16

995 179 27
                                    

Suara langkah berat terdengar memasuki rumah di pagi hari pukul enam seperti biasanya.

Seorang pelayan tua  bergegas mengambil kain pel dan mulai berlutut membersihkan tetesan air di sepanjang rouka menuju kamar utama.

Hari-hari berlalu dan Naruto sudah lalukan hal yang sama secara berulang.

Ya, Naruto masih sangat terpukul karena kematian istrinya, dia pergi ke danau itu setiap hari, terduduk di tebing batu sepanjang malam, lalu menyelami danaunya di pagi buta untuk mencari jasad istrinya yang sampai hari ini belum juga ditemukan.

Kimono dan hakamanya selalu basah kuyup saat kembali ke rumah, menyisakan tetesan air danau yang membasahi lantai.

Para pelayan bergantian membersihkan lantai saat tuannya kembali.

Tak ada yang bisa menghentikannya melakukan itu semua, Hiashi tak lagi datang kemari, Asuma sesekali datang bersama istrinya, namun semua hanya terduduk di rouka sebab Naruto menolak semua tamu yang datang untuk bicara dengannya.

Naruto ingin sendiri, tenggelam dalam duka dan penyesalannya. Seperti pagi ini, dia kembali ke rumah setelah kelelahan mencari wanita itu dan belum dia temukan juga.

Pria itu melepaskan kimono dan hakamanya yang sudah kebasahan, menggantinya dengan kimono dan hakama hitam dari dalam lemari. Hari ini keluarga Hyuuga menggelar upacara pemakaman di kuil belakang mansion.

Sesungguhnya dia tidak ingin datang ke sana, namun setelah berada di danau itu sepanjang malam, ia berubah pikiran, ia ingin hadiri upacara pemakaman istrinya sebab dia takut jika sikap kerasnya ini kembali membuat wanita itu kecewa.

Empat belas hari ia ada danau itu, menyelami, menyusuri, dan mengitarinya sebanyak ratusan kali, dan dia tak dapati juga jasadnya di sana.

Mungkin wanita itu sangat marah padanya sebab pergi dan meninggalkan setelah dimohon untuk tetap tinggal, jadi wanita itu tidak mau menemuinya lagi hingga hari ini, bahkan tak diijinkan melihat jasadnya untuk terakhir kali.

...

Semua orang menoleh saat mendengar suara langkah menaiki tangga kuil saat biksu sedang membacakan doa di altar utama kuil itu.

Naruto datang dengan tangan kosong, berpakaian serba hitam seperti semua orang yang ada di sana, surainya masih nampak kebasahan, dengan wajah pucat dan mata biru yang tak setajam biasanya.

Semua anggota keluarga Hyuuga ada di bawah altar kuil dan semua samurai serta pelayan ada di halaman sedangkan Hiashi berada di atas sana bersama biksu, duduk bersimpuh mendoakan putrinya.

Naruto menatap lurus ke atas altar utama, dia menapaki satu demi satu tangga kuil yang juga mengingatkannya kepada wanita itu, terakhir kali dia menapaki tangga kuil ini adalah di hari pernikahan, suasananya nampak sangat berbeda hari ini, yang mana hanya ada air mata dan kesedihan.

Hiashi kembali memejamkan mata saat mendapati Naruto turut bersimpuh di sisinya dan menerima dupa yang tengah diberikan oleh biksu.

Naruto mencoba memejamkan mata saat rentetan kalimat doa kembali diucapkan oleh biksu tua itu  dan dia memegang sebuah dupa.

Bunga lili disusun mengelilingi kendi dupa persembahan itu, tak ada abu kremasi sebab jasadnya tidak ditemukan hingga hari ini.

Naruto mengikuti semua rangkaian upacara pemakaman itu dengan kecamuk perasaan yang sulit ditahan.

...

"Berhentilah mencarinya, Naruto." Ucap Hiashi begitu upacara pemakaman berakhir namun mereka masih berada di atas altar kuil itu.

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang