"Izumi, kau tak berfikir untuk memanggil ayahmu?"
Pertanyaan spontan dari pendamping Sasuke yang kini tengah merebahkan kepalanya di paha Sasuke membuat Izumi menghentikan kegiatannya.
Izumi meletakkan bolpoinnya dan menatap wanita itu. Ia menelengkan kepalanya. "Memanggil ayahku? Ayahku yang mana?"
Wanita itu melukiskan senyumnya. "Paman Lucas."
Izumi terdiam.
Wanita itu menegak ludahnya kasar. Ia membuka bibirnya dan memulai penjelasannya. "Seingatku, paman Lucas pernah berbicara padaku dan padamu bahwa kapanpun jiwa keturunannya memanggilnya, maka ia bisa merobohkan pagar dimensi yang bahkan tidak pernah ia kunjungi sebelumnya."
"Tapi, bagaimana jika papi akan sedih kembali ketika menemuiku?"
Wanita itu menghembuskan nafasnya panjang. Ia memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Menghadap ke arah Izumi yang kini duduk bersama Itachi di seberang kursi sofa.
"Mungkin daripada sedih, rasa senang lebih bisa ia rasakan. Ia bisa bertemu kembali dengan putri kesayangannya. Aku pikir ketika ia mampu membuka dimensi ini, kemungkinan ia berkunjung lebih tinggi. Menurutku bertemu dengan jiwa orang yang tiada adalah hal yang sangat berarti. Namun, kupikir itu kembali ke padamu juga, Izumi. Semua ada di tanganmu. Aku hanya berbicara saja."
Benar, wanita itu memang menawarkan. Namun, mengapa rasanya ketika Izumi ingin menolak, ia tidak mampu? Sebegitu kuatkah pernyataan wanita itu padanya?
Izumi mengalihkan wajahnya ke arah Itachi. "Bagaimana Itachi-kun?"
Itachi tersenyum. Ia menganggukkan kepalanya. Jujur saja, ia gugup. Bertemu dengan ayah sebenarnya dari jiwa Izumi adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan.
Namun, rasanya lebih sopan untuknya bertemu dengannya lebih dahulu, bukan? Apalagi beberapa waktu ke depan ia akan menikahi putrinya.
Sebagai lelaki yang bertanggungjawab, bukankah meminta izin terlebih dahulu adalah hal yang lebih baik? Yah, walaupun mungkin nantinya akan ada penolakan dari pihak ayah asli dari jiwa tunangannya.
"Baiklah, aku akan mencobanya."
Izumi menutup manik mata hitamnya. Mengucapkan nama ayahnya beberapa kali dalam hatinya.
Rapalan nama berhenti kala mendengar suara yang familiar dengan pendengarannya. Ayahnya, ayah posesifnya kini hadir di hadapannya.
Lucas dengan manik mata merah dan rambut panjang hitamnya yang membawa sebuah ranting berwarna putih di tangannya mengomel panjang.
Namun, omelan itu terhenti kala ia mendapati bayangan jiwa dari Izumi. Ia bergerak memeluk Izumi seraya berujar, "putriku. Putri tunggalku. Putri kesayanganku. Ke mana saja dirimu, hm?"
Izumi membalas pelukan erat Lucas. Bulir air matanya terjatuh. Ia berujar, "papi, maaf."
Sebuah reuni sederhana yang mengharukan terjadi. Sasuke beserta wanitanya, dan Itachi tersenyum melihat reuni mereka.
Reuni hangat terhenti kala Izumi menyebutkan putranya, Kenichi yang kini sedang tidur di kamar.
"Ulangi ucapanmu, Cana. Sepertinya pendengaran papi terganggu."
Izumi menelan ludahnya kasar. "Hm, aku punya putra, papi. Namanya-"
Manik mata tajam Lucas yang tidak pernah ia tujukan pada putrinya seumur hidup kini keluar. Izumi menelan ludahnya kasar. Ia telah menyentuh batas yang telah Lucas tetapkan!
"Putra dengan bajingan ini?" Tunjuk Lucas ke arah Itachi.
"Papi, Itachi-kun bukan bajingan. Dia laki-laki yang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The New Izumi
Fanfic[Anime Fanfiction | Story Series] Cover cr: pinterest Tidak pernah terpikirkan bagi [Name] Canary untuk masuk ke dalam dunia 2d dan bertemu dengan sosok karakter yang [Name] sebut mendekati sempurna. [Name] yang hanya hobi menonton anime, membaca ma...