7. Nerd (part 2)

86 38 165
                                    

09.40

Kriiiiiing

Bel yang berbunyi dengan keras menandakan jam pelajaran akan dimulai kembali. Para siswa pun bergegas kembali ke kelas mereka masing-masing. Suasana kelas yang awalnya hening seketika berubah menjadi ramai dan berisik karena suara para siswa-siswa itu.

Begitupun juga dengan Aurel yang kembali ke kelasnya setelah pergi entah ke mana. Tak lama kemudian, datang seorang wanita muda mengenakan seragam guru memasuki ruang kelas itu.

"Selamat pagi, semuanya." Sapa wanita itu.

"Pagi, Bu." Sahut para murid dengan serentak.

Anindita Aprilia
Guru yang biasa dipanggil Bu Dita ini merupakan guru matematika sekaligus wali kelas Aurel.

Setelah itu Bu Dita pun menduduki meja guru yang sudah disediakan di depan kelas. Dibukanya buku jurnal yang ada di atas meja itu. Lalu perempuan berambut pendek itu pun mulai mengabsen satu persatu nama-nama yang tertera dalam jurnal itu.

Setelah selesai mengabsen mereka semua, guru itu memulai pelajarannya. Bu Dita mulai menjelaskan materi pelajarannya  di depan kelas. Dengan sedikit mencoret papan tulis agar mempermudah penjelasannya. Papan tulis yang awalnya berwarna putih bersih sekarang dipenuhi dengan deretan rumus-rumus matematika yang ditulis oleh Bu Dita.

Setelah Bu Dita menjelaskan di depan kelas, semua siswa segera mencatat materi itu di buku tulis mereka.

Setelah Bu Dita menjelaskan di depan kelas, semua siswa segera mencatat materi itu di buku tulis mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kurang lebih soalnya kayak gitu)


Bu Dita yang ingin memastikan pemahaman para siswanya, ia pun memberikan sebuah soal pada mereka.

"Ada yang bisa ngerjain soal ini?" Tanya Bu Dita yang tidak mendapatkan jawaban.

"Oke, kalau nggak ada yang mau maju dengan sukarela ibu akan Tunjuk Satu orang dari kalian." Ucap Bu Dita yang seketika membuat suasana kelas itu menjadi tegang.

Mendengar pertanyaan itu, banyak dari siswa yang menunduk dan berharap semoga bukan mereka yang ditunjuk. Berbeda dengan teman-temannya yang menunduk, Aurel justru menatap papan tulis yang penuh dengan coretan itu tanpa berkedip. Entah apa yang dia pikirkan. Bu Dita yang melihat hal itu pun langsung menunjuk Aurel.

"Aurel." Panggil Bu Dita yang membuat Aurel terkejut.

"Iya, Bu?" Tanya Aurel.

"Ayo, kamu maju." Jawab Bu Dita sambil memberikan sebuah spidol pada Aurel.

"S-saya, Bu?" Tanya Aurel lagi.

"Iya, kamu." Jawab Bu Dita.

"Saya gak bisa, Bu."

"Ibu tau kamu pasti bisa. Ayo, coba dulu."

"T-tapi saya gak keliatan soalnya, Bu."

"Udah, nanti ibu bacain soalnya."

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang