part 14

1.2K 50 0
                                    

Sudah seminggu lamanya Kanaya cuti kerja dan sekarang sesuai janjinya pada Alina ia kembali tapi dengan membawa berita yang membuat Alina merasa dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Lo serius mau berhenti?" Tanya Alina tidak percaya meskipun Kanaya sudah berulang kali mengangguk

"Gue mau fokus ngurus Naka, apalagi nanti setelah kami menikah gue gak mau  ninggalin dia karena kerjaan jadi gue mau berhenti, gue mau ngabisin semua waktu sama dia Lin"

Setiap hari menjadi hari yang berharga untuk Kanaya karena tidak akan bisa terulang lagi, suatu waktu Naka bisa saja kehilangan kemampuannya yang lain jadi Kanaya ingin saat itu terjadi dia ada disana menguatkan calon suaminya, iya benar calon suaminya ia dan Naka akan memberikan warna nyata pada lukisan yang dibuat Naka, lukisan dirinya dan Naka yang sedang memperlihatkan buku nikah mereka.

Kanaya dan Naka sudah membicarakan ini dengan kedua orangtua Naka beberapa hari yang lalu dan mereka menyambut baik rencananya bahkan sangking bahagianya Ayumi sampai memeluk Kanaya erat tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih.

Alina menghembuskan nafas berat, ia tentu tidak berhak melarang Kanaya untuk berhenti karena ia tau waktu bersama Naka menjadi sangat berharga bagi Kanaya saat ini. Apalagi kita tidak tau apa yang akan terjadi pada Naka kedepannya jadi hal wajar jika Kanaya ingin meninggalkan dunia yang membesarkan namanya

"Kapan Lo mau konferensi pers?"

"Secepatnya setelah semuanya selesai gue bakalan umumin beritanya di sosmed terlebih dulu baru pihak agensi ngeluarin surat setelah itu kita konferensi pers"

Anggukan kepala Alina menandakan bahwa dia faham. Gadis dengan Surai yang di ikat kuda itu menatap Kanaya kali ini dengan tatapan penasaran " Steven tau?"

Kanaya menggeleng, semenjak ia bertemu Naka Steven belum menghubunginya lagi ia juga tidak bertanya pada Auryn bagaimana Steven karena ia tau laki-laki itu pasti baik-baik saja dan untuk masalah ini ia akan membicarakannya nanti, Kanaya yakin secepatnya Steven akan menghubunginya.

"Dokter Auryn pasti kesusahan ngurus dia" gumam Alina Kanaya tidak membantahnya karena memang pasti seperti itu. Tanpa sadar setiap kali Steven kecewa atau terluka karenanya maka Auryn lah yang akan menjadi penenang untuk Steven, perlahan gadis itu yang mengobati Steven tapi bodohnya Steven tidak menyadari itu semua.

"Gue harap suatu saat nanti Steven bakalan sadar kalau sebenernya bukan gue yang dia butuhkan" ucap Kanaya

" dan semoga saat itu terjadi dia belum terlambat" tambah Alina

Setelah cukup membicarakan rencana karir mereka kedepannya Kanaya pamit pulang karena jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 3 sore itu artinya dia sudah 7 jam meninggalkan Naka di rumah ya meskipun ada kedua orang tua Naka disana yang menjaga laki-laki itu tapi Kanaya tidak bisa meninggalkan Naka terlalu lama, ia rindu sekaligus khawatir

Sampainya dirumah Kanaya menemukan mama Naka sedang menghubungi seseorang, Kanaya langsung masuk mencari Naka, tidak menemukan Naka di kamarnya dan diruang terapi Kanaya berjalan mendekati ruang kerja tepat disamping kamar.

"Kenapa terburu-buru melaksanakan pernikahan ini nak?" Langkah kaki Kanaya seketika terhenti ia berdiri di depan pintu ruang kerja Naka dengan telinga yang berusaha mendengar dengan baik pembicaraan dua orang yang ada didalam

"Kanaya spesial buat Naka pa, dan dia gadis yang sempurna"

"Jadi Naka pengen pernikahan ini tidak secacat Naka pa, Naka ingin ngejabat tangan papa Kanaya dengan baik, Naka juga ingin melapalkan ijab kabul dengan lancar" tanpa sadar airmata Kanaya mulai jatuh ia tentu saja tersentuh dengan hal itu.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang