part 21

1.2K 51 0
                                    

Acara resepsi pernikahan Kanaya dan Naka berlangsung megah, semua hidangan khas dari beberapa negara tersedia selain itu ada beberapa macam minuman yang disediakan.

Naka benar-benar membuat resepsi yang megah dan mewah untuk Kanaya bahkan beberapa media dan model dari agensi Kanaya pun turut di undang.

Kanaya masuk ke ballroom hotel bersama Naka yang berjalan dengan kursi rodanya

Kali ini Kanaya menggunakan gaun dengan warna sparkling champagne yang full kristal sedangkan Naka menggunakan setelan warna hitam, ia tidak terlalu menyukai warna lain kecuali warna monokrom dan Kanaya tidak ingin memaksanya untuk menggunakan warna yang sama dengannya. rambut Kanaya ditata sederhana dengan tatanan rambut wavy ponytail jepit rambut dengan model bunga menjadi hiasannya.

"Mau minum?" Tanya Kanaya setelah mereka selesai berbincang dengan beberapa tamu undangan yang hadir

"Boleh?" Tanya Naka yang mengundang kekehan Kanaya

"Sure" jawabnya lalu meraih segelas blackberry gin gimlet ia mendekat kearah Naka lalu mengulurkan gelas itu pada Naka

"Pelan-pelan sayang"

Naka tersenyum lalu sedikit menunduk karena tangan kanannya tidak bisa di angkat lebih tinggi lagi jadi Naka harus lebih menunduk lagi jika sedang makan atau minum.

Dari kejauhan beberapa orang melihat itu, ada beberapa dari mereka yang menatap iba Naka ada juga yang menatapnya tidak suka lebih parahnya lagi ada yang berbisik menjelekkan

"Kasian banget, ganteng sih kaya juga tapi kalau Uda gak berguna kayak gitu gue sih gak mau" ucap salah satu dari 3 orang gadis yang berdiri tidak jauh dari Naka dan Kanaya

"Sama gue juga, gue sih yakin ya itu si Kanaya cuman ngincer hartanya doang" sambut yang lain

Naka melirik sebentar sebelum akhirnya Kanaya menutup kedua telinganya "jangan didengar, omongan yang kayak gitu bahkan gak pantes numpang lewat di telinga mu" tutur Kanaya saat Naka melihat kearahnya

"Gue kira di lumpuh cuma nyampe kaki eh ternyata semuanya" seseorang dari mereka terkekeh

"Suami lumpuh kayak gitu buat apa, ngasih keturunan enggak yang ada malah cuma bikin susah doang"sambung yang lainnya napas Kanaya tertahan tangan nya menggenggam kuat dornggan kursi roda Naka

"God dammit" umpat seseorang yang membuat semua orang terdiam apalagi ia menyiramkan segelas wine kearah tiga orang itu. Semua mata membelalak melihat apa yang dilakukannya

"Auryn,,"

"LO!"

"What the hell dr. Auryn?"

Auryn menggeram ia maju satu langkah tanpa dihentikan oleh laki-laki yang berdiri dibelakangnya

"Kalian yang apa-apaan? Ngejelek-jelekin orang yang punya pesta itukah kelakuan model murahan kayak kalian?"

Satu diantara tiga orang itu terlihat menahan marah ia bersiap akan membalas Auryn namun gerakan tangannya berbalik kearahnya saat tangan kekar seseorang mencekal tangannya

" Bawa mereka keluar, dan beritahu agensi bahwa 3 orang ini diberhentikan" perintah Steven saat 2 orang pengawal mendekati mereka

"Eh, eh jangan pegang-pegang" berontak yang satu, gadis yang paling banyak menghina dari tadi "lepas!! Gue bisa jalan sendiri!" Tegasnya lalu melangkah pergi begitu saja

Auryn tidak habis pikir dengan orang yang seperti itu, tidak tau malu. Ia berkata seolah ia yang paling sempurna, muak sekali Auryn mendengar perkataan mereka tadi itu.

"Are you okay?" Tanya Steven Auryn hanya mengangguk lalu mendekati Naka dan Kanaya

"Gak usah didengar omongan mereka" ucapnya serius dengan sisa kekesalan nya

Naka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang