaya benar-benar tidak ingin pergi dia ingin tetap ada bersama Naka. Kanaya akan protes namun Naka lebih dulu memintanya untuk duduk di sofa

"udah sana duduk"  dengan sengaja Kanaya menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan Naka yang masih berdiri di dapur.

Baru saja Kanaya duduk suara piring jatuh dari arah dapur membuat Gadis itu berlari ke dapur, langkahnya terhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri Naka mematung di tempatnya tatapan laki-laki itu terpaku pada tangan kirinya dan piring yang sudah pecah di

"Naka..." panggilkan Kanaya pelan dengan nada khawatir Kanaya hendak akan menyentuh pecahan piring itu namun Naka memerintahkannya untuk tidak menyentuhnya

"jangan disentuh Nay!" Cegah naka saat Kanaya akan membereskan pecahan piring kening Kanaya mengerut saat melihat raut pias wajah " Naka,,,"

" aku nggak apa-apa Nay" potong Naka yang sulit dipercaya Kanaya jelas-jelas apa yang dilihatnya tidak sesuai dengan apa yang dikatakan Naka. Naka sedang tidak baik-baik saja itu yang ada di mata Kanaya saat ini.

"Tangan aku cuma kram tadi makanya piringnya jatuh" jelas Naka Kanaya masih tidak percaya tapi Naka terus berusaha meyakinkannya sampai akhirnya dia percaya di tepisnya semua pemikiran buruk tentang kondisi Naka yang ada di kepalanya.Kanaya maju mendekati Naka lalu menyentuh tangan laki-laki itu diusapnya dengan pelan tangan Naka lalu matanya menatap mata elang Naka jauh di dalam lubuk hati Kanaya dia mengkhawatirkan kondisi Naka karena selama ini dia tidak pernah melihat kejadian seperti ini Naka tidak pernah se ceroboh itu.

" jangan pernah nyembunyiin apa-apa dari aku Naka karena aku nggak suka itu"

"Iya aku tahu, Mana berani juga aku nyembunyiin apa-apa dari kamu. aku nggak suka kamu diemin aku, apalagi ninggalin aku ingat Kanaya sampai kapanpun Kamu Milik Aku Dan aku milik kamu orang lain nggak boleh milikin kamu Kecuali Aku"

Kanaya masuk kedalam pelukan Naka setelah nya menikmati pelukan hangat itu sebelum dia harus berpuasa besok.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang