45. Rencana Raisa

7 3 0
                                    

Kriiiiing

Mendengar bel yang berbunyi, Vino bangkit dari tidurnya.

"Eh lo mau kemana?" Tanya Aurel.

"Mau ke kelas. Kan udah bel." Jawab Vino.

"Gak, gak. Keadaan lo masih kayak gitu." Ucap Aurel.

"Gue udah gak papa." Ucap Vino.

"Pokoknya lo gak boleh kemana-mana dulu. Udah, mendingan lo tiduran lagi." Ucap Aurel.

"Rel, gue abis dipukulin bukan sakit yang parah l. Jadi gak usah lebay. Lagian gue juga udah gak papa." Ucap Vino.

"Tapi, Vin-"

Aurel berusaha meyakinkan laki-laki itu untuk tetap berada di UKS. Namun usahanya itu sepertinya sia-sia. Vino tetap saja keluar dari UKS. Bahkan sebelum Aurel sempat mencegahnya. Aurel pun langsung berlari mengejar Vino untuk membawanya kembali ke UKS.

"Vin, ayo dong. Jangan maksain diri lo kayak gini. Lo masih lemes, Vin. Kita balik ke UKS ya?" Bujuk Aurel.

"Gue udah gak papa, Rel." Ucap Vino.

"Lo bener-bener-" kalimat Aurel terhenti ketika tubuhnya menabrak seseorang.

"Aduh!" Ringis Aurel. Aurel mendongak untuk melihat sosok yang baru saja bertabrakkan dengannya.

"Aurel? Vino? Kenapa kalian ada di sini? Kan harusnya kalian di UKS?" Tanya Gavin.

"Kita mau ke kelas, Kak." Jawab Gavin.

"Emang keadaan lo udah gak papa?" Tanya Gavin lagi.

"Gue udah gak papa, Kak." Jawab Vino.

"Makanan yang tadi gue beliin udah dimakan kan?" Tanya Gavin.

"Udah, Kak." Jawab Vino bohong.

Gavin tersenyum. "Ya udah kalo gitu lo boleh ke kelas." Ucap Gavin yang membuat Vino tersenyum tipis.

"Gue juga mau balik ke kelas dulu ya." Lanjut Gavin.

"Iya, Kak." Ucap Vino dan Aurel serentak. Gavin pun pergi.

"Kalo Kak Gavin tau lo bohong, abis lo, Vin." Ucap Aurel.

"Makanya jangan dikasih tau." Ucap Vino lalu pergi begitu saja.

"Rasanya gue pengen jitak si Vino kalo dia udah semaunya gini. Ngeselin sumpah." Monolog Aurel lalu melangkah mengikuti Vino dari belakang.

Vino berjalan ke kelas diikuti dengan Aurel yang berjalan di belakangnya. Sesampainya di kelas, Vino berjalan menuju tempat duduknya dan mendudukkan dirinya di kursi itu. Begitu juga dengan Aurel yang langsunh duduk di tempatnya.

Tak lama kemudian, tampak seorang laki-laki paruh baya dengan mengenakan pakaian guru yang memasuki kelas itu. Laki-laki itu mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di belakang meja guru lalu ua pun mulai mengabsen satu persatu siswa di kelas itu. Setelahnya, laki-laki itu bangkit dari duduknya dan memulai pelajarannya.















Waktu terus berjalan. Siang yang terik berganti menjadi sore. Tak rerasa, jam sudah menunjukkan pukul 15:00. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas nereja untuk segera pulang. Kelas pun mulai sepi sebab para siswa itu yang meninggalkannya.

Namun, pemandangan berbeda di kelas 10 MIPA 2. Terlihat Aurel, Vino, Raya, dan Dira masih berada di dlam kelas yang sepi itu.

Vino yang baru saja menyeleaaikan tugasnya memasukkan vukunya ke dalam tas hitamnya. Ia menggendong tasnya lalu bangkit dari duduknya segera pulang. Namun sebelum ua sempat melangkahkan kakinya, langkahnya itu terhenti ketika ia mendengar sebuah suara notifikasi yang berasal dari ponselnya. Vino pun mengambil ponsel di sakunya untuk melihat notifikasi tersebut.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang