22

1K 163 30
                                    

Hinata tidak mengingat apapun soal ini, jadi rasanya seperti pertama kali melakukannya. Meski katanya Naruto merasa lelah, dia tetap melakukannya untuk Hinata, dia bergerak sepanjang pergumulan berlangsung dan membiarkan Hinata berbaring dengan nyaman.

Naruto menahan geraman di bibirnya, bagaimanapun dirinya adalah seorang pria yang selama berminggu-minggu tak menyentuh istrinya, jadi meski isi kepalanya mengatakan tidak boleh melakukan ini, dia tetap menyentak pinggul dengan kuat dan menggeram pelan saat dirinya berada di dalam wanita itu.

Hinata masih sama seperti yang Naruto ingat, wanita itu selalu tenang saat bercinta, namun wanita itu tidak akan malu atau segan membalas dekapnya di tengah pergumulan.

Rasanya seperti melakukannya untuk pertama kali sebab Hinata memekik pelan seraya memeluknya erat saat kali pertama mereka menyatu.

Keduanya masih berada di atas futton tanpa sehelai kainpun menyelimuti. Jadi di tengah kamar yang luas itu mereka sibuk bercinta hingga dini hari.

Hinata menatap pria itu yang sibuk bergerak di atasnya.

Naruto membelai pipi Hinata yang merona, wanita itu entah kenapa terus menatapnya sejak tadi, maka ia menundukan tubuhnya dan mengecup sudut bibir wanita itu. "sudah lelah?"

Hinata menggeleng, nampaknya pria itu belum selesai kan.

Naruto mengecup bahu telanjang wanita itu sebelum kembali menghentak kuat-kuat untuk selesaikan pergumulan malam ini. Jelas wanita itu nampak kelelahan dan mengantuk.

Munafik jika Naruto katakan dia tidak menyukai ini, sebab dia sangat rindu kepada Hinata dan bercinta dengannya lagi malam ini telah mengobati kerinduannya, meski isi kepalanya agak penuh sesak dengan hal mengerikan.

Hinata memejamkan mata saat merasakan ketegangan itu menghampiri perutnya lagi dan dia mendapati Naruto bergerak begitu cepat dan menekannya.

Naruto menekan pinggul istrinya kuat-kuat seraya menumpahkan diri di dalam wanita itu, mungkin ini akan jadi kali terakhirnya tak menahan diri di hadapan Hinata.

...

Keduanya duduk bersimpuh di sudut kamar setelah pergi ke pemandian di pagi buta dan berganti kimono.

Selepas melakukannnya, Naruto kehilangan hasrat untuk tidur dan memejamkan mata mungkin begitu juga dengan Hinata, lagipula pagi sudah menjelang dan sebentar lagi para pelayan akan terjaga memulai hari.

Naruto meraih kerah kimono istrinya dan membantunya menutup dengan benar. "jangan menangis lagi ya?"

Hinata merasa malu mendengarnya. "em." gumamnya seraya menundukan pandangan.

Naruto menangkup wajah wanita itu dan mengecup bibir ranumnya sekali lagi, tanda terima kasihnya untuk malam ini.

Hinata memegang lengan pria itu dan memejamkan mata, membiarkan pria itu melumat bibirnya sebentar.

Naruto kemudian mengecup kening wanita itu untuk menutup urusan malam mereka.

Hinata menghela napas pelan saat bibirnya dilepaskan, dia lalu memeluk leher pria itu dengan erat seraya naik ke atas pangkuannya. "aku mencintaimu, Naruto."

Naruto mengangguk sebagai jawaban, wanita itu mungkin bosan mendengarnya menyatakan cinta, sudah dia lakukan sepanjang malam saat mereka menyatu.

"Maaf mengganggu istirahatmu."

"Kau harus bertanggung jawab."

"Baiklah."

"Tolong pijat punggungku."

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang