part 13

1.3K 56 3
                                    

Pintu utama rumah Naka terbuka sepasang suami istri dengan raut wajah cemas masuk dengan tergesa-gesa, langkah keduanya baru terhenti saat melihat Kanaya keluar dari ruangan yang baru saja ditutupnya

"Nay,,"

"Naka mana Nay?" Tanya mama Naka terlihat tidak sabar. Raut wajah beliau menunjukkan seberapa khawatirnya beliau pada putra tunggalnya itu.

Kanaya maju mendekati keduanya lalu mencium punggung tangan keduanya "Tante gak boleh nangis" tangan Kanaya mengusap air mata yang baru keluar dari Mata mama Naka

"Dia kuat Tante jadi Tante juga harus kuat" ungkapnya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya

Setelah menenangkan mama Naka Kanaya berbalik lalu membuka pintu kamar Naka "dia ada didalam, dia udah nunggu kalian dari tadi" Kanaya mengatakan itu lali tersenyum

"Terimakasih Nay" ucap papa Naka sembari menggenggam tangan istrinya. Perlahan mereka masuk menyisakan Kanaya dan Raga yang baru saja datang bersama Auryn. Kanaya yang meminta Auryn datang supaya sahabatnya itulah yang akan menjelaskan semuanya pada kedua orang tua Naka. Karena Auryn yang lebih bisa menjelaskan semuanya dengan jelas.

Didalam ruangan yang luas tanpa ada apa-apa selain tempat tidur dan meja rias itu kedua suami istri itu menemukan putra semata wayang mereka tengah duduk di kursi rodanya dengan posisi membelakangi mereka. Dilihat dari belakang saja Ayumi mama Naka tidak sanggup menahan sesak di dadanya, bagaimana bisa kondisi putranya seperti ini?, dan dia baru mengetahuinya sekarang.

"Naka" panggil keduanya kompak. Perlahan kursi roda itu memutar menghadap mereka, Naka tersenyum, senyuman yang malah semakin menambah sesak didada kedua orang tua itu. Putra mereka tampak kurus tidak seperti terakhir kali mereka melihatnya.

Ayumi meremas Tangan suaminya sedangkan Revan papa Naka hanya bisa mengusap pelan bahu istrinya berusaha menenangkannya meskipun sepertinya gagal karena didetik berikut nya Ayumi menghambur memeluk Naka.

"Bagaimana bisa seperti ini sayang?" Tanya wanita cantik itu pilu. sebagai ibu mana tega dia melihat anaknya dalam kondisi seperti ini Ayumi bahkan lebih memilih dirinya yang seperti ini daripada putranya.

"Ma,,"

"Jangan minta mama untuk tenang nak, karena sungguh mama enggak bisa" lirihnya menangkup wajah putranya

"Tukeran sama mama ya nak, biar mama aja yang kayak gini" ucapnya, sakit dihatinya begitu menyiksa, dadanya lebih terasa sesak sekarang setelah melihat putranya yang bahkan tidak bisa memeluknya dengan kedua tangannya.

Tangan Ayumi bergetar menyentuh kaki dan tangan putranya bahkan tangisnya semakin menjadi-jadi saat melihat tubuh Naka yang semakin mengurus.

"Mama aja yang kayak gini nak,, mama aja,," tangisnya pilu

Naka yang melihat mamanya seperti itu ikut menangis. Ia sangat ingin berdiri memeluk kedua orang tuanya tapi kakinya tidak bisa melakukan itu, ia hanya bisa memeluk erat mamanya dengan tangan kanannya, hal ini membuat Naka merasa kecewa pada dirinya sendiri. Setelah sekian lama mereka tidak bertemu kenapa malah pelukan yang seperti ini yang terjadi

"Maafin Naka ma,,"

Ayumy mengangkat kepalanya lalu menggeleng putranya tidak salah, Naka tidak pernah salah. Tapi entah karena apa, Naka lah yang menerima penyakit ini. Padahal masa depan putranya masih sangat panjang.

"Mama yang minta maaf Ka,, karena gak ada disamping kamu saat dokter mengatakan penyakit itu, maafin mama ya nak"

"Jangan,, tinggalin mama" pintanya, airmatanya terus mengalir tanpa bisa dikendalikan. Putra semata wayangnya, belahan jiwanya bahkan dunianya tidak sama lagi seperti saat terakhir dia melihatnya.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang