🌸PART 24

1.8K 141 14
                                    

Rasanya ia ingin sekali berteriak dengan kencang jika tak ingat bahwa di dalam perutnya ada benih dari sang suami yang tengah berusaha untuk berkembang biak di sana.

Si cantik sedari tadi merengut kesal. Bukan karena ada yang mengusik dirinya. Tapi karena seseorang yang lambat laun mengisi kekosongan hatinya itu pergi meninggalkan ia untuk sementara waktu.

"Memangnya tidak bisa jika hidup seperti kebanyakan orang?"

Ditengah perjalanan, Taehyung selalu memikirkan keadaan istrinya yang tengah mengandung. Walau usia kandungannya masihbtak seberapa. Tapi, justru itulah yang membuat sang empu tambah khawatit. Terlebih berita kehamilan itu masih menjadi rahasia antara keduanya.

Perjalanan panjang nan melelahkan kini amat terasa saat kuda yang ditungganginya berhenti pertanda ia sudah tiba di tempat tujuan.

Beberapa bawahannya segera mendirikan tenda untuk tempat tinggal sementara. Ada yang mencari kayu bakar, bahan makanan tambahan dan lainnya. Jika sesuai dengan perkiraan di awal, mereka akan menghabiskan waktu sekitar dua pekan. Jadi, harus benar-benar memanfaatkan bekal yang mereka bawa dari pusat kota.

"Tae, aku sungguh salut padamu"

"Aku hanya ingin menjadi seseorang seperti yang diharapkan kedua orangtua ku"

Ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu. Sangat lama, namun ia mengingat dengan jelas di detik terakhir sebelum appanya menghembuskan nafas terakhir.

"Tolong lanjutkan perjuangan Appa. Lindungilah Joseon dari musuh. Bantu raja agung menciptakan negara indah yang mencerminkan kedamaian dan kebahagiaan".

Malam harinya Jeongguk tidak fokus untuk tidur. Ini bukan pertama kalinya ia ditinggal bepergian. Namun tetap saja ia merasa gelisah. Waktu seolah berjalan dengan lambat hingga ia sangat bosan.

Ia turun dari kasur, membuka pintu kamarnya. Berjalan pelan seolah menyapa setiap hembusan angin yang dilewatinya. Tidak bisa, tak sampai satu hari dirinya sudah serindu ini. Ayolah.. Bahkan disaat pria itu berada di dekatnya, hanya rasa jengkel yang ia rasakan. Tapi sekarang?

"Pasti ini gara-gara aku mengandung anaknya.. Isssshh.. Tidak tahu diri sekali dia, menghamiliku tapi meninggalkanku di sini"

Kakinya berhenti didepan pintu kamar Lili, sedikit berfikir apakah gadis itu sudah tertidur atau belum.

Namun ketika ia hendak menyentuh pintu itu, yang dari dalam lebih dulu  membuka pintu tersebut.

"Noona.. Apa ada yang bisa Lili bantu?"

"Lili, mau kemana kamu?"

"Tidak ada noona, hanya pergi ke dapur mengambil air"

"Aku ikut"

Lili yang melihat noonanya dengan wajah lucu dan menggemaskan itu mana tahan menahannya. Mereka berjalan beriringan dengan Jeongguk yang selalu waspada pada sekitarnya.

"Noona sangat aneh"

"Diam Lili, kita harus waspada.. Kau lihat pohon itu? Sangat mencurigakan" Tunjuknya pada ranting pohon besar yang diterpa angin.

"Ada-ada saja noona"

Srrrtttttttt

Jeongguk melihat sekelembat bayangan hitam seolah terbang dari atas. Ia pun menarik Lili untuk bersembunyi. Mereka mengintip dengan pelan sosok yang baru saja dilihatnya.

"Lili, apa pikiran kita sama?"

Yang di tanya hanya mengangguk seolah mengiyakan pertanyaan dari atasannya.

"Noona.. Biar Lili saja yang mengatasi"

Jeongguk hanya mengangguk sambil memikirkan sesuatu dikepalanya.

TOUCH YOUR HEART TAEKOOK/VKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang