part 32

1.2K 48 1
                                    

Rumah sakit tidak lagi menjadi hal yang terlihat biasa saja di mata Naka, jika dulu ia menjadikan rumah sakit sebagai pilihan terakhir ketika sakit kini semenjak penyakit ini dideritanya ia mulai terikat dengan rumah sakit.

Tidak lagi menjadikan nya pilihan terakhir tapi justru menjadi tempat yang wajib dikunjunginya. Entah sudah berapa kali Naka mengunjungi tempat ini, tapi ia masih tatap merasa takut tiap kali mengujinya.

Tidak pernah ada hal baik yang didengarnya kecuali kalimat "kondisinya sama seperti kemarin, kali ini tidak ada penurunan".

Terkadang Naka ingin datang untuk mendengar dokter pandu mengatakan "kami menemukan obat atau cara untuk menyembuhkan penyakit Naka" hal yang mustahil terjadi tapi tetap diharapkan Naka.

Naka melakukan serangkaian pemeriksaan setelah selesai ia baru duduk bersama Mama, papanya juga Kanaya.

"Bagaimana kondisinya dokter?" Tanya Revan mewakili mereka semua

Dokter pandu menghela nafas terlebih dahu, hal biasa yang dilakukannya sebelum menyampaikan informasi yang tidak akan pernah membuat Naka bahagia ketika mendengarnya

"Seperti yang di duga Auryn, penyakit ini mulai membuat Naka mengalami dysphagia" satu pisau rasanya baru saja menancap dada Naka, Kanaya dan kedua orang tua Naka.

Ayumi bahkan sampai menggenggam erat tangan putranya untuk menahan rasa ngilu dihatinya sedang Kanaya ia berdiri tanpa ekspresi di belakang Naka, ia tidak berharap apa-apa karena Auryn pernah menjelaskan hal ini padanya semua kemungkinan yang terjadi kedepannya sudah di terangkan Auryn.

Hanya untuk berjaga supaya ia tidak kaget dan dapat bersikap biasa saja di depan Naka saat hal itu terjadi

"Dysphagia ini terjadi karena kelainan pada otot dan saraf di daerah tenggorokan jika kondisinya semakin parah maka Naka harus menggunakan selang NGT untuk membantunya makan"

"Apa ada cara lain yang bisa kita lakukan selain itu dokter?"

Gelengan kepala dokter pandu meluruhkan semua harapan kedua orang tua Naka "ada dua tipe dysphagia, tipe pertama ini dysphagia esofagus jika Naka mengalami tipe ini maka kita bisa melakukan beberapa hal tanpa perlu membuatnya menggunakan selang NGT tapi di lihat dari gejala dan kondisinya Naka mengalami dysphagia orofaringneal"

"Dysphagia orofaringneal ini terjadi karena pelemahan pada otot tenggorokan seperti yang sudah saya dan Auryn jelaskan pengobatannya hanya bisa dilakukan dengan terapi menelan, diet dan penggunaan selang NGT tadi" sejenak dokter pandu berhenti menjelaskan tatapan matanya tertuju pada Naka yang duduk di kursi roda tanpa menunjukkan ekspresi

"Terapi menelan tentu akan dilakukan tapi kita tidak bisa berharap lebih, melihat seperti apa kondisi Naka sekarang" Naka memejamkan mata untuk menahan gejolak air mata yang ingin jatuh juga rasa sakit di dadanya.

Sungguh jika sembuh adalah hal yang tidak mungkin Naka tidak lagi menginginkan itu ia hanya ingin bertahan untuk waktu yang lama tanpa perlu membuat Kanaya dan kedua orang tua nya khawatir.

"Selain itu Naka mungkin tidak pernah memberitahu kalian Kalau ia mulai mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari dan merasa sesak napas, kadang-kadang ia juga merasa pusing. Hal ini terjadi karena otot-otot yang terlibat dalam pernapasan Naka juga mulai melemah Naka mulai kesulitan dalam menarik dan membuang napasnya" seketika itu juga Kanaya menatap ke arah Naka.

Ia tidak tau hal ini setahunya Naka Selalu tidur lebih awal darinya. Mendengar hal ini tentu membuat Kanaya kecewa, tidak hanya pada Naka yang tidak memberi tahunya hal seperti ini tapi juga pada dirinya yang ternyata tidak cukup peka untuk tau apa yang Naka rasakan Tanpa disadari bulir bening mulai jatuh membasahi pipi Kanaya.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang