Part 20

898 75 0
                                    

Izumi melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala rumah sakit. Izumi dipanggil pada pagi hari untuk menghadap.

Kala Izumi menghadap, Tsunade memberikan sebuah map yang menimbulkan tingkat keheranan dalam diri Izumi.

Tsunade tersenyum menenangkan. "Buka saja, Izumi. Itu adalah penebusan dosa dari kami."

Izumi menaikkan sebelah alisnya. Namun, jemari lentik gadis itu bergerak dengan lihai. Memeriksa map yang diberikan Tsunade.

Manik mata hitam Izumi membulat. Tsunade memberikan beberapa bukti untuk membantunya membersihkan nama klan.

Izumi meneteskan air matanya. "Shishou, ini-"

Ucapan Izumi terpotong dengan segukan tangisnya. Tsunade mengangkat tangannya. Mengelus puncak rambut muridnya.

"Ini tidak seberapa dengan pengorbanan tunanganmu. Maafkan aku yang baru mendapatkannya. Untuk satu pihak yang lain, aku serahkan padamu. Apapun yang kau lakukan, aku tidak akan menghukummu."

Izumi melukiskan senyum tipisnya. "Terima kasih, Tsunade-sama! Terima kasih!"

✧-'-✧

Dengan perasaan senang, Izumi bertemu dengan seniornya. Kali ini, Kurenai mengundangnya untuk makan daging dan minum bersama.

Izumi tak kuasa untuk menolaknya. Lagipula, kapan lagi ia ditraktir bukan? Meskipun ia merupakan pemilik restoran Konoha yang sedang naik daun, Izumi juga senang ditraktir.

Izumi melangkahkan kakinya ke arah kedai kecil tempat mereka berkumpul. Gadis itu segera memasuki ke dalam tempat itu dan menyapa seniornya kala mendapati seniornya telah berada di sana.

"Maafkan aku yang hanya mampu mentraktirmu di tempat kecil ini, Izumi."

Izumi terkekeh. "Aku tidak mempermasalahkan tempatnya, Kurenai-san. Lagipula, aku belum bisa mendapatkan sake di restoranku."

Kurenai tertawa. "Habiskan sake di tempat ini, Izumi. Aku menyewanya semalaman penuh!"

Izumi bersorak senang. "Baiklah!"

✧-'-✧

Izumi meminum sake terlalu banyak hingga bisa terkantuk-kantuk dan menghilangkan setengah persen dari kesadarannya.

Di kala kesadarannya setengah hilang, Kurenai menyeletuk, "kau memakai cincin?"

Izumi berdeham. Lalu mengikuti sorot mata Kurenai yang jatuh ke arah cincin dengan gradasi permata kuning ke arah oranye.

Izumi mengangguk.

"Itu cincin pertunanganmu dengan Itachi?"

Izumi tersenyum. Ia mengelus cincin yang tersemat di jari manisnya. "Ya, ini cincin pertunangan kami. Itachi-kun yang memesan sendiri, sehingga ini tidak dijual dengan duplikat yang sama. Cantik, bukan?"

Kurenai mendengus. "Apa gunanya cantik jika salah satu pemiliknya meninggalkanmu? Tidakkah kau ingin mencari yang baru? Aku bisa membantu mencarikan pasangan untukmu"

Izumi menatap nyalang ke arah Kurenai. Ia mengerutkan dahinya. Merasa tidak suka dengan pembicaraan ini.

Entah kenapa, ucapan Kurenai menambah kesadaran Izumi. Izumi mencoba menenangkan dirinya yang rasanya mudah tersulut ketika ia mabuk.

Izumi menegakkan tubuhnya. Dengan tenang, ia bertanya, "Kurenai-san, sebutkan satu saja alasan untukku berpisah dengan Itachi-kun!"

Kurenai mendengus. "Kau masih butuh alasan? Baiklah. Bagaimana dengan membunuh orang tuamu? Kudengar pembunuhnya adalah tunanganmu."

[COMPLETED] The New IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang