Pertempuran berdarah terjadi di wilayah Selatan. Samurai keluarga Hyuuga yang berjumlah puluhan orang tiba di sana sekitar pukul tujuh malam dipimpin oleh Uzumaki Naruto.
Suara hunusan katana serta berisik katana yang beradu sempat memeriahkan pesta yang akhirnya dimenangkan oleh samurai keluarga Hyuuga malam itu.
Satu demi satu samurai keluarga Otsutsuki berjatuhan ke tanah.
"Kembalilah ke Kamakura, beritahu Otsutsuki-sama bahwa penyerangan Utara hanya jebakan dan ini adalah penyerangan yang sesungguhnya." Seorang samurai memerintahkan bawahannya untuk kembali ke Kamakura dengan segera.
"Baiklah." Samurai muda itu menyelinap pergi dari arena peperangan sedangkan di detik setelah ia pergi, samurai yang tadi berbisik kepadanya tekah tewas dengan tebasan tepat di leher oleh pimpinan samurai keluarga Hyuuga.
Naruto mengelilingi area perkebunan itu dengan kudanya, membawa obor api yang menyala terang. Mayat bergelimpangan dan tanah yang mereka pijak berubah berwarna merah.
Peperangan berakhir dengan kemenangan, namun tak satupun samurai keluarga Hyuuga di sana bersorai senang. Ya, mereka tak pernah merayakan kemenangan di atas tanah berbau kematian, mereka akan merayakannya setelah kembali ke mansion.
"Berskan semua mayatnya, pasang kawat besinya malam ini juga." Perintah Naruto kepada para samurainya, tak satupun dari mereka terluka malam ini.
"Baik, Naruto-sama." Para samurai berujar serempak dan memulai pekerjaan mereka membuka lahan perkebunan baru milik keluarga Hyuuga.
Naruto turun dari kudanya dan memasang bendera dengan lambang keluarga Hyuuga serta Sarutobi di empat sisi lahan perkebunan tersebut.
Satu lagi kemenangan dia dapatkan malam ini, meski dia yakin setelah ini akan datang perlawanan yang lebih besar dari Otsutsuk namun dia lebih dari siap menghadapi itu. Dia ingin tahu seberapa mahir Otsutsuki Toneri menggunakan katananya.
...
Hinata menggelar futton bersihnya di kamar setelah ia sibuk membersihkan ini dan itu sisa kegiatan sore tadi.
Wanita itu duduk di salah satu sudut kamar seraya melipat hakama dan kimono milik suaminya. Sepi rasanya saat pria itu tidak di sini, seperti penantiannya dulu, rasanya nyaris serupa.
Dia menyerenyitkan kening saat mendapati sesuatu di lipatan hakama di atas pangkuannya tersebut, sebuah kalung batu giok putih berujung runcing. Semua samurai keshogunan mengenakan kalung giok ini, namun entah kenapa Naruto memilikinya, padahal pria itu tak bekerja di keshogunan saat ini.
Hinata menyimpan kalung itu di sakunya, akan dia tanyakan nanti saat pria itu sudah kembali.
...
"Semua penjaga di Selatan mati?!" Toneri terkejut sekali mendengar berita itu.
"Samurai keluarga Hyuuga datang menyerang, mereka sudah memasang kawat berduri dan bendera keluarga di empat sisinya." Samurai muda itu melaporkan apa yang terjadi di Selatan setelah berhasil menyelinap keluar dari area berdarah itu.
Toneri menjambak surainya secara kasar. "Sial!" itu artinya dia kehilangan area Selatan.
"Apa yang harus kita lakukan, Toneri-sama?" Samurai muda itu berucap dengan kegelisahan.
"Pergilah ke Utara, sampaikan berita ini kepada semua samurai, jangan lengah, dan fokuskan penjagaan di area Utara, jangan biarkan tanah Otsutsuki diambil kembali." Toneri berucap tegas
"Baik, Toneri-sama." Samurai itu kemudian bergegas pergi ke Utara memberi bala bantuan dan berita duka.
Toneri kembali masuk ke dalam mansion, kemudian menemui ayahnya di salah satu ruang di mansion mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise of the Yokai
FanfictionSeorang samurai telah membuat perjanjian terlarang dengan Dewa Inari. Bahkan jika harus mati karena kutukannya, dia tidak peduli asal bisa melihat wanita itu hidup kembali.