Naruto bersandar di pintu dojo sejak tadi, mendapati Hiashi mengundang Otsutsuki itu datang kemari, mempertemukannya dengan Hinata, seolah mengolok permintaan yang ia ucapkan dengan sungguh-sungguh soal pernikahan.
Mereka tengah berada di dalam ruang perjamuan sejak dua jam yang lalu entah membicarakan apa.
Hinata menundukan kepalanya sepanjang perjalanan menuju ruang perjamuan, gadis itu bahkan tak menoleh ke arahnya dan mengikuti langkah ayahnya kesana kemari.
Naruto mengerti Hinata tidak bisa menolak perintah ayahnya maka dia bersikap begitu dan mau menemui Otsutsuki itu yang datang jauh dari Kamakura menuju ke Kyoto.
Namun Naruto tidak menyukai cara Hiashi menolak secara keras permintaannya dengan mengundang Otsutsuki itu datang kemari.
...
Tepat pukul empat sore, pintu geser ruang perjamuan kembali dibuka dan tiga orang di dalamnya melangkah keluar.
Naruto masih bersandar di depan dojo, tak bersembunyi untuk mengamati, dia tetap di sana menampakan ketidaksukaannya pada situasi ini.
"Datanglah ke mansion keluarga kami sebelum pernikahan." Toneri bicara kepada Hinata seraya menatap matanya.
Hinata tak mengatakan apa-apa namun mengulas senyum palsu sepanjang perjamuan.
"Katakan pada ayahmu bahwa aku akan berkunjung sebelum musim panas." Hiashi menepuk bahu Toneri dengan pelan.
Toneri mengangguk dan tersenyum sopan. "terima kasih jamuannya, akan segera ku urus pembagian wilayah sebelum pernikahan." ucapnya kepada ayah Hinata.
Hinata membungkukan tubuhnya sebagai sopan santun. "hati-hati di perjalanan."
Toneri meraih tangan kanan gadis itu dan mengecup punggung tangannya dengan lembut. "sampai bertemu, Hinata."
Hinata terkesiap, dia menarik tangannya dengan pelan seraya menoleh ke arah dimana seseorang terasa tengah menatapnya lekat-lekat.
Toneri kemudian beranjak dari rouka dan pergi bersama pelayannya yang sudah menunggu membawakan kudanya.
Hiashi menoleh ke arah dojo dan mendapati Naruto menatap ke arahnya, dia hanya menghela napas pelan lalu merangkul bahu putrinya untuk masuk ke dalam rumah. "bersiaplah untuk menikah dan pergi ke Kamakura bersama Toneri."
Hinata tak mengatakan apapun, di dalam ruang perjamuan tadi, pembicaraan yang dia dengar hanyalah soal pembagian wilayah, pengukuhan harta warisan, dan permintaan ayah untuk dikirimkan samurai keluarga Otsutsuki untuk melindungi Hyuuga.
...
Naruto tetap menghabiskan sisa hari itu melatih para samurai di dojo kediaman Hyuuga meski hatinya diliputi kemarahan sepanjang waktu.
Kini malam sudah beranjak larut dan dia bersiap untuk pulang selepas menyimpan katananya.
Hiashi membuka pintu dojo dan melangkah masuk untuk bicara dengan Naruto. "Naruto."
Naruto menoleh ke arah pintu dan mendapati Hiashi-sama masuk seolah ingin bicara dengannya. "terima kasih atas jawaban dari keputusanmu, begitu gamblang dan jelas tepat di depan mataku."
Hiashi memejamkan mata dan membuang napas pelan. "samurai keluarga Otsutsuki akan datang dua pekan lagi ke Kyoto untuk mulai bekerja kepada keluarga Hyuuga. Jadi aku ingin memberitahumu bahwa kau boleh menerima tawaran keluarga Sarutobi."
Naruto mengangkat alis karena terkejut, dia agak tidak percaya mendengar ucapan Hiashi-sama soal ini. "ternyata permintaanku benar-benar tidak bisa kau penuhi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of the Yokai
FanfictionSeorang samurai telah membuat perjanjian terlarang dengan Dewa Inari. Bahkan jika harus mati karena kutukannya, dia tidak peduli asal bisa melihat wanita itu hidup kembali.