• 45

3K 256 28
                                    

[ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]

Sebelum membaca vote dan komen-komen juseyoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca vote dan komen-komen juseyoo..

•⚔️⚔️⚔️•


Kini jam dinding menunjukkan pukul 23.00, mendekati tengah malam keadaan rumah persembunyiannya tampak sepi karena tidak ada lagi aktivitas di dalamnya, hanya sebuah ruangan dengan lampu yang menyala pertanda seseorang masih beraktivitas di sana.

00, mendekati tengah malam keadaan rumah persembunyiannya tampak sepi karena tidak ada lagi aktivitas di dalamnya, hanya sebuah ruangan dengan lampu yang menyala pertanda seseorang masih beraktivitas di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namjoon duduk termenung di kursi ruang mejanya, ia memutar otaknya untuk menemukan cara apalagi untuk membebaskan Jungkook, karena ketatnya pertahanan BIN yang tidak mudah meloloskan narapidana begitu saja. Namjoon memijit pelipisnya, dan juga rahangnya mengeras menahan amarah di dalam dirinya agar tak meluap akibat Hyejin tak kunjung menghubunginya sejak pertemuannya satu Minggu yang lalu.

"Apa dia mencoba menipuku? Dasar wanita sialan!!" gumam Namjoon terlihat garis tegas di wajahnya.

Bagaimana tidak kesal, Namjoon merasa tertipu karena tepat setelah pertemuannya dengan Hyejin, ia menjanjikan akan membantu membebaskan Jungkook, tapi sampai saat ini, sudah satu Minggu lamanya Hyejin tidak ada kabar lagi. Bahkan, nomornya juga tidak bisa di hubungi.

Malam ini Namjoon mengutus beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan Hyejin, namun sampai menginjak tengah larut, anak buahnya belum juga kembali ataupun sekedar memberi kabar. Namjoon tidak ingin merasa di permainkan dalam situasi yang bisa membuatnya gila seperti ini.

Deru nafasnya memburu karena amarah yang sulit sekali ia tahan, rasa kesal, rasa kecewa serta amarah yang melebur jadi satu pada dirinya saat ini, terlihat dari dadanya yang naik turun akibat emosi. Ia memutuskan untuk menyusul anak buahnya mencari Hyejin.

Saat akan membenarkan jazz yang di pakainya, bunyi nyaring pada ponselnya yang terletak di atas meja seketika membuyarkan kobaran amarah yang semula menggebu, dengan sigap Namjoon menyambar ponsel miliknya yang terus berdering.

📞 In call..
"Bagaimana?" tanya Namjoon setelah mengulir layar ponselnya.

"Sebaiknya boss langsung ke sini saja," ucap seorang di seberang telepon.

MAFIA HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang