Pagi yang cerah telah kembali untuk menyapa penduduk bumi di hari itu. Namun pagi ini nampak terlalu cerah untuk Aurel.
Kini jam menunjukkan puku 9.45 pagi. Kantin sekolah itu terlihat ramai dipenuhi oleh para siswa yang menikmati waktu istirahat mereka. Ada yang nengantri untuk membeli makanan, ada yang tengah menyantap makanannya, bahkan beberapa dari mereka ada yang hanya sekedar duduk sembari bercanda dengan teman mereka tanpa memesan makanan.
Suasana kantin pun dipenuhi oleh suara canda tawa pata siswa itu. Namun psangat berbeda dengan Aurel. Aurel meletakkan dagu yang bertumpu tangannya. Pikirannya melayang entah kemana di tengah ramainya kantin itu. Semangkuk makanan miliknya yang berada di atas meja pun belum disentuh sedari tadi.
"Lo kenapa sih, Rel?" Tanya Raya.
"Tau tuh ngelamun nulu. Itu makanan lo dimakan, Rel." Tambah Dira.
"Gue gak laper." Jawab Aurel.
Dira dan Raua menatap satu sana lain. Seolah sudah mengetahui isi hati satu sama lain, kedua gadis itu lebih memilih untuk diam dam lanjut mrnyantap makanan mereka.
Namun, tak lama kemudian Raya membuka suaranya yang memecah keheningan antara mereka. "Udah dua hari Vino gak masuk. Dia kemana ya?" Tanya Raya.
"Lo kangen sama dia ya?" Gida Dira.
"Apaan sih!? Orang cuma nanya." Ucap Raya yang membuat Dira terkekeh.
"Vino di rumah sakit." Ucap Aurel sendu.
Ucapan Aurel membuat Dira tersedak. "Apa!? Kok bisa!?" Tanya Raya terkejut.
"Kemarin pas gue telepon Vino yang angkat malah orang lain. Dan orang itu bilang dia nemuin Vino kecelakaan di jalan X jadi dia bawa Vino ke rumah sakit." Jawab Aurel.
"Ya ampun." Ucap Dira.
"Terus keadaannya gimana sekarang?" Tanya Raya.
"Dia masih koma." Jawab Aurel.
"Pantesan Aurel ngelamun mulu dari tadi." Batin Raya.
"Apa!? Vino kecelakaan?" Tanya Aldo yang tiba-tiba datang.
Aurel hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu.
"Terus gimana keadaan Vino?" Tanya Aldo.
"Dia masih koma." Jawab Aurel.
"Nanti abis pulang sekolah gue mau liat keadaan dia pgi." Lanjutnya
"Gue juga mau ikut." Ucap Raya.
"Gue juga." Tambah Dira.
Aurel yang tak mempuntai semangat pun hanya mengangguk menanggapi ucapqn teman-temannya.
Tanpa meraka sadari, Raisa mendengar pembicaraan mereka sedari tadi.
Raisa menyunggingkan senyumnya. "Jadi Vino kritis? Baguslah. Jadi gue gak usah susah-susah mikirin cara misahin Aurel sama Vino. Semoga aja Vino gak selamat biar gak ada lagi yang gangguin rencana gue buat gangguin Aurel." Batinnya.
Kriiiiiiing
Tak lama kemudian bel masuk yang berbunyi keras membuat atensi ketiga gadis utu teralihkan. Tanpa menunggu lama Aurel bangkit dari duduknya dan pergi dari sana. Raya dan Dira saling menatap lalu mereka pun mengikuti langkah Aurel.
Di tempat lain, Vani yang telah nenyelesaikan jadwal kuliahnya hari ini berhalan xepat menuju parkiran untuk segera pulang. Namun atensinya tetalohkan saat ia melihat Marcel berdiri di sudut lobby sambil menelepon seseorang seolah sengaja menghindari keramaian. Vani yang penasaran pun menghentikan langjahnya untuk mrndengar percakapan Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen Fiction"Kau adalah alasan aku masih bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kumohon jangan pernah pergi dari hidupku, jantung hatiku." Bagi Kebanyakan orang keluarga adalah tempat ternyaman dan rumah untuk tempat kita pulang. Tapi berbeda bagi pria satu ini...