24

1.6K 212 57
                                    

Suara geraman keras terdengar menggema di bangunan kediaman pribadi milik sang Shogun.

Ketegangan tengah terjadi di depan sebuah ruangan dimana suara keras itu berasal.

"Dia akan segera melepaskan diri dan menjadi tak terkendali." Mantan tabib istana itu berucap cemas.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk menahanya?" Kakashi bersedekap, dia berjalan kesana kemari seraya memijat kepalanya.

"Apa Naruto kehilangan kesadaran sepenuhnya selama dua hari terakhir?" Tsunade coba memastikan keadaan inang kitsune tersebut.

"Dia akan tersadar di dini hari, mungkin selama beberapa menit saja." Kakashi memantau sendiri perubahan demi perubahan yang terjadi pada Naruto.

"Hanya dia yang bisa mengendalikan perubahannya dengan mencoba berkomunikasi kepada kitsune." Tsunade pikir, tidak mudah menaklukan iblis semacam kitsune dari luar, inangnya memiliki keistimewaan untuk berkomunikasi dan jika cukup cerdas, mereka bisa berkompromi.

"Naruto terlalu di luar kendali, samuraiku secara berkala mengganti rantai pengikatnya yang rusak parah." Kakashi nyaris gila sekarag melihat Naruto benar-benar berubah dan tak terkendali.

"Apa yang bisa membuatnya lebih tenang?" Tsunade berucap risau.

Kakashi menggeleng, dirinya pun tidak tahu. "sampai kau temukan mantra segelnya, kita hanya bisa menahannya di sini."

"Jikapun ditemukan, entah apa mantra itu masih berlaku, kau tahu hanya keturunan Namikaze yang bisa membaca mantra itu." Tsunade tahu ini adalah petaka.

"Aku telah mempelajarinya bersama Tuan Minato, aku yang akan membaca mantranya." Kakashi yakin dirinya bisa menyegel kembali kitsune itu.

"Kita harus melakukannya dengan cepat, sebelum berita ini terdengar hingga kekaisaran atau penyihir keparat di Ginkakuji itu akan mencoba melepaskan kitsune untuk membalaskan dendamnya." Tsunade mengangguk.

...

Hinata bangkit duduk kembali di atas futton setelah tabib memeriksanya, amethystnga menatap ke arah jendela seraya mengikat kembali tali kimononya.

"Hinata-sama benar tengah mengandung." Tabib itu meraih sebuah cawan keramik di atas nampan kayu, kemudian memasukan dua helai daun herbal ke dalamnya.

Hinata menghapus air mata di pipinya mendengar berita itu, dia tahu sesuatu terjadi pada tubuhnya, sebab beberapa waktu terakhir ia merasa ada yang aneh.

Sesungguhnya ia cukup sensitif pada apa yang terjadi kepada tubuhnya dan ia merasakan ketidaknyamanan dalam perutnya sejak kemarin maka ia meminta tabib datang.

"Naruto-sama masih belum kembali dari Kamafura." Tabib itu berucap risau.

"Katanya mungkin dia tidak akan kembali." Hinata tidak tahu kenapa pria itu tidak bisa kembali ke Kyoto, apa keshogunan menahannya?

"Bagaimana mungkin tidak kembali, dia akan jadi seorang ayah " Ucap tabib itu dengan gumam sedih.

Hinata menjadi lebih sedih setelah mendengarnya. "aku akan minta diantar ke Kamafura, semoga Tou-sama mengijinkan."

"Em, bicaralah kepada ayahmu, dia akan mengerti." Tabib itu kemudian memberika ramuan herbal di dalam cawan, untuk kesehatan bayinya.

...

Naruto terbatuk keras dengan darah membasahi lantai di bawah kakinya, perut dan dadanya terasa seperti terbakar, dengan tangan dan kaki terikat di tiang besi.

"Kakashi-sensei-.." Ucapnya dengan suara tercekat, dia mengangkat kepalanya setelah merasa separuh jiwanya kembali ke dalam tubuh malam ini.

Kakashi terkesiap, apa Naruto mendapat separuh kesadarannya kembali. "Naruto, kau tersadar?"

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang