part 12

1.4K 54 1
                                    

Malam datang membawa dingin yang kerapa kali menusuk kulit juga keindahan langit yang dipenuhi dengan taburan bintang dan terangnya rembulan. Tadi setelah menikmati makan malamnya Naka meminta Kanaya untuk menemaninya menikmati indahnya langit malam dan sekarang disinilah mereka di taman kecil yang ada dipinggir kolam duduk berdua.

Tidak ingin Naka kedinginan Kanaya memakaikannya sweeter  tebal dengan kerah turtleneck tidak lupa selimut kecil yang menutupi kaki Naka.

"Langit nya indah ya" Kanaya bergumam lalu menatap Naka.

"Hmmm keindahannya bertambah saat aku menikmatinya bersama kamu"

Kanaya terkekeh pelan "gombal" sahutnya sambil mencubit hidung mancung Naka

"Beneran, ngapain aku gombal, kamu kalau di gombalin mah gak mempan" Naka membalasnya lalu membawa tangan Kanaya untuk dicium. Tidak ada lagi balasan dari Kanaya ia hanya diam menatap wajah Naka yang semakin tampan dengan senyuman yang terukir disana. Pahatan wajah Naka benar-benar sempurna Kanaya yakin tuhan tengah berbahagia saat menciptakan laki-lakinya ini. Terbukti dari wajah tampannya, postur tubuhnya yang meskipun sekarang sudah sedikit mengurus tapi itu tidak membuatnya terlihat jelek Dimata Kanaya dan tentunya sifatnya yang selalu baik pada semua orang, peduli pada sesama juga selalu berlapang dada. Entah, dimana Kanaya bisa menemukan laki-laki lain yang seperti Naka, Kanaya rasa tidak ada lagi yang seperti Naka Rivaldo.

"Besok mama udah sampai" kali ini Naka yang bersuara

"Aku takut, enggak bisa ngadepin mereka" ungkapnya jujur, Kanaya menyadari adanya ketidak siapan dari raut wajah kekasihnya

"Kan ada aku yang nemenin kamu jadi kamu enggak perlu risau, kita akan ceritain semuanya ke Om dan Tante" ucapnya tenang. Tangannya mengusap pelan punggung tangan Naka

"terimakasih"

"Anything for you love" balas Kanaya pelan.

Merasa sudah semakin malam udara juga semakin dingin Kanaya mengajak Naka untuk masuk yang langsung disetujui kekasihnya itu. Kanaya berjalan disamping Naka dengan tangannya yang menggenggam tangan kiri Naka, mereka masuk melewati pintu yang ada di tembok kaca kamar Naka.

"Pelan-pelan" ucapa Kanaya saat membantu Naka untuk berpindah ketempat tidur, setelah merasa posisi Naka sudah nyaman Kanaya ikut merebahkan tubuhnya di samping Naka. Dipeluknya tubuh Naka sedang tangan kanan Naka mengusap tangannya

"Mau dinyanyiin"

"Lagu apa?" Tanya Kanaya berusaha melihat wajah Naka

"Apa aja"

"Oke dengerin habis itu tidur" pesannya lalu kembali berbaring disamping Naka, ia menghirup wangi tubuh Naka yang menenangkan sebelum akhirnya Kanaya menyanyikan lagu yang paling populer saat ini namu sangat relate dengan keadaan mereka

"Bersamamu, kita akan taklukkan dunia
Arungi samudera penuh rintangan
Bersamamu, kita akan jalani semua
Jangan takut untuk melangkah bersamaku (bersama)" jeda sesaat, Kanaya memejamkan matanya lalu melanjutkan lagu milik jaz itu

"Bersamamu, 'ku akan dicintai dengan tulus (tanpa ragu)
Tanpa ragu, 'ku akan memberikan cintaku
Bersamaku, kamu tak akan sendu
Yakinkan kamu aku yang terbaik untukmu"

Satu bulir airmata Naka jatuh yang langsung dihapus Kanaya, seperti yang ia pernah bilang akhir-akhir ini  Naka memang mudah sekali menangis

"Bersamamu, kita 'kan jelajahi semesta
Bertualang dengan cerita kita
Bersamamu, kita akan berbagi semua
Segala baik dan buruk diriku"
"Ku tahu kau ragu
Biar 'ku beritahu padamu" Kanaya semakin merapatkan tubuhnya
"Bersamamu, 'ku akan dicintai dengan tulus
Tanpa ragu, 'ku akan memberikan cintaku
Bersamaku, kamu tak akan sendu
Yakinkan kamu aku yang terbaik untukmu"

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang