part 8

1.5K 65 3
                                    

"Nay kamu sama Naka gimana, kapan jadinya kalian mau tunangan?"

"Bilangin ke Naka jangan sibuk-sibuk  mama kalau hubungin dia masak harus lewat Raga terus"

Dua kalimat dari mama Naka itu entah bagaimana mengambil alih fokus Kanaya lebih banyak dari pada pekerjaannya saat ini bahkan sedari tadi Kanaya terus melamun mengabaikan Alina yang sibuk menanyainya tentang ini itu yang menyangkut pemotretan kali ini. Kanaya seperti kehilangan minatnya untuk bekerja hari ini ia lebih tertarik memikirkan tentang Naka juga apa sebenarnya yang terjadi pada laki-laki itu yang membuat dia juga berlaku sama pada mamanya padahal selama ini Naka tidak pernah mengabaikan mamanya tapi kali ini laki-laki itu bahkan tidak memberi tahu mamanya kalau dia sudah tidak bersama Kanaya lagi.

"Nay" panggil Alina merebut kembali atensi Kanaya

Kanaya sedikit kaget namun berusaha biasa saja ia menatap Alina penuh tanya "apa?" Tanyanya lewat tatapan mata

"Lo mau kerja apa ngelamun?"

"Kerjalah" jawabannya untuk pertanyaan retoris Alina, sekacau apapun pikirannya Kanaya tetap akan bertanggung jawab atas pekerjaannya

"Ya udah ayo ganti baju Lo"

Kanaya beranjak menuju ruang ganti untuk memakai gaun putih dengan lengan balon yang kerahnya memperlihatkan area leher dan bahu nya mahkota kecil menghiasi Kepala Kanaya dia terlihat begitu cantik meskipun tanpa disadari oleh orang lain ada luka yang tergambar jelas di matanya.

Kanaya pernah berencana menggunakan gaun seperti ini untuk pernikahannya dengan Naka namun sepertinya ia harus menunda  waktu yang entah sampai kapan untuk mewujudkan itu karena sekarang kekasih hatinya sedang butuh waktu untuk sendiri.

Setelah selesai dengan semua pekerjaannya Kanaya mengajak Alina kerumah sakit untuk menemui Auryn

Selama perjalanan ia sibuk membaca artikel tentang penyakit langka yang sedang ramai diperbincangkan orang saat ini. ALS  Kanaya tidak tau seperti apa penyakit itu tapi dia merasa kasian pada mereka yang mengidap penyakit itu karena pasti sangat susah untuk mereka menerima kenyataan bahwa mereka akan lumpuh seumur hidup Karena penyakit itu.

"Lo lagi baca apa sih?" Tanyan Alina

"Nih Lo baca deh ada penyakit langka yang ngebuat perlahan tubuh si penderita bakal lumpuh,"

" gue gak kebayang nasip si penderita dan perasaan keluarganya pasti sulit banget" gerakan kepala Alina mengangguk pelan

"Mereka orang terpilih, buat ngerasain Kisah yang istimewa"

"Lo bener, semoga siapa pun yang menderita penyakit ini bisa sabar dan tetap kuat,dan semoga mereka hidup untuk waktu yang lama dalam keadaan bahagia " kedua gadis itu saling melempar senyum lalu kembali Fokus pada handphone mereka masing-masing

Setibanya di rumah sakit Kanaya keluar dengan menggunakan kacamatanya. Kanaya berjalan dengan sesekali membalas sapaan dari para pengunjung rumah sakit. Matanya yang terlalu fokus pada para pengunjung sampai tidak sadar kalau ada orang lain yang duduk di kursi roda sedang memperhatikannya sampai saat dia masuk ke ruangan Auryn barulah dia merasa ada yang aneh namun saat menoleh ke belakang Kanaya tidak menemukan apapun

"Ada apa?"

Kanaya masih menyusuri tatapannya "gak ada ayo masuk" ajaknya lalu duduk di samping Auryn

"Lo kenapa Nay?"  Tanya Auryn saat melihat raut kanaya terlihat kebingungan

"Hah, hmm gak kenapa-napa kok" Auryn mengangguk lalu tanpa Kanaya sadari Auryn sedang mengirim pesan untuk seseorang.

"Ryn Lo tau penyakit ALS nggak?" Sontak Auryn terlonjak kaget dalam kepalanya saat ini adalah memikirkan dari mana dan bagaimana Kanaya bisa tau penyakit itu.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang