BAB 16 BASECAMP CEMORO SEWU

58 16 46
                                    


--Aku terus mencari biar musim berganti, hingga nanti ku tak bisa menemukan hatinya lagi--

--Aku terus mencari biar musim berganti, hingga nanti ku tak bisa menemukan hatinya lagi--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jalur pendakian via CEMORO SEWU

Menggedor kasar pintu depan basecamp yang terkunci, akhirnya Andra membukakan pintu setelah tidurnya terganggu. Dia berdiri menatapku dan Basuma bergantian dengan wajah mengantuk.

"Maaf bro dah ganggu tidurmu." Basuma menyapa sebagai sebuah permintaan maaf.

Andra hanya tersenyum tipis, memberi jalan padaku untuk masuk.

"Kamu sakit apa Yid?" tanya Andra setelah menguap lebar.

"Nggak tahu tiba-tiba aja mual," jawabku sambil melepaskan tas gunung dari punggung.

Aku bergegas ke kamar mandi untuk melepaskan panggilan alam dan mencuci muka sebentar. Sekembalinya ke ruang tengah kulihat Basuma menutup pintu depan dan menguncinya. Sementara Andra tengah memberi laporan jarak jauh.

"8-9 aman bang, 8-7 dua orang nyampai basecamp dengan selamat. Ganti." Dua orang yang dimaksud Andra pasti aku dan Basuma.

" 8-9 kondusif 10-2 dari POS 4." Suara bang Sais bisa kudengar dengan jelas.

"Info apakah ada pasien lagi yang akan turun? Ganti."

"8-7 sementara tidak ada. Ganti."

"OK bang. 8-1-3. Ganti."

Percakapan mereka berakhir. Andra kembali merebahkan diri di atas tikar bersebelahan dengan Joko. Kulihat Margiono terbangun memicingkan mata.

"Butuh obat kak?" tanya Margiono setengah mengantuk.

"Makasih, aku dah bawa obat sendiri Mar," jawabku juga dengan mata mengantuk.

Akhirnya lelaki itu kembali mendengkur dalam hitungan detik, begitu juga dengan Andra. Sepertinya dia juga sudah kembali ke alam mimpi.

Basuma muncul dari arah kamar, satu-satunya ruang tidur yang ada di basecamp.

"Kamu tidur di dalam kamar aja Yid," ucap Basuma berjalan menghampiri Andra.

Dalam beberapa detik saja dia sudah menyusul tidur pulas bersama 4 lelaki terbungkus selimut berjejer rapi di ruang tengah.

Aku beranjak menuju kamar, sebelumnya sempat kutatap sekilas wajah Basuma yang terpejam masih saja terlihat manis walaupun tampak guratan lelah yang teramat sangat.

KEMBANG SENDUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang