Hari telah berganti. Aurel terbangun dari tidurnya. Dira dan Raya sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Jadi kini hanya ada Aurel sendirian di kamar itu. Gadis itu beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi yang berada di pojok kamarnya untuk bersiap berangkat sekolah.
Cukup lama Gadis itu bersiap. Hingga satu jam kemudian gadis itu pun nampak setelah siap lengkap dengan mengenakan pakaian sekolahnya dan rambutnya yang terurai. Aurel melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu dan menuju ruang makan untuk sarapan bersama kakak-kakaknya.
Setelah sarapan, Via dan Aurel pun langsung berangkat ke sekolah menggunakan mobil berwarna merah milik Via.
15 menit kemudian kedua gadis itu pun sampai di tempat tujuan. Aurel membuka pintu mobil dan turun dari mobil itu. Seketika Itu juga semua pandangan para siswa yang ada di sana tertuju pada Aurel.
"Itu Aurel kan?"
"Tumben dia pakai make up ke sekolah."
"Iya, tapi dia kelihatan cantik ya kan?"
"Iya."
"Wow kalau kayak gini sih gue yakin banyak cowok yang bakalan suka sama dia."
Seolah tak menghiraukan para siswa itu yang berbisik-bisik membicarakannya, Aurel terus melangkahkan kakinya melewati para siswa itu yang masih menatapnya tanpa berkedip Sedetik pun.
"Raya, Dira." Panggil Aurel.
Kedua gadis yang merasa terpanggil itu pun menoleh ke arah sumber suara. Mereka melihat seorang gadis cantik berjalan menuju ke arah mereka.
"Aurel? Ini lo?" Tanya Raya. Aurel mengangguk.
"Tumben bangrt lo pake make up ke sekolah." Ucap Dira.
"Ya lagi pengen nyoba pake make up ke sekolah aja." Ucap Aurel.
"Pasti karena kemarin Raya ngajarin lo make up kan? Makanya lo pake make up sekarang?" Tebak Dira yang membuat Aurel tertawa kecil.
"Tapi lo keliatan cantik loh kayak gini. Kalo gini sih gue yakin banyak cowok yang suka sama lo nanti." Ucap Raya.
Aurel tersenyum. "Apaan sih? Gue cuma pake make up doang bukan habis menang Olimpiade. Gak usah lebay deh. Tadi di rumah kakak-kakak gue juga kaget lihat gue make up-an gini sekarang kalian juga. Udahlah nggak usah berlebihan gitu." Ucap Aurel.
"Ya abisnya gimana ya? Seorang Valerie Aurelia Giovanni yang biasanya gak pernah make up sekarang make up-an? Kan kayak nggak biasa aja gitu." Ucap Dira.
"Sekarang udah terbiasa kan? Udah ah Ayo masuk. Dikit lagi bel." Aurel merangkul pundak kedua temannya itu dan melangkah memasuki kelasnya.
Dan benar saja. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Semua siswa mulai berbondong-bondong memasuki kelas mereka masing-masing. Para guru pun memasuki kelasnya untuk melakukan tugas mereka memberikan pengajaran di hari itu. Dan kali ini jadwal pelajaran di kelas Aurel adalah matematika.
Pintu kelas itu dibuka oleh seorang wanita paruh baya. Ya, wanita itu adalah Bu Dita. Bu Dita memasuki kelas itu dan mulai mengabsen satu persatu siswanya sebelum memulai pelajaran.
"Pagi semuanya." Ucap bu Dita.
"Pagi bu." Sahur para siswa itu serentak.
"Sebelum memulai pelajaran ibu akan mengabsen kalian semua." Ucap bu Duta.
Bu Dita membuka buku absen yang ada di atas meja itu dan mulai memanggil nama siswa di kelas itu.
"Vino." Panggil bu Dita yang tak mendapatkan sahutan dari sang pemilik nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen Fiction"Kau adalah alasan aku masih bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kumohon jangan pernah pergi dari hidupku, jantung hatiku." Bagi Kebanyakan orang keluarga adalah tempat ternyaman dan rumah untuk tempat kita pulang. Tapi berbeda bagi pria satu ini...