8

1.2K 175 33
                                    

"Ayahmu memintaku membawamu ke mansion, mungkin dia sangat merindukanmu." Naruto menoleh ke arah istrinya, yang berjalan tepat di sisinya.

Hinata tersenyum lalu mengangguk "aku juga merindukan Tou-sama, meski baru sepekan tidak berada di mansion."

Pagi itu keduanya berjalan bersisian menuju mansion Tou-sama ingin bertemu dengan putrinya, mereka tidak menunggang kuda seperti biasanya sebab Naruto ingin kudanya beristirahat sebelum dibawa berperang ke Selatan nanti.

Naruto meraih tangan istrinya untuk digenggam, dia ingin meminta maaf soal semalam. "biskuit madu buatanmu, aku memakan semuanya."

Hinata melihat pagi tadi mangkuk berisi biskuit madunya sudah kosong juga cawan teh di atas nampan. "em, kubuat untukmu."

Naruto menautkan jemarinya dengan wanita itu seraya menatap lurus. "maafkan sikapku semalam, aku hanya sedang kelelahan."

Hinata membalas tautan genggaman itu "aku tahu, kau berpergian sepanjang hari, tentu saja merasa lelah."

Naruto mengangkat tautan genggam mereka dan mengecup punggung tangan istrinya.

Hinata menghapus semua kesedihan yang sempat ia rasakan semalam, rasanya ia sedikit bersalah karena merasa kecewa pada hal kecil, padahal suaminya itu sedang lelah karena pekerjaannya. "bagaimana soal lahan perkebunannya, apa kau kesulitan kemarin?"

Naruto mengangguk "sedikit kesulitan karena puluhan samurai berjaga di area itu, ku kirim beberapa samurai keluarga Hyuuga ke sana untuk memantau keadaan saat mereka lengah."

"Tolong berhati-hati." Hinata tahu apa yang pria itu lakukan si luar sana, dia adalah seorang samurai yang bergerak atas nama keluarga Hyuuga, tentu saja dia adalah pria yang sangat mahir menggunakan katananya lebih dari siapapun di Kyoto, buktinya keluarga Hyuuga menguasai nyaris seluruh wilayah Kyoto.

Naruto mengangguk "tentu saja." dia kemudian menatap istrinya lekat-lekat, bukan ia ingin mengungkit soal kecemburuannya namun ia ingin tanyakan sesuatu soal Otsutsuki. "Hinata, kemarin ayahmu mengatakan bahwa kau pernah dikirim ke Kamakura untuk belajar selama lima musim, aku ingat bahwa akulah yang mengantarmu ke sana. Kau menetap di kediaman keluarga Otsutsuki saat itu?"

Hinata mengiyakan pertanyaan itu. "tidak di dalam mansion utama, namun di salah satu bungalow di belakang mansion milik keluarga Otsutsuki."

"Apa kau mengenal Toneri Otsutsuki di sana?" Naruto tidak bisa menahan diri, ternyata dirinya masih cemburu.

"Em, Tou-sama memintanya menjagaku selama berada di Kamakura." Hinata ingat saat Naruto mengantarnya ke Kamakura, pria itu hanya menemaninya hingga di depan gerbang mansion, setelah memastikan dirinya menemui kepala pelayan keluarga Otsutsuki pria itu bergegas kembali ke Kyoto.

Setelah perjalanan panjang yang hening itu Hinata mengerti kenapa Naruto tak mengucapkan salam perpisahan begitu selesai mengantarnya, bahkan nyaris tidak menatapnya karena terburu-buru.

"Lima musim." Naruto bergumam, lama sekali wanita itu pernah menghabiskan waktu bersama putra Otsutsuki di sana. Bahkan lebih lama dari rentang waktu saat dirinya jatuh cinta kepada wanita itu digabungkan dengan usia pernikahan mereka yang baru sepekan ini.

"Aku belajar banyak hal di sana." Hinata tersenyum kepada suaminya.

"Bersama Toneri Otsutsuki?" Naruto memalingkan pandangan ke depan, jelas menyuarakan kecemburuan, namun Hinata agak tidak menyadari itu.

Hinata menggeleng "dia tidak menyukai sastra dan sibuk berlatih katana saat itu, hanya saja seperti permintaan Tou-sama, dia benar menjagaku."

"Dia mahir menggunakan katana?" Naruto menatap amethyst istrinya kali ini dan ingin mendengar apa wanita itu akan melontarkan sebuah pujian untuk Otsutsuki Toneri di hadapannya.

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang