25

1K 201 23
                                    

Hinata sangat terkejut di tengah lelapnya malam itu sebuah cengkraman kuat menarik lengannya dan dengan sebuah cakar yang begitu tajam menembus kulit di lengan bagian kirinya.

Wanita itu beranjak dari futton bersamaan dengan teriakan tertahan kala merasakan sakit yang teramat saat lengannya dilukai sebegitu panjang dan dalam.

Lebih terkejut lagi dia mendapati Naruto yang melakukan itu kepadanya, pria itu menatap nyalang ke arahnya, separuh beranjak dari futton dan menarik kasar lengannya dengan cakar yang mengerikan.

Tetesan darah Hinata berjatuhan di atas futton tempat sedetik sebelumnya mereka tengah berdekapan.

Namun satu hal Hinata sadari di tengah situasi mengerikan itu bahwa yang ada di hadapannya saat ini bukan suaminya, sebab mata birunya telah berubah jingga.

Hinata merangkak cepat ke sudut kamar dengan seluruh kecamuk takut di dalam hatinya.

Naruto secara membabi buta menghampiri wanita itu di sudut ruang dan membanting tubuhnya ke dinding kayu.

Hinata terlalu terkejut bahkan untuk menangis, jadi bola matanya bergetar dengan air mata menggenang saat tangan yang biasa menyentuhnya begitu lembut, kini menyakitinya dengan sebegini kasarnya. "Naruto-.."

Naruto kehilangan kesadaran sepenuhnya, dia menarik leher Hinata dengan satu lengan kemudian membenturkan tubuh wanita itu kembali di dinding, kini lengkap dengan cekikan sekuat tenaga di leher jenjang yang sepanjang malam ia hirup aromanya.

Hinata membolakan mata merasakan cekalan di leher sebegini kuatnya, mungkin pria itu akan membunuhnya.

Bola mata keduanya bertukar tatap, amethyst dan jingga yang kali pertama bertemu.

Hinata tahu ini bukan suaminya, namun yokai di dalam tubuh pria itu tengah menguasai kesadarannya.

Dalam cekalan kuat di leher saat itu, Hinata pikir mungkin ini takdirnya dan ia akan mati di tangan pria yang sangat dia cintai itu.

Naruto memastikan belakang kepala wanita itu menempel di dinding dan cekalan di lehernya semakin menguat. Namun ada kesedihan di tengah apa yang ia lakukan saat ini, tak biasanya seekor kitsune terinterupsi oleh hati inangnya.

Di tengah detik krusial itu pintu geser di sudut ruangan terdobrak kasar dan sang shogun berlarian masuk seraya menghunuskan katananya.

"Sadarlah, Naruto!" Bentak Kakashi dengan sangat keras saat mendapati Naruto tengah mencekik leher istrinya di sudut kamar, kemudian lengan wanita itu dipenuhi darah yang nampaknya masih mengalir.

Bagaimana bisa dia melalukan itu kepada istri yang dia perlakukan dengan penuh cinta di sepanjang hari ini.

Naruto melangkah mundur namun mata tetap menatap nyalang saat ia menghindari hunusan katana.

Hinata terjatuh di atas lantai kayu dengan bersimbah darah yang menetes dari kimononya juga rasa terkejut yang begitu besar mendapati Naruto menyakitinya seperti ini.

Enam orang samurai masuk ke dalam ruangan secara bersamaan dan seorang tabib memapah Hinata keluar dengan tergesa.

Wanita itu terisak pelan, sebelum dia dibawa pergi, sempat ia melihat para samurai itu mengarahkan katananya kepada Naruto yang lepas kendali.

...

Gelap, itulah yang Naruto awalnya lihat di alam bawah sadarnya, tempat ia berpijak digenangi air sebatas mata kaki, rasanya dingin dan hening.

Dia membuka mata dan mendapati diri berada di sebuah ruang gelap mengerikan. Suara napas berat terdengar di tengah kegelapan di hadapannya.

Rise of the YokaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang