part 10

1.9K 63 6
                                    

Kanaya mengosongkan semua jadwalnya selama seminggu kedepannya dia ingin menghabiskan waktu dengan merawat Naka mengganti waktu yang terbuang sia-sia karena ketidak tahuannya.

Dari sepuluh menit yang lalu Naka sudah terlelap setelah Kanaya berhasil meyakinkannya bahwa dia tidak masalah dengan kondisi Naka karena yang terpenting baginya adalah hidup disamping Naka. Untuk apapun yang terjadi kedepannya selama ada Naka Kanaya akan siap menghadapinya.

"Good night semesta" ucap Kanaya lalu meninggalkan kecupan di kening Naka setelah itu ia bangkit lalu memperbaiki selimut Naka sampai batas dada, mengatur suhu ruangan supaya Naka tidak kedinginan, sesaat Kanaya masih menatap Naka sebelum akhirnya dia menutup pintu.

Diruang tamu Kanaya mendapati kehadiran Raga, hanya Raga karena Alina sudah pamit pulang tadi, Kanaya yang memintanya, gadis itu akan kembali besok dengan membawa barang-barang Kanaya. Setelah menemukan Naka Kanaya tidak ingin lagi melepaskannya sesuai janjinya ia akan selalu ada disisi Naka menemani Naka melewati semua ini jadi Kanaya memutuskan untuk tinggal disini tanpa meminta persetujuan Naka karena Kanaya yakin ini juga rumahnya dapat dilihat dari Naka yang membangun rumah ini sesuai dengan keinginannya.

"Nona Kanaya" panggil Raga

Ia mendekat duduk disofa seberang Raga ada banyak hal yang ingin ditanyakannya tapi masih tertahan

"Terimakasih nona"

"Untuk?"

"Karena sudah menemukan kami" kening Kanaya mengerut meskipun ia sedikit paham dengan apa yang dimaksud Raga

Samar-samar Raga tersenyum "tuan sudah melewati banyak hal sulit selama ini, dari waktu ke waktu penyakit ini bertambah parah begitu juga dengan rindu yang dirasakannya meskipun tuan tidak pernah mengatakannya dengan jujur tapi saya cukup tau hal itu, setiap tuan sendirian tuan Naka akan mengusap foto nona Kanaya melirihkan kata rindu dan juga maaf" jeda sesaat tarikan napas Raga dan air mata Kanaya yang jatuh terjadi di waktu yang bersamaan

"Sebenarnya tuan tidak pernah berniat meminta nona Kanaya untuk pergi, tapi hari itu setelah terjatuh beberapa kali saat melakukan terapi tuan kehilangan kepercayaan dirinya tuan Naka merasa kecil karena kondisinya, merasa tidak pantas bersama nona Kanaya"

"Jauh dari lubuk hatinya nona Kanaya adalah orang yang paling dicintainya, saya rasa nona tau seberapa penting nona untuk tuan"

Mata coklatnya terpejam tanpa perlu bertanya pada Naka sepenting apa dirinya untuk laki-lakinya itu Kanaya sudah tau jawabannya semua terlihat jelas dari tatapan matanya juga perlakuannya pada Kanaya

"Kenapa merahasiakan ini semua selama ini Raga? Kenapa saya harus tau dari orang lain?" Tanyanya, dadanya sangat sesak, hatinya terasa sakit saat tau selama ini Naka melewati semuanya sendiriam, sebagai orang yang sangat mencintai Naka Kanaya merasa tidak berguna. Disaat Naka mengahadapi Kenyataan pahit tentang penyakit ini ia malah sibuk bergaya didepan kamera tanpa tau seseorang yang di cintainya sedang berjuang melawan penyakitnya

Raga menghirup udara untuk sesaat sebelum menjawab pertanyaan Kanaya "tuan Naka tidak ingin anda melihatnya dalam keadaan lemah, ia juga tidak ingin melihat anda khawatir lebih dari itu ia tidak ingin merepotkan anda nona"

"Karena tuan Naka tau penyakit ini tidak akan hanya membuat dia  tidak bisa berjalan tapi lebih dari itu, jadi tuan memilih untuk melepas nona"

Selama lebih dari 10 tahun kebersamaan mereka Naka selalu terlihat sempurna Dimata Kanaya tidak pernah sekalipun dia gagal melakukan apapun jadi saat kondisinya yang seperti sekarang Kanaya mengerti alasan kenapa Naka tidak memberi tahunya tapi tidakkah Naka tau bahwa bagaimanapun kondisinya Naka selalu terlihat sempurna bagi Kanaya karena ini bukan tentang fisik tapi hati Naka yang luas, tanpa Naka Kanaya tidak akan seperti sekarang dan karena Nakalah ia masih bisa menghirup udara segar.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang