Bab 1-a SIAPA DIA ?

296 70 532
                                    

--Eksistensi terselubung, seorang pemuja rahasia--


Dua tahun sudah berlalu, bukan tanpa kenangan tapi hanya terisi sedikit cerita tanpa cinta dan merupakan serangkaian kisah pesta pora indahnya masa SMA. Ya benar, umurku sekarang menginjak 17 tahun dan menempati sebuah kelas 3 IPA 2 yang berada di lantai atas sebuah bangunan sekolah negeri favorit di salah satu kota besar ternama di Indonesia.

Sekolah ini, sebut saja SMA Tunjung Wijaya (TW) terkenal dgn julukan "Kandang Macan" karena memiliki hobi tawuran yang sudah mendarah daging turun temurun, dan musuhnya bertebaran di seantero kotamadya sebagai warisan para alumni terdahulu.

Namun prestasi kami juga tak kalah bersaing, berbagai kejuaraan tingkat daerah sampai nasional banyak pialanya kami boyong dan terpampang dengan indah berjejer di etalase lobby sekolahan, jadi cukup seimbang sudah antara kenakalan dan keunggulan para siswa Tunjung Wijaya.

Sebuah nama gank besar menaungi kami secara turun temurun sejak tahun 1995. Tapi sampai detik ini aku sendiri belum tahu pasti apa kepanjangan dari UNO. Mungkin hanya orang dalam yang mengetahuinya. Saat MOS para kakak kelas cosplay sebagai spy mencari siswa yang memiliki bibit kenakalan maksimal untuk direkrut otomatis sebagai anggota UNO, kesemuanya adalah laki-laki dan 80% adalah anak IPS.

Pergerakannya terselubung tapi bukanlah hal yang merugikan dan menakutkan, menurutku. Tapi beda cara pandang dengan para Guru. Kadang UNO terlihat meresahkan, selalu membuat onar memancing kerusuhan baik ekstern ataupun intern sekolah.

Pernah mereka tiba-tiba menggempur pagar bumi sekolah di tengah kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung karena tidak setuju bangunan batu itu ditinggikan 1 meter. Itu membuat mereka kesusahan untuk melompat keluar dari pagar sekolah kala ingin membolos berjamaah. Gila bukan?

Dan pihak sekolah pun mengalah. Seluruh pagar bumi yang membentang belasan meter dimulai dari sudut lapangan ke barat, sepanjang taman sekolah hingga pintu gerbang pun akhirnya dipangkas kembali menjadi kerdil seperti semula. Kemenangan untuk UNO.

Dan dia, bernama Basuma Ardiyaksa bagian dari UNO yang bersumbangsih membuat kerusuhan di sekolah dan kerusuhan di hatiku. Dia bukan Ketua, Wakil, Sekretaris ataupun Bendahara karena UNO bukanlah gank arisan. Setahuku di sana hanya ada Petinggi 1, Petinggi 2 serta Petinggi 3, dan Basuma hanyalah anggota penggembira biasa.

"Yid, pinjem buku catatan Kimia-mu." Vila mendahului yang lainnya pagi itu, di saat jam dinding masih menunjuk pukul setengah tujuh.

"Setelah Vila aku ya." Hendra menyusul menambah list antrian.

"Terus aku lho." Rianti ikut mengantri.

Dan yang lainnya pun satu persatu menambah panjang list antrian mencapai di angka 10. Di kelas aku memang dianggap memiliki buku catatan paling rapi bak buku cetakan Erlangga dan Yudhistira sehingga semuanya tergoda meminjam, untuk disalin di buku catatan masing-masing. Copy Paste. Dan itu gratis, aku tidak memasang tarif bayaran. Betapa baiknya diriku.

Peredaran buku catatanku tidak hanya di lingkup kelasku saja, tapi sudah mencapai beda kelas bahkan terkadang aku sampai tidak mengenal siapa yang telah meminjam buku catatanku hingga menginap dia bawa pulang.

Apakah aku sebegitu famous-nya sampai mereka beramai-ramai rela mengantri? Tidak, aku hanya murid gadis biasa tidak termasuk golongan high profile di sekolah. Yang terkenal hanyalah buku catatanku dan bukan diriku. Malang benar nasibku dan jangan kalian tertawakan.

Ingin tahu kisah betapa viral-nya buku catatanku?

Seperti kejadian siang itu, jantungku hampir terlepas dari rongga dada. Kala aku sedang sibuk mengobrol dengan beberapa teman, duduk di kursi nyamanku di waktu istirahat jam pertama sudah berlalu 5 menit yang lalu. Dia memasuki kelas 3 IPA 2, memegang sebuah buku dan kedua matanya memindai setiap area sudut kelas satu persatu.

KEMBANG SENDUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang