part 34

1.2K 41 3
                                    

Raga mulai mendorong kursi roda Naka mendekati Kanaya, Steven dan Auryn.

Melihat kedatangan suaminya Kanaya langsung beranjak menuju Naka memeluk suaminya "kamu tau Auryn hamil mas" ucapnya.

Naka mematung tidak memberikan respon apa-apa pada istrinya. Auryn dan Steven yang melihat itu sedikit paham apa yang dirasakan Naka saat ini mereka berdua mulai saling pandang saat Naka hanya diam menatap kearah perut Auryn

"N-ay a-ku ca-pek, a-ku ma-u is-ti-ra-hat du-lu ya" ucapnya dingin dengan gerakan bibirnya yang kaku

"Ra-ga an-tar sa-ya ke ka-mar" perintah Naka setelah Kanaya melepas pelukannya. Kanaya tidak menahan Naka ia malah menganggukkan kepalanya saat Raga meminta persetujuannya

Raga membantu Naka menuju kamar lalu membantu tuannya itu untuk berpindah ketempat tidur.

"A-pa sa-lah kal-au sa-ya ir-i pa-da Ste-ven?" Tanya Naka tiba-tiba setelah raga menaikan selimutnya ia sama sekali tidak menatap wajah raga

"Ka-na-ya me-nyu-kai an-ak ke-cil, da-ri du-lu di-a pu-nya ke-ingi-nan un-tuk me-mi-liki se-pa-sang an-ak kem-bar ta-pi deng-an kon-di-si sa-ya ya-ng sep-erti seka-rang jang-an-kan mem-beri-nya an-ak mem-beri-kan naf-kah ba-tin sa-ja sa-ya ti-dak bi-sa" Raga Awalnya ingin berbicara tapi melihat tatapan kosong Naka juga raut sendunya membuat Raga memilih diam.

"Se-an-dai-nya di-a me-ni-kah de-ngan la-ki-la-ki la-in Ka-na-ya mu-ng-kin ak-an men-da-pat-kan a-pa ya-ng di-ingin-kan-nya sela-ma i-ni"

Naka terkekeh lalu setetes airmata jatuh dari sudut matanya

"Sa-ya buk-an ti-dak me-nyu-kai be-ri-ta ke-ha-mi-lan Au-ryn ha-nya sa-ja sa-ya ti-da-k bi-sa un-tuk ti-dak i-ri de-nga-n a-pa ya-ng ak-an me-re-ka ra-sa-kan" ucapnya penuh kejujuran meskipun sedikit kesusahan

"Au-ryn ak-an men-ja-di i-bu, im-pi-an ba-nyak wa-ni-ta da-n Ste-ven ak-an men-ja-di a-ya-h sa-lah sa-tu ha-l ya-ng sa-ya im-pi-kan" Raga mendekat

"Tuan" panggilnya, sejujurnya ia bingung harus mengatakan apa atas apa yang dirasakan Naka saat ini karena ia tau tidak akan pernah cukup untuk Naka jika itu hanya sekedar kalimat "penenang" karena sejatinya Naka lebih tau kondisinya daripada Raga.

"Tuan tentu lebih mengenal baik nona Kanaya daripada saya" ucapnya pelan sama sekali tidak menarik perhatian Naka

"Tuan juga pasti tau apa yang lebih diinginkan nona Kanaya daripada anak"

"Daripada merasa kecewa karena tidak bisa memiliki anak, nona Kanaya pasti lebih kecewa dengan sikap tuan tadi dia akan merasa sangat bersalah karena sikapnya tadi"

kali ini Naka menatap Raga "tuan kebahagiaan nona Kanaya karena mendengar sahabatnya hamil akan berubah jika tuan bersikap seperti ini, dia yang awalnya ikut bahagia mungkin sekarang dia  akan ikut kecewa"

Melihat bagaimana bahagianya Kanaya tadi karena kehamilan Auryn Raga yakin kalau Kanaya sama sekali tidak perduli apa dia akan punya anak atau tidak setelah menikah dengan Naka. Ia terlalu mencintai Naka sampai tidak lagi menginginkan anak asal ada Naka disampingnya.

"Tok,tok,tok" ketukan di pintu mengambil alih fokus mereka

Raga menoleh ia mendapati Kanaya sedang berdiri di tengah pintu "saya permisi tuan" pamitnya

Raga keluar dari kamar Naka tapi sebelum itu ia sempat menundukkan kepala untuk memberi hormat pada Kanaya

"Mas" panggil Kanaya lalu menarik kursi meja riasnya

Ia duduk di samping Naka, perlahan tangannya menarik kedua tangan Naka untuk digenggam. Naka kembali diam dia sama sekali tidak melihat Kanaya tatapan matanya lurus menatap langit kamar seolah itu lebih menarik dari Kanaya.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang