✿Bab27✿

87 6 1
                                    

Tap tap yaaa gaes buat biar gw semangat lagi...😭😭😭
.
.
.
.

Beberapa hari pun berlalu ~

22 april 20**
DIMALAM HARI pukul 22.30

"Meimei...sayang~ ayo makan..." ucap wang yibo yang menyuapi anaknya.

"Hmmm...meimei gak mau makan. " Tolaknya

"Kenapa? Ini kan makanan kesukaan meimei~ " bujuk yibo

"Rasanya meimei ingin muntah~...meimei gak mau makan papa~" seru meimei dengan puppy eyes nya

"Meimei, sayang~...meimei harus makan supaya tenaga meimei pulih dan cepat sembuh~" ucap yibo yang berusaha meyakinkan putrinya itu.
Xiao mei akhirnya berfikir keras dan berkahir dia mau memakannya. Setelah makan, yibo memberikan obat kepadanya. Setelah itu Wang yibo pergi meninggalkan xiao mei tertidur lelap.

Xiao mei yang tertidur bermimpi bahwa dirinya ada diruangan gelap yang hanya dirinya saja yang ada diruangan itu. Dia berteriak memanggil papa dan daddynya tapi tak satupun dari mereka muncul. Xiao mei dengan kursi rodanya mengelilingi ruangan itu. Hampa , tak ada apa-apa itulah yang dia lihat. Xiao mei mulai susah bernafas dan berakhir dirinya jatuh dari tempatnya. Dia berteriak histeris memanggil kedua orang tuanya tapi tak ada yang berubah.

22 april menjelang 23 april
TENGAH MALAM pukul 00.00

Wang yibo dikejutkan dengan xiao mei sesak nafas. Dia menjerit memanggil semua orang dan semuanya berlari ke kamar xiao mei. Disana mereka mendapati wang yibo tengah menangis dan berusaha membangunkan xiao mei. Xiao mei yang setengah sadar hanya merasakan sakit didadanya dan tak tak bisa bernafas.

Xiao zhan lalu menggendong putri kecilnya itu dan berlari secepat mungkin menuju mobil dan pergi menuju rumah sakit. Semua orang menyusul dengan mobil yang lain dibelakang.

23 april 20**
pukul 01.59

Xiao mei sudah berada di depan rumah sakit dan di bawa ke ICU. Xiao zhan yang cemas hanya bisa gemetar dan menangis. Wang yibo yang tiba dengan ekspresi tak karuan panik dan menanyakan xiao mei dimana.

"Se-seharunya...hiks....aku tidur dengannya tadi... Hiks...hiks...putri kecilku.." gumam wang yibo yang menyalahkan dirinya sendiri. Xiao zhan yang melihat itu hanya bisa memeluk pasangannya itu dan berusaha memberi kekuatan kepadanya dan juga kepada dirinya sendiri.

30 menitpun berlalu dan dokter keluar dari ICU. Semua orang bangun dari duduk mereka dan menghampiri dokter tersebut. Berbagai pertanyaan dilontarkan kepadanya.

"Tenanglah... Xiao mei sudah baikan. "Jawab dokter tersebut.

Semua orang akhirnya bisa bernafas lega saat mendengar kabar itu.

"Tapi.." lanjut dokter tersebut.

"Tapi apa dok?..." Tanya xiao zhan.

"Xiao mei perlu dirawat dirumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. " sambung dokter tersebut.

"Baiklah dok. Lakukan apapun demi menyelamatkan anak saya.....hiks..." ucap wang yibo dengan pelan.

23 april 20**
Siang hari Pukul 12.20

Xiao mei membuka matanya dan mendapati dirinya menggunakan alat bantu oksigen dan berada di rumah sakit. Dirinya secara perlahan mencari keberadaan sang papa dan daddynya. Xiao zhan bangun saat melihat putrinya memandangi dirinya. Xiao mei tersenyum melihat daddynya ternyata tidur di sofa bersama papanya. Sepertinya daddynya kemarin berusaha menidurkan papanya yang tak mau tidur. Xiao mei tersenyum mesum. Cih sempat-sempatnya lo senyum pas lo udah diujung maut 🗿.

*"Wehehehe....asupan dipagi hari~" pikirnya dalam hati dengan imajinasi liarnya yang sudah tak tertolong.

Xiao zhan membaringkan wang yibo yang tertidur di lenganya secara perlahan di sofa. Xiao zhan berdiri dan menghampiri xiao mei yang tengah tersenyum menghalu.

"Meimei sayang~...." Ucap xiao zhan secara pelan di depan putrinya.

"Ah!?...i-iya daddy? " Jawab xiao mei yang bangun dari lamunannya.

"Bagaimana keadaan putri kecil daddy ini? " tanya xiao zhan dengan tersenyum lembut.

"Meimei sehat!..lihat meimei kuat!.." serunya sambil menujukan lenganya yang menandakan dia kuat.

Xiao zhan tertawa geli melihat tingkah putrinya.

25 april 20**
Pukul 01.00 siang

Wang yibo tengah mengupaskan apel untuk putrinya. Xiao mei tak sabar menunggu apel berbentuk kelinci yang dibuat papanya tersebut.
"Xiao mei, kenapa sayang~... Kenapa meimei tidak makan apelnya? " Tanya wang yibo yang melihat putri kecilnya hanya memegang piring yang berisi apel kelinci yang sudah dibuat yibo.

Lah ternyata sudah ada 🗿

"Hehehehe...nunggu selesai. " cengenges xiao mei.

Yibo yang mendengar itu hanya menggeleng geli melihat putrinya itu.

Ketika wang yibo asyik menyuapi apel putrinya yang sedang menggunakan selang oksigen, tiba-tiba dari luar ruangan terdengan beberapa orang menangis isteris. Mereka menangis sejadi-jadinya.

Wang yibo dan xiao mei mengalihkan perhatian mereka ke arah kaca. Terlihat seorang wanita menangis menjerit-jerit memanggil nama seseorang. Saat itu seorang perawat memasuki kamar xioa mei , untuk mengecek infus xiao mei.

"Suster " panggil wang yibo.

"Iya tuan" jawab suster itu.

"Apa yang terjadi diluar? Kenapa mereka menangis seperti itu? " tanyanya

"Ooh mereka. Huuhh....mereka adalah keluarga dari pasien sebelah. Pasien tersebut sudah meninggal akibat kena kanker otak. Karena itulah, sang ibu dan ayah yang tidak menerima kepergian anaknya menangis isteris. Huuhh...anak yang malang. Dia baru berusia 12 tahun tapi sudah dijemput oleh tuhan. " terang sang suster dan kembali fokus mengecek kesehatan xiao mei. Setelah mengecek semuanya dia berpamitan dan meninggalkan ruangan tersebut. Wang yibo masih memikirkan apa yang di katakan sang suster. Dia mempunyai firasat buruk, tapi dia tepis dan kembali fokus mengupaskan apel untuk putrinya.

"Papa! " panggil xiao mei

"Iya sayang?" Jawab lembut wang yibo

"Papa...apa meimei akan seperti anak itu?" Tanya polosnya

Deg!

Wang yibo menjatuhkan apel yang dia pegang. Lalu memeluk anaknya dengan erat.

"Ke-kenapa meimei berkata seperti itu? " tanya yibo

"Dia juga kena penyakit sama seperti meimei, jadii..." jawab xiao mei dengan kalimat terakhir ragu untuk dilontarkan
"Tidak!...meimei anak kuat!...meimei akan sembuh!...papa akan usahakan apapun untuk meimei!...pasti!! " ucap wang yibo yang sepenuhnya sebenarnya menyemangati dirinya sendiri.

Meimei pun tersenyum sampai matanya tak terlihat. Senyumnya begitu cerah dan manis seperti senyuman yang sudah tau semuanya. Ya meimei mungkin masih anak-anak tapi ingat jiwa yang ada di dalam tubuhnya itu orang dewasa.

"Makasih papa...meimei sayang papa.... Meimei sayang daddy dan saaaayaanggg~ semuanya....hehehehe" ucapnya dengan ceria tapi pedih entah mengapa.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG ~

Happy Little Family (zhanyi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang