28. satu perempuan dan dua laki-laki

16 5 0
                                    

Hari demi hari pun berlalu. Aurel melihat luka lebam yang ada di dahi Vino semakin parah setiap harinya. Tapi Aurel berusaha untuk menghiraukannya karena gadis itu tahu ini bukanlah urusannya.

Namun hari ini Aurel melihat wajah tampan laki-laki itu dihiasi dengan luka lebam yang masih membengkak. Tapi kenapa? Sepertinya beberapa menit yang lalu Aurel melihat laki-laki itu masih baik-baik saja. Tapi kenapa hanya dalam hitungan menit wajah laki-laki Itu sudah dipenuhin dengan luka lebam? Apa dia baru saja berkelahi? Tapi dengan siapa?

"Sini lo!" Ucap Aurel datar.

Aurel menarik tangan Vino dan dengan cepat membawa laki-laki itu bersamanya. Aurel melangkahkan kakinya dengan cepat menuju suatu tempat bak orang yang sedang terburu-buru. Vino yang tangannya ditarik itu pun hanya bisa pasrah mengikuti ke mana langkah Aurel akan membawanya.

Aurel menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kaca yang di atasnya terdapat sebuah papan nama bertuliskan 'UKS'. Aurel membuka pintu kaca itu dan masuk ke dalam ruangan itu. Vino yang tangannya masih digenggam oleh Aurel pun mau tak mau harus mengikutinya masuk ke dalam ruang bernama UKS itu.

Di dalam UKS, Aurel melepaskan genggamannya dari tangan Vino. Aurel sedikit mendorong Vino hingga laki-laki itu pun terjatuh dengan posisi duduk di atas ranjang UKS.

Aurel berbalik dan melangkahkan kakinya menuju sebuah meja yang berada tak jauh dari pintu. Aurel mengambil kotak P3K yang ada di atas meja itu lalu Ia pun kembali menghampiri Vino yang masih duduk di atas ranjang dan memperhatikan setiap gerakannya. Aurel pun mendudukkan dirinya tepat di sebelah Vino.

Aurel membuka kotak itu dan mengambil kapas beserta alkohol dari dalam kotak itu. Dengan perlahan, Aurel menuangkan alkohol ke kapas yang sudah ada di tangan kanannya. Setelah dia rasa cukup, Aurel menyimpan kembali alkohol itu di kotak P3K. Aurel menutup kotak itu lalu menaruhnya di ranjang. Vino yang melihat gadis di depannya itu pun hanya diam.

Aurel mendekatkan wajahnya pada Vino dan menyingkap poni Vino yang menutupi dahi milik laki-laki itu. Seketika itu juga Gadis itu dapat melihat dengan jelas luka bengkak yang menghiasi dahi Vino. Aurel pun mulai mendekatkan kapas yang ada di tangannya itu ke dahi Vino lalu mengobatinya.

Vino pun meringis ketika ia merasakan sakit akibat lukanya yang terkena dinginnya alkohol. "Argh! Sakit!" Ringis Vino.

"Ya makanya tahan. Masa juara turnamen Taekwondo nggak bisa tahan sama sakit segini doang?" Cibir Aurel.

Vino pun lebih memilih untuk menahan rasa sakitnya itu setelah mendengar cibiran Aurel. Vino mengerutkan keningnya ketika ia merasa sakit di wajahnya. Tapi semua rasa sakitnya seakan hilang saat ia melihat wajah seorang gadis yang sekarang berada tepat di depannya. Aurel terlihat fokus mengobati luka-luka Vino dengan penuh kehati-hatian.

Kini jaraknya dengan gadis itu begitu dekat. Tak ada penghalang di antara mereka. Bahkan Vino dapat mencium aroma harum dari rambut Aurel. Vino terdiam mematung melihat wajah cantik gadis di depannya ini tanpa berkedip sedikitpun. Rasa sakit di wajahnya pun tak dihiraukannya. Justru rasanya kini nafasnya yang tidak aman.

Tanpa keduanya sadari, seorang laki-laki memperhatikan mereka dari luar UKS. Laki-laki itu terlihat menahan amarahnya ketika ia melihat kedekatan Aurel dan Vino.

Beberapa menit kemudian Aurel menjauhkan wajahnya dari Vino. Ia pun merapikan kembali poni laki-laki itu yang tersingkap hingga dahi laki-laki itu pun kembali tertutup oleh poninya. Vino pun memutar posisi duduknya menghadap ke arah pintu seolah sedang memalingkan wajahnya dari Aurel. Aurel yang melihat hal itu pun tak ambil pusing. Aurel ikut memutar posisi duduknya menghadap ke arah pintu.

"Udah selesai." Ucap Aurel datar.

"Thanks." Ucap Vino tanpa menolak sedikitpun kepada gadis yang menjadi lawan bicaranya itu.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang