Kedua perempuan itu masih tanpa terasa pagi hari pun berganti menjadi siang yang terik. Dan tugas kelompok Aurel telah usai.
Akhirnya kerja kelompoknya selesai juga." Ucap Gilang setelah merapikan semua peralatan yang telah mereka gunakan untuk kerja kelompok itu.
"Do, karena kerja kelompoknya udah selesai kita balik ya." Ucap Raka.
"Hm." Jawab Aldo.
"Gue balik dulu ya gaes." Ucap Haikal yang lagi-lagi hanya dijawab The Human oleh Aldo.
"Ya udah balik lo sono." Ucap Gilang ketus.
"Jangan kangen ya Gilang ganteng." Goda Haikal yang berhasil membuat Gilang bergidik ngeri.
"Najis! Merinding gue." Cela Gilang.
"Jangan gitu dong ganteng." Goda Haikal lagi.
"Ni orang napa dah?" Batin Gilang.
"Ya udah, Do, Ka, gua balik duluan ya. Bye!" Ucap Gilang berpamitan pada teman-temannya lalu berlari Pergi.
"Eh kampret, gua nebeng dong!" Teriak Haikal yang berlari mengejar Gilang.
"Ogah!" Teriak Gilang dari kejauhan yang masih dapat didengar oleh ketiga temannya itu.
Melihat pertengkaran kedua temannya itu membuat Aurel kembali menahan tawanya. Sedangkan Aldo dan Raka justru sudah tertawa melihat absurd kedua orang itu. Kelakuan kedua temannya itu sungguh lucu. Membuatnya lupa dengan rasa canggungnya. Namun gadis yang satu ini masih berusaha menahan dirinya. Sepertinya sedikit lagi Aurel benar-benar bisa keluar dari rasa traumanya.
"Hahaha kejar terus, Kal!" Teriak Aldo.
"Hahaha kelakuan.... kelakua...." Raka terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Ya biasalah. Maklumin aja obatnya abis makanya kayak gitu." Ucap Aldo yang membuat temannya itu terkekeh.
"Do, Rel, gua balik juga ya." Ucap Raka.
"Hm, ti ati yak." Ucap Aldo. Sedangkan gadis bernama Aurel itu hanya tersenyum pada Raka dan mengangguk.
Setelah berpamitan, Raka pun berjalan pergi menuju motornya yang terparkir di luar. Tak lama kemudian terdengar suara mesin motor yang dinyalakan lalu secara perlahan suara itu menjauh dari sana.
Kini yang tersisa hanyalah Aldo dan Aurel yang ada di ruang tamu itu. Suasana menjadi canggung kembali karena gadis itu hanya dia membisu di tempatnya. Tapi untungnya Aldo tidak merasakan hal yang sama. Dia membuka suaranya dan berusaha mencairkan suasana yang canggung itu.
"Rel, lo udah telepon kakak lo buat jemput?" Tanya Aldo lagi yang membuat Gadis itu teringat akan suatu hal.
"Oh iya gue lupa. Gue telepon dulu deh." Jawab Aurel. Gadis itu merogoh tas selempang yang dipakainya dan mengeluarkan benda pipih dari dalam pas itu.
Gadis itu menyalakan ponselnya dan mulai mencari nomor sang kakak di ponsel itu untuk segera menghubunginya.
"Halo, kak Via."
"Halo, Aurel. Kenapa?"
"Kak aku udah selesai nih kerja kelompoknya."
"Oh oke. Tunggu di situ ya kakak OTW jemput."
"Iya, kak."
Setelah percakapan yang cukup singkat itu sambungan telepon pun diputus secara sepihak oleh Via membuat Aurel mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Setelah itu apalagi? Ya, seperti biasa. Gadis bernama Aurel itu hanya duduk diam dan menopang dagu menggunakan tangannya yang diletakkan di atas meja dan menatap kosong ke arah objek yang ada di depannya. Suasana pun menjadi hening kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
أدب المراهقين"Kau adalah alasan aku masih bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kumohon jangan pernah pergi dari hidupku, jantung hatiku." Bagi Kebanyakan orang keluarga adalah tempat ternyaman dan rumah untuk tempat kita pulang. Tapi berbeda bagi pria satu ini...