Setelah mendapatkan gulungan, Izumi bergegas menuju ke arah pepohonan di mana Itachi berada. Menghampiri Itachi dengan membawa gulungan tersebut.
Izumi membuka gulungan berisi peta dengan Itachi yang berada di hadapannya. Keduanya menerjemahkan peta bersama sama.
Dengan otak cerdasnya, mereka mampu menerjemahkan peta dengan waktu yang cukup singkat. Izumi mengangguk kala mulai memahami dan mengerti arti peta di gulungan tersebut.
"Aku akan berangkat sekarang, Itachi-kun."
Begitulah ujar Izumi dengan manik mata tegasnya yang menatap manik mata kelam Itachi. Gadis itu bersungguh-sungguh akan keluar desa sekarang juga.
Namun, reaksi yang didapatnya bukanlah dukungan melainkan penolakan kuat. Itachi menggeleng. "Tidak, Izumi. Letak keberadaan Tsunade-sama cukup jauh dari letak desa. Aku tidak bisa membiarkanmu berjalan sendirian menemui Tsunade-sama."
Izumi menghela nafasnya pelan. "Aku akan baik-baik saja, Itachi-kun. Jarak antara Konoha dengan desa kecil itu hanya berjarak dua desa kecil. Itu tidak apa-apa. Aku pernah ke desa besar yang bahkan letaknya lebih jauh daripada ini."
"Itu waktu kau pergi dengan timmu dan Kamuri-san, Izumi. Jangan samakan antara kau pergi dengan mereka dan kau pergi sendirian."
Izumi menelan ludahnya dengan kasar. Ia merasa bingung. Bingung melontarkan alibi apa lagi untuk meyakinkan tunangannya.
Ia menyadari bahwa pasti nantinya ada rintangan yang harus ia hadapi sendirian ketika mengejar Tsunade.
Letak yang cukup jauh merupakan salah satu rintangan yang harus ia hadapi. Belum lagi jika nanti ada perampok yang berniat menyerangnya.
Jikalau ia berada dalam tim dengan pengawasan Kamuri Ohari, ia akan lebih sedikit tenang. Ada rekan yang bisa diajak berbagi ketika nantinya diserang.
Sangat berbeda jika dibandingkan dengan keadaan sekarang. Justru, Izumi memahami dengan pasti bagaimana dan mengapa penolakan Itachi lebih terdengar logis.
Izumi memberanikan diri untuk melirik Itachi dengan sudut pandangnya. Ia melipat bibirnya sebentar sebelum akhirnya lebih memberanikan diri dengan menggenggam tangan Itachi dan menatap manik mata legam Itachi.
"Kalau begitu, bolehkah kita berjalan dahulu saja, Itachi-kun?"
Izumi mengajak Itachi. Gadis itu menyerang pertahanan Itachi dengan manik matanya yang berbinar yang ia tahu dengan pasti bahwa manik matanya yang sedemikian rupa merupakan salah satu hal yang dapat membuatnya mengikuti permintaan. Walaupun itu hanya berlaku dengan permintaan sepele.
Itachi mengangguk. Keduanya segera beranjak dari dahan satu hingga dahan lainnya. Dan mulai berjalan ketika menemukan perumahan yang sudah terlihat jarang.
Dengan tangan yang saling menggenggam antara satu dengan yang lainnya, Itachi berjalan bersama dengan Izumi.
Keduanya berjalan santai. Menikmati suasana tengah malam yang begitu hening dan damai.
Sebuah ide yang nampaknya agak buruk melintas ke kepalanya. Sebenarnya, ide itu terdengar kurang bagus hingga membuat Izumi mengurungkan niatnya. Namun, berada di jalan menuju ke luar desa terlalu lama juga menimbulkan hal yang tidak begitu baik. Akan semakin membahayakan jika semakin banyak orang mengetahui keberadaan gadis itu sementara gadis itu berencana pergi secara diam-diam.
Gadis itu tersenyum simpul. Ia akan melontarkan idenya saat ini juga. Ia menghentikan langkahnya membuat Itachi menatap heran dirinya.
"Ini ideku tapi aku tidak tau ini akan terdengar benar atau tidak, Itachi-kun. Bagaimana jika kau mengantarku hingga keluar desa saja? Aku akan mencari Tsunade-sama selanjutnya. Kau menemaniku menuju ke sana. Dengan demikian, aku tidak sendiri."
Izumi menelan ludahnya dengan kasar. Ia melanjutkan kalimatnya. "Tapi ini ide yang begitu buruk. Ide ini akan mengantarmu pulang sendirian. Jadi, biarkan aku pergi sendiri. Nanti akan aku berikan surat melalui burungku. Burung hantu yang kapan lalu berhasil aku panggil. Kau ingat bukan?"
Tidak ada jawaban.
"Waktu kita dan Shisui-san berlatih di hutan dekat kediaman Uchiha. Aku berhasil memanggil burung hantu."
Itachi mengangguk. "Tapi itu tidak efektif, Izumi. Bagaimana jika kau diserang dan tidak sempat mengabari? Mengabariku dengan jarak yang sedemikian rupa juga membutuhkan waktu."
Itachi benar. Jika ia tidak benar benar membutuhkan ninjutsu medis, ia akan meninggalkan ide ini dan kembali ke desa untuk meningkatkan kekuatannya dan membantu Shisui menjalankan rencananya kelak.
Namun, nyatanya ia membutuhkan ninjutsu medis. Walaupun ia belum tentu dapat kembali kapan dan membutuhkan pelatihan dalam jangka waktu berapa lama, ia berharap bisa menguasai ninjutsu medis dan menyembuhkan Itachi.
Izumi percaya bahwa Itachi lebih tidak menyukai perubahan nasib klan Uchiha jika memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Hal ini membuat Izumi membiarkan beberapa adegan untuk mengalir seperti di cerita aslinya dan membulatkan tekadnya untuk menjadi ninja medis. Setidaknya dengan menjadi ninja medis, kemungkinan Itachi dapat sembuh dan selamat lebih besar tanpa mengubah banyak hal dari alur aslinya.
"Bagaimana jika kau dicari oleh ayah, Itachi-kun?"
Itachi diam sejenak lalu berujar, "Aku ijin jika aku ada misi."
Izumi melipat bibirnya. "Misi tadi siang? Bukankah hanya misi kecil dan misi dalam desa? Akan sangat aneh jika misi kecil dan dalam desa membutuhkan ketidakhadiranmu dalam beberapa hari, Itachi-kun. Dan bagaimana dengan Sasuke-kun, Itachi-kun? Jikalau kau terlalu lama berada di luar rumah, hal ini akan membuatnya khawatir kepadamu dan mencarimu. Kau tidak mau bukan jika Sasuke-kun kesulitan mencarimu?"
Memasukkan Sasuke sebagai alibi untuk Itachi adalah hal yang cukup bagus. Lelaki itu terlihat sedang memikirkan ulang.
Izumi tersenyum simpul. Sasuke merupakan salah satu alasan kuat untuk membujuk Itachi. Itachi mengangguk. Izumi bersorak dalam hatinya.
"Baiklah. Jangan lupa untuk mengabariku, Izumi. Kabari aku untuk hal sekecil apapun. Kau juga harus segera pulang setelah berhasil. Mengerti?"
Izumi mengangguk patuh. "Aku mengerti, Itachi-kun."
Izumi tersenyum pelan. Ia menyiratkan senyum melalui matanya juga. "Kalau begitu, aku ijin pergi dahulu."
Itachi mengetukkan dahi Izumi. Ketukan yang sama dengan hal yang sering Izumi lihat ketika Itachi berpamitan dengan Sasuke.
Itachi berujar, "berhati-hatilah, Izumi."
Izumi melebarkan senyumnya. Pipinya menyiratkan rona kemerahan yang tidak bisa ia tahan. Ia mengangguk antusias. "Baik, Itachi-kun. Sampai jumpa!"
Begitulah pamit Izumi kepada Itachi sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menjauh dari wilayah Konoha demi menekuni ninjutsu medis dan menjadi ninja medis.
Januari, 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The New Izumi
Fanfic[Anime Fanfiction | Story Series] Cover cr: pinterest Tidak pernah terpikirkan bagi [Name] Canary untuk masuk ke dalam dunia 2d dan bertemu dengan sosok karakter yang [Name] sebut mendekati sempurna. [Name] yang hanya hobi menonton anime, membaca ma...