Hasil Penyelidikan Awal

78 10 5
                                    


"Apa yang paling pahit dari kebenaran yang tidak kita sukai? Sayangnya, semakin dewasa, kita semakin harus terbiasa dengan banyak kenyataan yang tak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Terkadang kita sudah memprediksinya tapi, seringnya kita melukai diri dengan sengaja dan berharap ada kebohongan manis yang menyelimutinya."

*****

"Baik," jawab Seungkwan ikut bersemangat.

"Lah?" gumam Jeonghan dengan sangat pelan. Dia menoleh pada Seungkwan yang duduk di kursi kosong samping dirinya. Ruang yang sengaja disediakan Seungcheol.

"Oke, kemarin karena satu dan dua hal. Kita malah bubar gitu aja. Sorry banget jadi terkesan nggak jelas," kekeh Seungcheol kikuk. "Sebelum lanjut, gue mau perkenalkan 2 anggota lagi. Ini Hoshi," ujarnya sambil menunjuk Hoshi.

Hoshi melambaikan tangan dan tersenyum.

"Dia lagi ngambil spesialis bedah, sekarang magang di Rumah sakit yang kemarin Jeonghan dirawat," jelasnya.

Para anggota hanya mengangguk saja, toh mereka sudah tau juga.

"Kalau yang ini Jun, Dia dokter juga." Seungcheol menghentikan penjelasannya.

"Dokter apa?" tanya Jeonghan dengan ramah.

"Kebiasaan lo, kalau ngejelasin profesi gue yang lengkap, tolong," ucap Jun terlihat kesal.

"Hahaha iya, iya. Jun Dokter. Tapi pasiennya manusia yang udah mati," jelas Seungcheol sambil tersenyum.

Jun merotasikan matanya, "Dokter forensik," tegasnya.

Dia tak paham kenapa Seungcheol sangat senang menyebut dirinya dokter untuk orang mati. Meskipun memang benar, bagi orang awam profesi itu terdengar aneh dan menakutkan, bukan?

"Oke, perkenalan selesai. Sekarang silahkan masing-masing tim menjelaskan hasil penyelidikannya." Seungcheol kemudian duduk untuk memberikan kesempatan anggotanya berbicara.

"Tim gue dulu ya?" pinta Woozi dengan percaya diri. Namun, setelahnya anggota tim Woozi saling berpandangan, lalu Minghao lah yang akhirnya berbicara.

Dia berdiri dan maju ke depan dengan membawa beberapa kertas contekan. Ditatapnya satu persatu anggota di ruangan itu, membuat suasana menjadi tegang.

"Hasilnya, bukan kecelakaan," ujar Minghao to the point dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Hah?" Sebagai detektif, Wonwoo sangat tidak suka dengan kesimpulan itu.

Para anggota lainnya hanya mengerutkan kening, Woozi menggelengkan kepala, Seungcheol bahkan sampai mengangkat alisnya. Hal itu membuat mood Minghao sedikit turun.

"Intro dulu dong! Bridging, isi, baru simpulan. Lo kata gue paham?" protes Mingyu.

"Hah," dengus Minghao pasrah. Ini nih yang dia tidak suka dengan kaum-kaum pelajar. Selalu harus disuapi, begitu menurutnya.

Minghao membuka coat-nya, kemudian mengambil dua buah amplop coklat dan menyimpannya di atas meja. Tak lama dia juga mengambil flashdisk dari saku yang lainnya. Juga mengeluarkan pointer untuk presentasi.

 Juga mengeluarkan pointer untuk presentasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang