part 26

1.2K 41 0
                                    

Kanaya mengambil kaca mata miliknya dan milik Naka di laci kamar lalu setelahnya ia mengambil dua susu putih hangat dan semangkuk bubur merah hangat sebelum melangkah pergi meninggalkan dapur ia terlebih dahulu mengucapkan terimakasih untuk para pelayan.

Jalan Kanaya lumayan cepat karena ia tidak ingin Naka lama menungguku sesampainya disana jantung Kanaya rasanya lepas dunianya seakan berhenti saat melihat kursi roda Naka ada didalam kolam renang

"Mas Naka!!"

"Brakk!" Ia melepas begitu saja Napan yang dibawanya lalu berlari kearah kolam renang tanpa berpikir apa-apa Kanaya masuk kedalam dengan perasaan khawatir yang luar biasa

Ditariknya tubuh suaminya yang hampir menyentuh dasar kolam, melihat mata Naka yang terpejam membuat Kanaya menggeleng kuat "tolong jangan sekarang tuhan" lirih nya penuh pinta

"Miss Kanaya!" Teriak salah seorang pelayan yang langsung membantunya mengangkat tubuh Naka

"Tolong panggilkan ambulan!" Perintahnya sedikit berteriak

Perasaan Kanaya campur aduk ia terus memanggil nama Naka sambil menepuk pipinya tapi suaminya ini tidak kunjung bangun Kanaya tidak sanggup lagi rasanya.

"Tolon bertahan" pinta Kanaya sambil terus melakukan CPR airmatanya sudah jatuh meskipun begitu ia mencoba untuk tenang.

Tak berselang lama beberapa perawat datang dengan membawa berangkar. mereka dengan cepat menaikkan Naka lalu memakaikannya beberapa alat medis, hidung dan mulut Naka di tutupin masker oksigen. Kanaya yang melihat itu hanya bisa menangis dalam hatinya ia terus merapatkan doa meminta tuhan berbaik hati untuk tidak mengambil suaminya sekarang. Kanaya belum siap, ia masih ingin bersama suaminya. Sepanjang perjalanan Kanaya terus menggenggam tangan Naka melangitkan doa untuk sang Suami yang terlihat tidak berdaya.
"Mas, tolong jangan tinggalin aku sekarang" lirihnya mengecup tangan Naka.

Di rumah sakit Naka langsung dibawa masuk ke UGD. Kanaya hanya bisa tertunduk didepan pintu UGD menangisi Naka perasaannya benar-benar kalut. Ia takut kehilangan, sangat takut.

"Tolong jangan sekarang tuhan, jangan ambil dia sekarang,," pintanya sambil menengadahkan kepala.

"Bagaimanapun kondisinya tolong jangan ambil dia sekarang kembalikan dia padaku tuhan" Kanaya terus meminta, air matanya terus jatuh dan tangannya terus bergetar, masih terasa di telapak tangannya bagaimana dinginnya tangan suaminya tadi, bahkan Kanaya terus mengingat bagaimana pucat nya wajah Naka tadi.

Seluruh dunianya seakan luluh lantah melihat suaminya tidak sadarkan diri. Rasanya kehilangan begitu dekat dengannya.

"Ceklek" suara pintu terbuka membuat Kanaya langsung bangun

"Bagaimana kondisinya" tanyanya pada dokter Luke yang baru keluar

"Tidak cukup baik, kondisi benar-benar tidak stabil pernapasannya melemah jadi dia perlu dipindahkan ke ruang ICU" Kanaya seketika menutup mulutnya dengan tangannya, perasaannya semakin kacau, dadanya turut ikut sesak mendengar itu ia tidak bisa lagi berkata-kata selain menangis. "Tolong selamatkan dia" pintanya penuh permohonan

"Kami akan berusaha sebisa kami nona Kanaya"

"Terimakasih dokter"

"Sama-sama" balas sang dokter lalu menepuk bahu Kanaya tidak lama kemudian Naka keluar dengan didorong beberapa suster dan perawat untuk dipindahkan ke ruang ICU. Kanaya yang melihatnya menutup mulutnya dengan tangannya. Airmatanya semakin tidak tertahankan.

***

Kanaya masuk keruangan ICU setelah mengabari kedua orang tua Naka dan Auryn. Ia mendekat kearah Naka yang terbaring tidak sadarkan diri dengan banyaknya alat medis yang dipakaikan ditubuhnya. Kanaya memejam mengingat seandainya ia tidak pergi meninggalkan Naka tadi Naka tidak akan berakhir seperti ini.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang