11. Cowok nyebelin

28 8 9
                                    

Keesokkan harinya

Bumi sudah nampak terang dengan sinar matahari yang menyinarinya. Kini Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi. Semua orang tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing di jam itu. Begitu pula dengan Aurel.

Kini anak bungsu keluarga Giovanni ini nampak sedang duduk manis di kelasnya. Sang Guru yang belum datang pun membuat ruangan bercat hijau itu menjadi berisik oleh suara-suara para siswa yang ada di dalamnya.

"Guys, diam dulu deh." Ucap Vino yang baru bicara di depan kelas dengan serius.

Seketika, semua siswa pun terdiam. Kebisingan yang awalnya memenuhi ruangan itu pun sirna. Semuanya menoleh ke arah pria yang berbicara itu.

"Hari ini bu Farah gak masuk. Jadi kita disuruh kerjain buku paket fisika halaman 71." Lanjut Vino.

Setelah Vino menyampaikan informasi itu, satu per satu dari para siswa itu pun membuka buku mereka dan mulai mengerjakan tugas yang tadi dikatakan ole Vino.

Perlahan suasana kelas pun berubah menjadi hening. Tidak terdengar lagi suara berisik dari para siswa itu. Semuanya sibuk dengan buku mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas mereka.

Namun di tengah sama orang yang sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing, perempuan yang sering disebut Aurel itu hanya duduk manis dan tidak menulis ataupun mengerjakan tugasnya. Perempuan itu nampak hanya memandangi buku tulisnya sambil memegangi pulpennya tanpa ada satu huruf pun yang dia tulis.

Diamnya Aurel itu pun mencuri perhatian Vino. Kemudian pria itu lantas menghampiri Aurel.

"Heh, nerd! Ngapain bengong? Kerjain tugas sana!" Ucap Vino.

Aurel yang merasa tak mengerti dengan tingkah pria itu pun melihatnya dengan seksama.

"Iya lo! Gue lagi ngomong sama lo ya. Lo denger gak?" Ucap Vino.

Raya yang mulai merasa risih dengan ocehan Vino membuka suaranya.

"Dia gak bisa ngerjain di sekolah. Dia bakal ngerjain nanti di rumah!" Ucap Raya.

"Kenapa dia nggak kerjain di sini aja?!" Tanya Vino.

"Ya itu karena dia gak keliatan. Lo tau itu kan? Udahlah lagi pula Bu Farah juga pasti ngerti dan ngebolehin. Udah deh lu sana aja jangan gangguin dia!" Jelas Raya.

"Gue gak tau tentang itu dan gue gak peduli. Cepetan kerjain!" Ucap Vino.

Raya mengelola nafas panjangnya untuk menetralkan amarahnya dalam menghadapi pria yang satu ini.

"Lo kenapa maksa banget sih? Mau dia ngerjain tugasnya atau gak, gak ada masalahnya sama lo kan? Jadi stop gangguin dia. Pergi lo sana!" Ucap Raya.

"Tentu aja ada urusannya sama gue. Gue ini penanggung jawab pelajaran fisika."

"Ya terus kalau lo penanggung jawab pelajaran fisika kenapa?"

Sebelum perdebatan itu semakin panjang, Aurel sudah terlebih dahulu melerai keduanya.

"Udah udah gak usah ribut. Iya, gue bakal ngerjain tugasnya sekarang." Ucap Aurel.

"Tapi, Aurel. Emangnya lu bisa? Keliatan gak garis bukunya?" Tanya Raya.

Aurel tersenyum simpul. "Gue bis kok. Lagi pula gue nggak bisa gini terus kan?"

"Oke, kalau lo perlu bantuan bilang gue." Ucap Raya.

"Tuh kan, orangnya aja nggak banyak protes." Celetuk Vino.

Mendengar celetukan Vino itu, membuat Raya melemparkan tatapan sinisnya pada pria itu. Tapi sebelum perdebatan itu dimulai kembali, Vino sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan tempat duduk kedua wanita itu.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang