Jangan Bercanda!

116 12 4
                                    

"Meskipun gue nggak banyak omong. Bukan berarti gue diem!" Seungcheol 

*****

Pagi-pagi sekali Seungcheol sudah berangkat menuju kampusnya. Dia pergi beberapa saat setelah Siwon. 

Seokmin dan Mingyu yang sedang mandi dan bersiap ke kampus bahkan tak menyadari kepergian kakak sepupu mereka. Padahal Seungcheol tak ada kuliah, tugasnya pun sudah dikumpulkan, jauh sebelum batas waktu pengumpulan. 

Mobil yang dikendarainya melaju cukup cepat. Untungnya jalan menuju kampus berlawanan arah dengan kantor sang Ayah. Hingga tak kena marah karena ketahuan mengemudi dengan sedikit ugal-ugalan.

Sesampainya di kampus, dia langsung parkir di lobi. Menyerahkan kunci mobilnya pada satpam yang berjaga, lalu segera menuju kelas Jeonghan. Sudah tak aneh, memarkirkan mobil Seungcheol adalah pekerjaan sampingan yang sangat menguntungkan bagi mereka. 

"Mana Jeonghan?" tanya Seungcheol yang berdiri dengan tatapan tajam di ambang pintu.

Beberapa mahasiswa yang ada di kelas Jeonghan langsung menoleh lalu terdiam. Mereka bingung harus menjawab apa. Terlebih ekspresi Seungcheol yang tidak bersahabat membuat nyali mereka ciut.

"Dimana? Mana jeonghan? " bentak seungcheol tak sabar. 

Selama kuliah, baru kali ini Seungcheol bersikap arogan dan terlihat marah pada teman-teman yang tidak terlalu dikenalnya. Sikap Seungcheol membuat beberapa kenalannya ketakutan dan segan untuk buka suara. 

"Jeonghan?" Sebuah suara terdengar dari belakang tubuh Seungcheol. 

Tentu saja Seungcheol langsung balik badan memeriksa sosok di belakangnya 

"Jeonghan ada di rumah, dia nggak ke kampus hari ini." 

Ternyata itu suara Joshua. Dia menjelaskan keberadaan saudaranya dengan wajah tenang. Tidak terlihat bahwa dia terintimidasi dengan sikap Seungcheol. 

Seungcheol langsung menarik kerah baju Joshua dan menyeretnya kemudian mendesaknya ke tembok. 

Seungcheol melemparkan sebuah kartu nama yang sudah berbentuk bola kusut ke wajah Joshua. 

"Bilang sama kembaran lo, jangan main-main sama gue! Atau gue habisin keluarga lo!" ancam Seungcheol dengan deep voice-nya. 

Joshua yang biasanya tenang dan haha hihi menghadapi hidup kini hanya terdiam. Untungnya Mingyu segera datang dan memiting leher Kakak sepupunya, upaya spontan itu berhasil. Joshua terlepas dari cengkraman Seungcheol dan bisa mundur beberapa langkah. 

Sementara itu, lelaki yang sedang mereka bicarakan baru saja tiba di kampus. Jadwal rebahannya terganggu oleh makhluk tak kasat mata, yang sejak matahari terbit terus memaksanya menemui Seungcheol. Tak lain Seungkwan dalam bentuk jiwa tanpa raga. 

"Hyung! Kau punya surat izin mengemudi hasil nyogok yah? Ngaku lo hyung!" tuduh Seungkwan sambil berjalan di samping Jeonghan. 

"Sekarang apa lagi?" geram Jeonghan sambil berbisik. 

"Kau pengemudi yang buruk, mobilmu berjalan sangat lambat!" omel Seungkwan lagi. 

"Itu karena kau berisik! Aku tak bisa konsentrasi!" bisik Jeonghan lagi. Dia sebenarnya tak ingin meladeni Seungkwan, apalagi di area kampus. 

Takut disangka sakit karena berbicara sendiri. 

"Ah, terserahlah. Pokoknya kita harus segera menemui Seungcheol Hyung. Kalau tidak, masalah bisa semakin rumit." Seungkwan kali ini terdengar sangat serius. 

Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang