Hari semakin siang. Tak sedikit mahasiswa yang terlihat berlalu-)alang di area gedung Universitas itu. Kini sudah waktunya Vani untuk pulang. Tapi sebelum itu, ia memberanikan diri untuk menghampiri Marcel terlebih dahulu. Ya, walaupun sebenarnya perempuan itu sangat tidak ingin melakukannya.
"Ck! Kalau bukan karena tugas gue nggak bakal mau cari-cari dia kayak gini. Ini orangnya mana lagi?" Batin Vani.
Akhirnya Vani pun menemukan apa yang dicari-cari olehnya. Ia melihat seorang pria berkulit putih pucat itu sedang berjalan menuju parkiran. Sontak saja Vani langsung menghampiri pria itu.
"Ehem! Kita mau kerja kelompok Di mana?" Tanya Vani.
Alih-alih menjawab, Marcell justru hanya terdiam menatap perempuan di depannya itu tanpa mengeluarkan satu kata pun yang membuat Vani kesal melihat pria itu.
"Ditanya malah diem aja. Oy! Jawab kek!" Kesal Vani.
"Ikut gue." Ucap Marcel lalu berjalan begitu saja.
Ya, hanya satu kalimat perintah itu yang terucap dari mulut Marcel. Bahkan suatu kalimat itu hanya berisi dua kata yang tentu saja membuat Vani Bingung tentang apa yang dimaksud oleh pria ini.
"Tunggu! Kita mau ke mana?" Tanya Vani yang membuat Marcel menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
"Katanya ngerjain tugas." Jawab Marcel yang membuat Vani mengangguk lalu berjalan mengikutinya.
Mereka pun berjalan beriringan menuju suatu tempat. Namun baru saja berjalan beberapa langkah, Marcel merasakan getaran yang berasal dari saku jaketnya. Pria itu pun merogoh sakunya. Dikeluarkannya sebuah ponsel yang bergetar tanpa mengeluarkan bunyi apapun. Marcel pun mengusap tombol hijau yang ada di ponselnya lalu meletakkan ponselnya itu tepat di sebelah telinganya.
"Halo."
"......"
"Baik, saya ke sana sekarang."
Setelah percakapan yang cukup singkat, padat dan jelas itu, Marcel mematikan sambungan telepon secara sepihak.
"Gue pergi dulu ada kerjaan." Ucap Marcel dengan datar.
"Terus tugasnya gimana?" Tanya Vani.
"Lo Kerjain sendiri." Jawab Marcel dengan santainya.
"Ini kan tugas kelompok. Jadi ngerjainnya harus berdua. Kalau gue Ngerjain sendiri itu namanya tugas individu!" Kesal Vani.
Marcel mengeluarkan tiga lembar kertas berwarna merah yang langsung membuat perempuan itu berhenti mengoceh.
"O-oke, gue kerjain. Thanks." Ucap Vani lalu pergi.
"Semua cewek sama aja." Batin Marcel lalu pergi entah ke mana.
Sepulang kuliah, Vani berjuang dengan keras untuk mengerjakan tugas kelompok yang seharusnya dibuat olehnya dan Marcel. Tapi karena pria itu tidak bisa, jadi Vani terpaksa untuk mengerjakan tugas yang cukup sulit itu sendirian. Perempuan itu pun berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen Fiction"Kau adalah alasan aku masih bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kumohon jangan pernah pergi dari hidupku, jantung hatiku." Bagi Kebanyakan orang keluarga adalah tempat ternyaman dan rumah untuk tempat kita pulang. Tapi berbeda bagi pria satu ini...