• 40

3.6K 306 36
                                    

[ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]

⚠️Tidak menerima plagiat dari bentuk apapun, dari mulai cerita, alur dll. Di platform manapun!!!
_______________________________________

Sorry, next mungkin aku ga masukin pict/ gif lagi, karena tampilan wp ga se-asik yang dulu. Sekarang kalo ada gambar-nya tuh jadi sosial distancing. Mengsad...🥲🥲🥲🥲

Btw, JANGAN LUPA SODAQOH VOTE!


Suara ketukan pintu beberapa kali berhasil membangunkanku, manikku memicing karena terpaan cahaya yang langsung menyorot wajahku di celah-celah kelambu putih kamarku, aku berusaha mengangkat tubuhku bersandar di headbord untuk mengumpulkan kesadaran penuh, aku teringat kegiatan semalam yang membuatku tidur sepanjang hari, dan tiba-tiba aku teringat sesuatu. Jungkook.. di mana dia? Kenapa tidak membangunkanku? Gumamku menyapu pandangan mencari keberadaan Jungkook.

"Nyonya...anda belum minum vitamin, tolong buka pintunya."

Suara lembut Rania terdengar samar dengan gedoran kecil saat berusaha membangunkanku, aku melirik jam di ujung kamar, betapa kagetnya aku, manikku membulat sempurna melihat jarum jam menunjukkan pukul satu siang.

"Astagaa, Yunhee kau sudah keterlaluan, bisa-bisanya bangun siang bolong," ucapku sembari menepuk pelan dahiku sendiri menyesali.

"Nyonya, apa kau mendengarku?" Teriaknya yang masih terdengar olehku.

"Iya Ran, sebentar," sahutku.

Aku meraih kimono milikku yang berserakan di ubin, bekas pergulatan semalam membuat kondisi kamar sedikit kacau, bahkan baju tidur Jungkook semalam masih berada di sudut ranjang kamar, tak terlalu memperdulikannya aku segera memakai kimonoku dengan cepat. Sebelum Rania melihat pemandangan horor tubuh polosanku.

Aku berjalan tergesa untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka, aku melihat Rania yang sudah berdiri dengan nampan berisi segelas air putih dan satu kotak suplemen vitamin. Seperti biasa, Rania menyambutku dengan senyuman lebarnya.

"Ran, Jungkook mana? Kenapa kau yang membangunkanku?" gerutuku sembari memberi akses untuk Rania masuk.

"Tuan sudah pergi dari tadi pagi, aku pikir Nyonya tadi sudah bangun," jawabnya sembari meletakkan nampan di atas meja yang terletak di sudut kamar.

"Kira-kira dia pergi kemana?"

"Sepertinya tadi pergi bersama Daniel, mungkin ada sesuatu yang penting untuk dikerjakan."

"Dia tidak bilang apa-apa?"

"Sepertinya tidak ada--"

"Yaissh, kenapa dia selalu bersikap seenaknya," kesalku.

"Apa semalam kalian bertengkar?"

"Iya, bertengkar di atas ranjang," sarkasku asal.

"Gimana rasanya-- Enak?" goda Rania membuatku melayangkan tatapan aneh.

"Ssst! Apa yang kau bicarakan???"

"Jangan terlalu serius Nyonya, aku hanya bercanda," kekeh Rania melihat wajah masamku.

"Jangan tanyakan itu, pastinya kau juga sudah merasakannya. Kau pembohong yang buruk di mataku, Ran," ledekku membuat senyumnya menghilang begitu saja.

"Ishh!" desisnya.

MAFIA HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang