part 42

1.3K 51 5
                                    

Setiap malamnya sebelum tidur Kanaya akan membersihkan tubuh Naka supaya tidur Naka lebih nyaman. Ia masuk ke kamar Naka denga troli yang berisi keperluan Naka.

"Ternyata sudah bangun" ucapnya seraya mendekati Naka lalu mencium keningnya

"Aku bersihin tubuh kamu dulu ya" kata Kanaya yang hanya di balas dengan pejaman mata oleh Naka. Sejujurnya rasanya sangat tidak nyaman untuk Naka setiap kali tubuhnya di bersihkan tapi tidak mungkin juga tubuhnya tidak dibersihkan.

Kanaya mulai dari mengganti kantong kateter Naka, rasanya sedikit menyakitkan tapi masih bisa di tahan Naka daripada merasakan sakit itu Naka lebih merasa bersalah pada Kanaya. Untuk kotorannya pun Kanaya yang harus membersihkannya.

"Gak nyaman ya mas?" Tanya Kanaya pelan, tatapannya sendu dan Naka tidak suka melihat itu.

Ia ingin mengatakan tidak tapi alat bantu bicaranya belum di pasang jadi Naka hanya bisa memejamkan matanya dua kali sebagai isyarat kata "tidak"

Kanaya tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan tugasnya. Ia melepaskan perekat popok Naka, bau kotoran Naka tentunya tercium oleh hidung nya tapi Kanaya sama sekali tidak menutup hidungnya. Padahal Naka saja dapat mencium seberapa bau kotorannya.

"Nay,," panggil Naka dalam hati saat Kanaya membuka popoknya.
"Maafkan aku, membuat mu mencium bau kotoran itu setiap hari" lirihnya, setetes airmatanya jatuh.

"Bentar ya" ucap Kanaya lalu menaruh popok yang berisi kotoran Naka di plastik yang dibawanya.

"Mas," panggil Kanaya saat ia membersihkan area pantat dan kemaluan Naka.

Tubuh Naka sedikit dimiringkan oleh Kanaya, ia dengan pelan mengusap area pantat Naka sambil bercerita tentang Kenan yang mulai usil saat mandi.

"Dia kadang sibuk nanyak apa ini? Apa itu? Sampai aku kesusahan buat jawabannya" cerita Kanaya sembari membersihkan tubuh Naka dengan handuk yang sudah di basahkan

Naka tidak bisa menyahuti perkataan Kanaya jadi dia hanya diam mendengarkan cerita istrinya itu. Sesekali Naka memejamkan matanya saat merasa tidak nyaman.

Setelah membersihkan tubuh Naka Kanaya mengoleskan body lotion ketubuh Naka baru setelahnya Kanaya memakaikan popok dan pakaian Naka.

Hampir satu jam lamanya Kanaya melakukan itu sampai akhirnya semuanya selesai Naka sudah harum dan merasa tubuhnya bersih.

"Sekarang suami aku udah keliatan lebih fresh"
"Tidurnya bakalan lebih enak" ucapnya, senyuman Kanaya tercipta, ia maju lalu mencium kening Naka.

"Tidur yang nyenyak ya, jangan ragu buat neken tombol ini kalau kamu ngerasa nggak nyaman atau kesakitan" pesan Kanaya sambil memakaikan akan alat di jari telunjuk Naka yang akan berbunyi jika Naka menyentuhnya menggunakan jempolnya salah satu hal yang masih bisa dilakukannya.

"Selamat malam" sekali lagi sebelum meninggalkan Naka Kanaya kembali mengecup kening Naka terakhir ia mengecup bibir Naka yang terbuka baru setelahnya sebelum pergi ia membenarkan handuk yang ada di leher Naka.

Naka hanya mampu menikmati tiap kecupan itu tanpa bisa membalasnya.

Ia tentu kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa membalas kecupan Kanaya, hal ini benar-benar menyedihkan.

tubuhnya kaku, mulutnya terbuka dan air liur terus keluar dari mulutnya dengan kondisi seperti ini tentu saja ia semakin terlihat menyedihkan.

***

Naka bangun dari tidurnya karena merasakan sakit di kepalanya keringat membanjiri tubuhnya selain itu tubuh Naka juga terasa hangat. Ia melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 3:15.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang