Waktu terasa berjalan begitu cepat. Matahari tampak telah menyinari bumi dengan sinarnya lagi menandakan hari telah berganti. Seperti biasa, saat pagi tiba semua orang menjalankan aktivitas mereka seperti biasanya.
Kini Vani telah sampai di kampusnya mengingat jadwal kuliah paginya hari ini. Tepat setelah sampai di kampusnya, Vani langsung bergegas pergi ke kelasnya. Ia melajukan langkahnya sedikit lebih cepat karena takut akan terlambat.
T
ak lama kemudian Vani pun sampai di kelasnya. Ia melirik jam berbentuk bulat yang terpasang di dinding putih kelas itu. Dilihatnya jam baru menunjukkan pukul 08.25 pagi. Vani pun menghela nafas leganya karena ajarnya dia tidak terlambat. Masih ada waktu sekitar 5 menit lagi sebelum kuliahnya dimulai. Jadi Vani menduduki salah satu kursi yang masih kosong di sana sembari menunggu dosennya datang.
Tak berselang lama setelah itu, bukannya dosen tapi seorang laki-laki masuk ke dalam kelas itu. Kedatangan laki-laki itu pun cukup membuat Vani cukup terkejut.
"Dia? Ngapain dia di sini? Apa dia ada mata kuliah ini juga? Aduh bisa gawat nih. Oke Vani tenang. Dia nggak bakal gangguin lo." Batin Vani yang mencoba untuk tenang.
Vani memalingkan wajahnya ketika Marcel berjalan tepat di depannya. Baru sabar Jalan melewati Vani dan langsung menduduki tempat duduk tepat di belakang wanita itu. Tentu saja hal itu membuat Vani menjadi lebih risih dan gelisah.
"Kenapa dia harus duduk di belakang gue sih? Padahal kan masih banyak bangku yang kosong." Batin Vani.
Tak lama kemudian seorang laki-laki berpakaian rapi pun masuk ke dalam kelas itu. Laki-laki itu mulai mengabsen satu per satu mahasiswanya lalu setelah itu melanjutkan mengajar mata kuliahnya.
Vaik Vani maupun Marcel serta mahasiswa yang lain memperhatikan laki-laki itu dengan seksama. Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya apalagi menimbulkan kebisingan pada saat itu. Tak jarang mereka sesekali mencatat apa yang sang dosen katakan.
"Baiklah, Cukup sampai di sini pelajaran hari ini. Tapi sebelum itu saya ingin memberikan tugas pada kalian." Ucap sang dosen.
"Tugasnya adalah kalian buat jurnal tentang masalah sosial dikumpulkan besok." Ucap sang dosen yang membuat semua mahasiswa itu terkejut.
"Tugas ini berkelompok. Dan saya akan menentukan kelompoknya." Lanjutnya.
"Vani satu kelompok sama Marcel." Ucap dosen itu Sang Perempuan pemilik nama pun terkejut.
"Maaf, Pak. Apa Saya nggak bisa sama yang lain aja?" Tanya Vani.
"Tidak ada penolakan. Atau Kamu mau saya kasih nilai F?"
"Jangan dong, Pak. Iya iya saya sama Marcel." Uca0 Vani.
"Kenapa harus sama dia sih?" Batin Vani.
Song dosen pun terus membacakan nama-nama untuk pembagian kelompok mahasiswa yang lain. Setelah selesai membacakan semua nama itu, sang dosen pun pergi meninggalkan ruang kelas. Sepeninggalan sang dosen, satu per satu para mahasiswa itu mulai pergi meninggalkan kelas itu juga. Begitupun dengan Vani yang bangkit dari duduknya dan bergegas hendak pergi dari sana.
"Kita Mau kerja kelompok di mana?" Tanya Vani.
"Crystal cafe." Jawab Marcell dengan singkat lalu pergi begitu saja meninggalkan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen Fiction"Kau adalah alasan aku masih bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kumohon jangan pernah pergi dari hidupku, jantung hatiku." Bagi Kebanyakan orang keluarga adalah tempat ternyaman dan rumah untuk tempat kita pulang. Tapi berbeda bagi pria satu ini...