27

1.2K 197 10
                                    

"Berapa lama kau harus mengumpulkan energi?" Toneri bertanya geram kepada penyihir tua itu.

"Hingga fajar." Penyihir itu nampak kepayahan di atas dipan, berbaring merapalkan mantra dari mulutnya.

"Lakukanlah dengan cepat, pergerakan kita sudah diketahui keshogunan." Toneri berucap tidak sabar.

"Tutup mulutmu, kau bahkan tidak membantu." Ucap penyihir itu dengan mata terpejam.

"Kubantu dengan uang, aku telah membayarmu untuk melakukan semua ritual, jadi kau yang harusnya tutup mulut." Toneri tidak bisa lagi bersabar, dia sudah bermalam di Ginkakuji selama dua pekan dan dirinya muak berada di sini.

Perdebatan itu akhirnya disudahi dengan keterdiaman sang penyihir karena dia muak mendengar keluhan bocah ingusan soal ritual yang harus dilakukan dengan hati-hati ini.

...

Suasana tegang menyelimuti seluruh area kediaman milik sang shogun. Cahaya orens menyala terang dari dalam ruang dimana sebuah ritual tengah dilaksanakan.

Kakashi membacakan semua mantra dalam kitab dengan mudah sebab dirinya telah mempelajari ini bersama Minato-sensei selama bertahun-tahun lamanya.

Dalam sekejap energi besar milik Naruto dan kitsune berada di genggamannya, namun dia harus melakukannya di alam bawah sadar.

Sehingga pertanda jika ritualnya berhasil adalah sang shogun jatuh terlelap sedangkan Naruto beranjak pergi ke Ginkakuji.

Dan ya, itulah yang terjadi di detik ini, sang shogun jatuh ke lantai dengan mata terpejam.

Sedangkan Naruto membuka kelopak mata tannya dan menampakan bola mata jingga yang menyala terang.

Kini sang shogun tengah mengendalikan kitsune dalam diri Naruto.

Naruto beranjak bangkit dari bersimpuhnya lalu perlahan luka-luka terbuka di tubuhnya kembali menutup dan memulih, itulah salah satu kekuatan kitsune yang akan dimiliki oleh inangnya, penyembuhan yang luar biasa cepat.

Semua orang menoleh ke arah pintu geser. Para samurai menarik katana dan bersiap menebas Naruto yang mengeluarkan mata jingga dengan nyala terang dan tajam.

Naruto berjalan keluar dan menoleh ke arah rouka, dia dapati seorang wanita duduk di sana, itu adalah Hinata, wanita yang dibangkitkan dari kematian.

"Berhenti menatap istriku." Baritone itu bicara di alam bawah sadar.

Kitsune mendengkus. "tak ada yang ingin merebutnya darimu."

Hinata sempat bertukar tatap dengan mata jingga mengerikan itu, namun belum sempat reaksi lain ia terima, suaminya sudah berlari melesat pergi dengan sangat cepat keluar dari area kediaman milik shogun.

"Beberapa samurai ikutlah ke Ginkakuji." Ucap seorang pimpinan yang diberi kuasa sementara oleh Kakashi.

"Baiklah." Beberapa samurai kemudian turut beranjak pergi namun menunggang kuda.

"Kuharap semua berjalan dengan semestinya." Ucap Tsunade sebelum melangkah masuk ke ruangan dan mendapati tubuh sang shogun terkapar di atas lantai kayu, dia di tengah ritual.

...

Hutan ginkakuji dibelah menjadi dua menggunakan kekuatan besar milik sang kitsune yang kini berlari dengan sangat cepat menembus rimbunnya hutan.

Jalannya terbuka lebar, membawa dia pada pembalasan yang sesungguhnya. Angin kencang berembus bersama kedatangannya ke sana, memberi ketakutan yang nyata bagi dua keparat yang masih sibuk dengan ritual di gubuk kayu di tengah hutan.

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang