Kehidupan lain,
Dia hanya diam dibanyaknya orang yang berlalulalang.
Brak'
Suara gebrakan meja membuat lamunannya hilang. Dia melihat dengan jelas wajah yang terakhir kali dilihatnya.
"Jen.??"
Dengan langkah kakunya ia mencoba menghampiri kerumunan orang dengan beberapa orang bertubuh tinggi diantara mereka mengenakan seragam.
"Polisi?"
"Bagaimana bisa remaja seperti kalian berani membunuh sesama teman?? Bukankah kalian dari keluarga terhormat ?"
"Sir.. Tolong maafkan kami, kami tidak sengaja ingin membantunya saat hendak jatuh. Kalian salah paham. Bukankah begitu teman-teman?"
Yang lain hanya bisa menunduk sambil menangis, tak menyangka nasib mereka akan berakhir di sini. Mereka masih terlalu muda. Masa depannya pun masih panjang.
Seseorang yang tidak terima dengan penjelasan satu remaja barusan itu maju kedepan mendekat.
"Bohong pak.. Mereka mendorongku saat berada di tepi jurang"
"Hah??"
Matanya membola kebingungan, tidak seorangpun menoleh padanya. Apakah suaranya tidak terdengar?
Dan dengan sedikit berteriak, ia mengatakan hal itu lagi. Tapi nihil, tak ada satupun yang bisa meresponnya.
Karena geram, ia mendekat ke arah gadis yang saat ini tengah diborgol kedua tangannya.
"Yaaa.. Nuunaaa.. Bagaimana bisa kau mengatakan itu bukan salahmu? Jelas-jelas kaulah yang mendorongku karena kecemburuanmu. Kenapa kau berbohong?"
Sama seperti sebelumnya, tak ada satupun yang bisa mendengar suaranya hingga tak mendapat respon dari mereka.
Tangannya menepuk salah satu pundak paman yang sedang berdiri paling dekat dengannya.
"Paman.. Tolong dengarkan aku"
Kaget tentu saja, saat tangannya mencoba menyentuh pundak pria tua itu, rasanya seperti transparan. Ia tak bisa merasakan apa-apa pada tangannya. Apakah ia mati rasa? Tapi ini berbeda rasanya.
Dilihatlah kedua telapak tangan miliknya yang memang sudah memutih.
"Kenapa aku seperti ini?"
"Masukkan gadis-gadis ini dalam sel. segera. Mereka harus tetap dihukum sesuai dengan aturan yang ada"
Dan dengan begitu, para remaja itu dibawa pada sebuah sel yang ada disana. Tentu mereka menangis histeris. Terlebih lagi keluarga mereka yang terlihat menyedihkan dari sebuah pintu kaca besar.
Namja itu memejamkan matanya..
Wushh....
Tiba-tiba saja ia berada disebuah pemakaman. Dengan bingungnya ia berjalan hingga melihat satu sosok yang berdiri disebuah makam dengan buket bunga ditangannya.
"Kiming?"
Dengan sedikit berlari ia menghampiri namja didepannya.
"Kiming..... Aku rindu"
Hap
Tubuhnya terpental saat hendak memeluk orang didepannya.
"Hei.. Kiming.. Kau tidak melihatku?"
Kedua tangannya melambai didepan wajah temannya tapi tak ada tanda-tanda bahwa yang didepannya ini bisa merasakan kehadirannya.
Tubuhnya berbalik, melihat siapa yang hendak diziarahi oleh orang terdekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH YOUR HEART TAEKOOK/VKOOK
RomanceMasih banyak miateri kehidupan yang tidak diketahui oleh orang pada umumnya. Pernah terjebak di dunia lain? Apa yang akan kalian lakukan? Mencari jalan keluar? Atau tetap tinggal? Yuk.... kita berpetualang bersama 📌 Cerita ini murni karangan a...