part 30

1.4K 42 2
                                    

Pagi ini Kanaya dan Naka akan kembali ke Indonesia, kondisi tubuh Naka sudah membaik sudah dua hari semenjak dia di izinkan pulang dari rumah sakit.

Awalnya Kanaya masih ingin berlama-lama di sini tapi Auryn dan Steven sangat cerewet meminta mereka untuk segera pulang. Laki-laki bernama Steven William itu bahkan dengan khusus mengirim pesawat pribadinya untuk Kanaya.

Setelah menempuh perjalanan pulang yang sangat memakan waktu lama Kanaya dan Naka akhirnya sampai di Indonesia.

"Capek gak?" Tanya Kanaya pada Naka setelah mereka keluar dari bandara

"I-ya" jawab Naka dengan lemas

"Bentar ya abis ini kita istirahat" Naka mengangguk kecil mereka keluar dari Bandara dengan di sambut oleh kedua orang tua Naka

"Hmm sayang" peluk Ayumi pada Auryn lalu beralih pada putranya

"Mama seneng kamu udah sehat" ucapnya sambil memeluk Naka

"Udah di lanjutkan di rumah aja ma kasian itu Naka sama Kanaya mereka pasti capek" Revan menyela yang kemudian disetujui oleh Ayumi

Empat orang itu masuk kedalam mobil. Ayumi duduk di depan bersama Revan sedangkan Kanaya duduk di bangku belakang bersama Naka. Tangan Kanaya terus mengusap pelan punggung tangan Naka membuat suaminya itu sedikit tenang dan perlahan memejamkan mata

"Gimana Nay?" Tanya Ayumi Kanaya yang mengerti arah pembicaraan Ayumi pun hanya bisa menghela nafas panjang

"Sama aja ma, mereka bilang mereka gak bisa. Karena memang gak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini"

Ingatan Kanaya terputar saat ia membicarakan penyakit Naka dengan dokter Luke. Saat itu dokter Luke menjelaskan hal yang sama seperti yang dikatakannya barusan

"Penyakit Naka langka dan sudah dari dulu sampai sekarang tidak ada obat atau alat canggih yang bisa menyembuhkannya "

"Iya udah gak papa sayang" kata Revan berusaha menenangkan Kanaya dan Ayumi

Di bangku belakang Kanaya menatap Naka dari samping, Naka memejamkan matanya dengan raut tenang, dalam kondisi tidur pun Kanaya akui Naka tetap terlihat sangat tampan bahkan meskipun ia tertidur dengan kondisi mulut yang sedikit terbuka seperti sekarang ini.

Naka sempurna di mata Kanaya.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah mewah yang beberapa hari ini tidak di tinggali Kanaya.

Kanaya mendorong kursi roda Naka keluar. Sangking lelapnya Naka tidur dan mungkin juga karena ia sangat lelah jadi Naka tidak terbangun sama sekali. Naka tetap tidur bahkan saat Revan menggendongnya untuk memindahkannya ke tempat tidur Naka tetap tidak bangun.

"Dia kayaknya kecapean banget" gumam Ayumi yang di angguki Kanaya

"Perjalanan kalian sangat jauh jadi istirahat lah Nay papa bakalan minta para maid menyiapkan makan malam untuk kalian" Revan membawa Ayumi untuk pergi meninggalkan mereka setelah ia melihat Kanaya mengangguk.

Sekeluarnya dari kamar Ayumi langsung memeluk suaminya menangis di dada bidang itu menumpahkan semua yang dirasakannya saat ini.

"Mama kasian sama Naka pa" lirihnya

Revan tentu tau itu karena dia pun sama Naka putranya, putra satu-satunya. Bagaimana mungkin dia tidak merasa kasihan pada kondisi putranya yang semakin bertambahnya waktu semakin memburuk.

Tidak ada hal yang bisa Revan katakan untuk menenangkan Ayumi karena apapun yang dikatakannya tidak akan cukup untuk menenangkan Ayumi. Tidak ada kalimat penenang saat semua yang akan dikatakannya hanya sebatas meminta Ayumi untuk bersabar.

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang