BAB 36 RAHASIA HATI

26 7 54
                                    

--Terpendam terlalu dalam dan mencuat di akhir waktu...
Tak ada kata terlambat untuk mengakui rahasia hatimu
Karena Cinta selalu memaafkan--










"Ngelamun aja sih kamu Yid," celetuk Vila yang asyik ngemil keripik kentang.

Kami duduk berdua di bawah pohon Ketapang Kencana, berteduh dari sengatan Mentari. Air mineral dingin kuteguk perlahan dari botol plastik. Cuaca siang ini memang cukup gerah mengingat hujan sudah jarang turun mendekati musim panas.

Seterik apa pun Matahari bersinar semangat para siswa Tunjung Wijaya tak akan goyah, mereka tetap semangat mengadakan pertandingan di lapangan selama event Classmeeting berlangsung.

Sorak sorai para pendukung masing-masing Tim masih terdengar riuh.

"Habis mau ngapain ?" aku balik bertanya pada Vila.

"Maksudku apa kamu baru ada masalah ? Dengan Bang Daniel kek, atau Mamas Basuma... Maaf deh kemarin aku ganggu kalian yang lagi asyik pacaran."

"Iiiihh, siapa juga yang lagi pacaran. Orang kita ketemu nggak sengaja pas lagi nonton basket." Aku membela diri.

"Kamu juga, kenapa nonton basket nggak ajak-ajak aku. Ku pikir kamu janjian ketemuan sama Mamas Basuma."

"Ssssttt, jangan keras-keras entar ada yang denger." Aku menempelkan jari telunjuk di bibir membuat Vila langsung berhenti bicara.

Dia tidak tahu, aku melamun karena memikirkan Alex. Bagiku kepergiannya sangat mempengaruhi semangat hidupku. Karena dia pergi tanpa kata.

"Baassss !" teriak Vila melambaikan tangan ke arah lelaki yang melaju dengan Grand Astrea hitam dari arah parkiran.

Perlahan dia mendekat, berhenti tepat di depan kami. Mematikan mesin, membuka helm tanpa turun dari motornya.

 Mematikan mesin, membuka helm tanpa turun dari motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BASUMA




"Mau kemana Bas?" tanya Vila ingin tahu. "Ngurus acara Konser Musik besok ya?"

"Mau pulang," jawab Basuma singkat merapikan rambut cepaknya yang sama sekali tidak berantakan.

"Masih jam 10 loh, masa mau pulang." Vila melirik jam tangannya.

"Habisnya nggak ada jadwal Tryout lagi, aku ngantuk mau tidur di rumah aja," jawab Basuma nyengir.

"Kamu mau pulang nggak Yid ? Bisa bareng Basuma tuh !" goda Vila melirik ke arahku.

"Boleh kalau mau bonceng." Basuma ikut menawarkan diri membuat wajahku merona merah. Semoga saja aku bisa menjaga sikap tidak salah tingkah.

"Ah enggak makasih, aku masih ada janji sama Annisa anak SRC," tolakku asal memberikan alasan penuh kebohongan.

"Janji apaan, kan kita sudah nggak ada kegiatan Extra Kurikuler," sanggah Vila berniat mematahkan kebohonganku.

"Ini urusan pribadi La," balasku cepat. Seketika kami terdiam, kulihat Basuma menoleh ke arah lapangan sepertinya ada Tim yang baru saja berhasil mencetak poin sehingga teriakan mencuat bertubi-tubi.

KEMBANG SENDUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang